Selene melarikan diri tak lama setelah mengacaukan seluruh mansion kekasihnya. Menghilang seolah eksistensinya tak pernah ada. Meninggalkan mayat-mayat penjaga dan dua vampire yang sekarat karena ulahnya.
Dia merasa marah pada keadaan, bertahun-tahun hidup sebagai vampire. Baru kali ini dia merasa begitu bodoh karena dengan mudahnya terpengaruhi tipu muslihat orang² disekitarnya. Membuatnya seakan menjadi boneka dalam hidupnya sendiri. Dikendalikan dan diatur sesuai kemauan seseorang. Dia ingat siapa dirinya dan alasannya dilahirkan kembali. Dengan penampilan yang serupa dengan kekasih sekaligus pasangan Lord Aloysius. Mate tampan yang dia kira miliknya ternyata bukan ditakdirkan untuknya.
Begitulah anggapannya begitu melihat kilasan masa lalu yang sayangnya itu merupakan dirinya di masa lalu. Terasa menyakitkan, bahkan hingga sekarang rasa sakit itu seolah mengakar dalam dadanya. Membuat sesak seolah dia tenggelam dalam dinginnya kenyataan.Dia mencoba menegarkan diri dengan mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Mencoba menenangkan atau lebih tepatnya meyakinkan dirinya bahwa baik itu Sean ataupun Aloysius hanyalah miliknya.
Bukan milik Celia ataupun elf s***** itu, baik dulu hingga sekarang harus selalu miliknya. Dia tak berniat kabur hanya mencoba menjernihkan pikirannya.
Berniat menata diri dan mengendalikan dirinya. Memilih melarikan diri jauh dari Perancis ke sebuah negara tropis yang jauh dari pandangan. Ya dia memilih negara Filipina. Negara yang terletak di benua Asia lebih tepatnya Asia Tenggara. Yang merupakan negara kepulauan tempatnya bersembunyi.
Sudah dua hari dia berada disini di pusat kota Manila, ibukota dari Filipina. Menyamar sebagai turis dan memperpanjang perijinan tinggalnya. Dia berencana menetap disini memilih menghilang dari semuanya. Hanya disini dia bisa menjadi dirinya sendiri. Tanpa bayang-bayang masa lalu. Tak lupa dia mengubah penampilannya dengan baik.
Mewarnai rambut hitamnya menjadi pirang. Mengenakkan contact lens biru turut menyempurnakan penyamaran miliknya.Dia yakin Aloysius tak mampu menemukannya. Karena hanya dia yang telah menandai sang pasangan. Dia berfikir jika Aloysius sulit menemukan keberadaannya. Karena dia sudah meninggalkan semuanya. Dan memulai kembali dari awal. Identitas baru, penampilan baru, dan tentu kehidupan yang baru.
Menikmati waktu sebaik mungkin sebelum mate nya datang. Dia memilih menjalani hari dengan normal. Shopping dan pergi ke perpustakaan di pusat kota, berburu dan pulang. Hanya itu kegiatannya selama seminggu ini. Tanpa terdeteksi siapapun, dia berburu para penjahat terkenal. Beban di bumi akan menghilang jika remahan seperti mereka menghilang. Pikirnya dengan seringainya.
Seperti saat ini Selene berhasil memancing penguntit yang membuntutinya selama beberapa hari terakhir. Seorang laki-laki berambut dark brown dengan topi yang menutupi wajahnya. Sekilas terlihat seperti penjahat. Ya apapun itu dia tak peduli karena orang itu salah berani mengusiknya.
" Ada yang bisa saya bantu, Tuan", ucap Selene muncul dibelakang tubuhnya.
" Kau ..kau bagaimana mungkin", sahutnya kaku.
Tak mengira Selene menghilang dari pandangannya dan muncul tiba-tiba." Wanna play", kerling Selene.
Mengedipkan mata menggoda pria itu. Mangsa yang empuk karena Selene hanya memburu mereka yang kotor." I'm Seth, baby. Be mine or die", ancam pria itu mengeluarkan pisau dari saku jaketnya.
Mengarahkan benda tajam ke leher Selene. Membuat vampire muda itu terkekeh ditempatnya." Psychopath, hm", kekeh Selene.
Pisau itu melukai sedikit leher Selene, tidak ada ringisan yang keluar. Seth menyeringai menatap gadis didepannya." Come here, baby", Seth mengulurkan tangannya pada Selene.
Yang diraih cepat olehnya, Selene balik memeluk tubuh Seth.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Thirsty
VampireMoon Godness mempertemukan keduanya berkat takdir. Mengikat keduanya sejak masa dalam kandungan. Selene yang merupakan vampire murni nyatanya berjodoh dengan manusia bernama Sean. Laki-laki aneh yang seenaknya mengklaim dirinya sebagai milik lelaki...