Author POV
Pagi ini matahari nampak berwarna merah terang. Seolah cahayanya memperingatkan manusia bahwa ada entensitas lain yang berbaur bersama mereka. Kehadiran yang dikait-kaitkan dengan makhluk diluar jangkauan mereka. Sosok makhluk putih pucat bertaring dan peminum darah.
Gadis bernama Selene Gabriella A. itu tengah berada di ruang kerjanya sembari netranya menatap datar pada jendela. Memandang kosong ke arah datangnya cahaya, tangannya ia ulurkan ke arah cahaya. Tampak baik-baik saja karena dia merupakan vampire murni, yang tak akan terluka jika terkena cahaya.
Menandakan betapa tinggi dan kuatnya kedudukannya sebagai salah satu vampire berdarah murni. Yang mampu mengubah manusia menjadi vampire. Sisi menakutkan yang membuat dia dan keluarganya begitu disegani dan ditakuti vampire-vampire lain. Di lain sisi dia baru saja tiba di dunia manusia dan menjalankan kegiatan remaja pada umumnya.
Ya dia bersekolah di dunia manusia mencoba berbaur dengan mereka. Cikal bakalnya untuk memimpin kerajaan suatu saat nanti. Seperti gadis remaja pada umumnya dia tengah disibukkan dengan urusan sekolahnya. Mulai dari bangun pagi, mandi sarapan lalu berangkat sekolah. Semua nampak normal layaknya remaja pada umumnya. Tanpa curiga bahwa dia bukanlah sekedar gadis biasa.
Langit masih tetap berwarna merah dan perlahan memudar menjadi warna oranye. Berkas-berkas sinar mulai merambat kemana-mana. Sang gadis tampak menikmati waktunya. Memandang datar ke arah datangnya cahaya.
Seolah menegaskan " itu tak berarti apapun bagiku". Tatapannya tajam tapi mengandung kekosongan. Apalagi ditambah hawa kematian yang senantiasa menguar melingkupi dirinya. Ya dialah sang vampire murni, makhluk predator yang ditakdirkan meminum darah seumur hidupnya. Selene adalah nama panggilannya.
****************************
Selene Pov
" Gevan", panggilnya.
Sesosok laki-laki tinggi tegap berdiri tepat dibelakangnya menggunakan pakaian hitam khas pelayan. Menunduk hormat pada sang nona. Yang tak lain ialah Selene, putri mahkota dari kerajaan vampire.
" Ya, nona ", balasnya.
Selene terus menatap tanpa kedip ke arah sang butler. Mata hijau tajamnya memindai tiap inci tubuh kekar sang pelayan. Hingga pandangannya jatuh pada lekuk leher sang pelayan.
" Bagaimana bisa tak sembuh?", gumamnya.
" Ah sepertinya anda lupa jika yang melukai vampire murni bekas ini takkan hilang jika bukan disembuhkan oleh vampire yang memberi luka tersebut", jelasnya panjang lebar.
" Berisik ", dengus Selene.
Gevan tertunduk ketakutan, bahunya bergetar samar. Aura intimidasi menguar di penjuru meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Thirsty
VampireMoon Godness mempertemukan keduanya berkat takdir. Mengikat keduanya sejak masa dalam kandungan. Selene yang merupakan vampire murni nyatanya berjodoh dengan manusia bernama Sean. Laki-laki aneh yang seenaknya mengklaim dirinya sebagai milik lelaki...