Gadis bersurai ungu tampak sibuk membolak-balikkan buku kuno dihadapannya. Sembari tangannya bergerak memasukkan bahan ramuan dalam sebuah kuali besar. Kegiatan itu telah dilakukannya dalam waktu yang lama. Kegiatan terintrupsi oleh kedatangan lelaki jangkung dibelakangnha. Dia tiba-tiba bertanya tanpa menoleh pada lawan bicaranya. Menanyai sosok itu tanpa basa-basi.
" Dimana keberadaan gadis sialan itu, Kal". Ucap sang gadis tanpa menoleh. Asyik dengan kegiatannya yang tengah meramu.
" Hormat hamba nona. Dia saat ini menghilang. Ku rasa inilah kesempatan anda mendekati lord". Saran pemuda yang dipanggil Kal itu. Menyuarakan pendapatnya tanpa basa-basi.
" Hm. Maksudnya aku harus menyamar sebagai si sialan itu", geram sang gadis. Merasa tak terima harus berpura-pura sebagai gadis yang beresiko menghalangi hubungannya dengan Aloysius.
" Itu hanya saran nona. Selebihnya itu urusan anda". Kalix menjawab dengan datar. Pandangannya kosong menatap dingin sang nona.
" Hm saran mu bagus. Meski aku sedikit kesal mendengarnya". Balasnya dan berbalik badan lalu melumat bibir Kalix.
Ciuman itu berlangsung lima menit lamanya. Saling berperang lidah dan memuaskan hasratnya masing-masing.
" Jangan membuatku kesal. Kali ini kamu aku ampuni, tampan". Kekehnya. Mengelus sensual lengan Kalix.
" Senang mendengar nya dari gadis secantik anda nona". Ucap Kalix mencubit pelan pipi mulusnya. Menahan diri sebaik mungkin untuk tak menebas kepala gadis dihadapannya ini.
" Mulutmu manis sekali", desisnya. Menatap lapar bibir Kalix.
Kalix diam-diam mencibir dalam hatinya. Menahan diri untuk muntah mendengar pujian elf itu padanya. Tapi demi lord dan sang lady dia sanggup melakukan apapun. Meski harus tersiksa berpura-pura mengabdi padanya.
" Apa yang sedang anda buat nona?", tanya Kalix menatap datar kuali didepannya. Matanya menatap remeh pada satu kuali besar dihadapannya.
" Ramuan pencuri jiwa", jawabnya ceria. Tanpa menyadari lelaki itu menatap cemoh pada hasil karyanya.
" Sepertinya anda ingin melakukan sesuatu yang menarik", bisik Kalix. Mulai melancarkan godaan mautnya. Merapatkan tubuhnya pada sang elf. Memeluknya dari belakang.
" Hm tunggu saja tanggal mainnya", seringainya.
" Adakah hal lain yang anda butuhkan nona?", tanyanya.
" Tidak. Pergilah awasi calon suamiku", usirnya kesekian kali.
" Baiklah nona. Selamat tinggal".
" Cih calon suami katanya. In your wildest dream, miss", cemoh Kalix dalam hati.
***************************************
Black kingdom palace
Dunia immortal sedang dilanda oleh suasana yang mencengkam. Kabut hitam mengelilingi seakan menunjukkan peristiwa besar akan terjadi. Lord yang beberapa millenium menghilang tanpa jejak tiba-tiba muncul beserta para pengikut setianya. Lord mereka telah kembali. Kembalinya sang lord menjadi sebuah angin segar bagi roda pemerintahan Black Kingdom Palace, sebagai pusat pemerintahan dari dunia immortal. Lord mereka tengah menahan kesedihan yang luar biasa akibat sang mate yang menghilang.
Dunia yang dulunya hancur kini kembali terseret dalam kegelapan. Sang Lord terus mengamuk tak terkendali. Bahkan melakukan sedikit kesalahan bisa berakibat kematian. Kembali ke kebiasaannya terdahulu. Menghukum mati siapa saja yang menghalangi jalannya.
Seperti sekarang dia meninggalkan dunia manusia dan kembali melangkahkan kakinya ke dunia immortal. Dunianya yang sesungguhnya. Tempat ia dan sang mate berasal, dunia manusia hanyalah persinggahan sementaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Thirsty
VampireMoon Godness mempertemukan keduanya berkat takdir. Mengikat keduanya sejak masa dalam kandungan. Selene yang merupakan vampire murni nyatanya berjodoh dengan manusia bernama Sean. Laki-laki aneh yang seenaknya mengklaim dirinya sebagai milik lelaki...