03 Him

297 13 0
                                    

Selene POV

Sean, nama laki-laki disampingku. Tampan, tinggi, pintar, kaya. Kombinasi sempurna yang mewarnai hidupnya. Wajahnya cukup populer di sekolah dan dijadikan layaknya maskot kebanggan sekolah.

Satu-satunya penerus dan pewaris tunggal keluarga Miller. Dan betapa beruntungnya aku dia adalah pasangan takdirku. Betapa malangnya dia harus terikat takdir dengan makhluk buas sepertiku. Milik seorang Selene Gabriella Andonov.

Satu-satunya manusia yang dengan gilanya. Berani mengklaim ku sebagai miliknya.

" Manusia yang menarik", batinku.

Mata birunya terus menatap ke arahku. Ada semacam obsesi, cinta dan entahlah apa itu. Apalagi seringai terus muncul dari bibir sexy nya.

" Tunggu, sexy?".

Segera ku gelengkan kepala mencoba mengusir hal yang barusan ku pikirkan.

" Sadar, Selene. Dia hanya makananmu kamu tak boleh tertarik padanya", batinku mencoba rasional.

Wajah tampannya seakan menggodaku. Apalagi aku mulai mencium aroma citrus dan mint, bau asing yang anehnya menyegarkan dan menenangkan.

Hidungku mencoba mengendus darimana asal bau ini. Dan seperti takdir laki-laki bermata biru itulah pemiliknya.

" Rupanya kau pemiliknya".

*****************************

Selene mencoba memfokuskan pandangannya. Netranya bertemu pandang dengan lelaki itu. Lelakinya yang bernama Sean Alexandrio Miller. Satu-satunya penerus dan pewaris tunggal Miller Company. Dia ditakdirkan menjadi pasangan hidupnya. Menjadi milik seseorang makhluk penghisap darah.

Ya lelaki bermanik biru itu adalah pasangannya. Satu-satunya makhluk yang dinantikannya sepanjang 16 tahun ia hidup.

Lihat bahkan sejak gadis itu memasuki kelas. Tatapan tajam terus mengawasinya hingga sekarang.

Apalagi Mrs. Jasmine menunjuknya berbagi tempat duduk dengan Selene.

Membuat wajah minim ekspresi itu menyeringai lebar. Merasa puas karena guru di depan mengerti kemauannya.

Ketika Selene sampai ditempatnya dia segera menggeser posisi duduknya. Menempati kursi yang sebelumnya dirinya pakai.

Tangannya ia arahkan pada rambut panjang sang gadis. Memilinnya lembut dan jangan lupakan wajahnya yang ia dekatkan pada Selene.

" Be mine honey. I will give you everything you want", bisiknya.

Selene tetap santai menanggapi sementara Gevan terbakar amarah. Merasa geram menyaksikan langsung lelaki di samping sang nona bertindak kurang ajar.

Ingin rasanya Gevan menepis tangan itu tapi dia tersadar akan sesuatu. Laki-laki itu adalah pasangan takdir sang nona. Yang berarti akan menjadi junjungannya juga.

Untuk itu dia menahan diri, dan benar laki-laki itu berteriak menyuruh seluruh penghuni kelas keluar. Disusul sang nona yang turut menyuruhnya keluar.

Kini tersisa Selene dan Sean, vampire dan manusia. Terdengar berbahaya membiarkan manusia biasa dengan seorang vampire di satu ruangan.

Perkenalan singkat yang diubah menjadi ajang saling memuaskan obsesi masing-masing. Ya Selene mengakui dirinya menjadi milik Sean dan dia menggigit Sean sebagai balasannya.

Selene yang sudah dibutakan hasratnya menatap penuh peringatan padanya. Bahwa tidak ada jalan untuk kembali sekalipun laki-laki itu memohon untuk lepas darinya.

Blood ThirstyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang