36 - SWEET SEVENTEEN

23 1 0
                                    

Happy reading ♡



Queenza memasuki ruangan yang sudah didekorasi dalam rangka merayakan hari ulang tahun Queenza ke-17. Di wajahnya terbit senyuman manis melihat ruangan itu telah dihadiri oleh orang-orang terdekatnya.

Merry, Arion, Gerald, Opa Ehan, Pio, serta sepasang suami-istri yang tak lain ialah Arkan dan Reani kompak berdiri dengan tatapan lembut tertuju pada Queenza.

Perlahan, nyanyian merdu mulai mengalun indah di telinga Queenza.

Happy birthday to you
Happy birthday to you
Happy birthday Queenza
Happy birthday our Queen

Queenza mengembangkan senyumnya setelah lagu selesai dinyanyikan. Senyum itu semakin mengembang kala Merry melangkah menujunya. Queenza memeluk erat Mama nya itu.

"Happy birthday, sayang." Ujar Merry.

Queenza mendongak lalu kembali tersenyum. "Thank you, Mama."

"Anak Mama udah besar, kamu harus jadi anak paling bahagia, Queen." Tutur Merry sambil tangannya mengelus pipi chubby Queenza.

"Pasti."

Pelukan mereka terlepas saat suara Arion terdengar. "Mama aja, nih, yang dipeluk? Papa enggak?"

Queenza menoleh pada Arion yang menatapnya dengan muka yang sudah di buat memelas agar menarik perhatian putrinya itu. Queenza terkekeh geli sebelum berjalan menghampiri Arion.

Arion merentangkan kedua tangannya agar gadis itu bisa masuk dalam dekapannya. Ia memeluk Queenza seraya mengelus belakang kepala Queenza lembut. "Happy birthday, little lady." Arion menatap Queenza dalam dekapannya. Gadis kecil yang selama ini diratukannya sudah tumbuh besar. Arion tak sanggup membayangkan jika saja sudah sampai waktunya pada Queenza untuk menikah. Ia masih tak rela melepaskan putri semata wayangnya pada lelaki lain.

Queenza melepaskan pelukan mereka. "Thank you, Dad."

"Queenza, selamat ulang tahun, sayang." Itu suara Reani yang berdiri bersama Arkan---suaminya---beberapa meter di belakang Queenza.

Queenza menghampiri mereka. "Makasih Bunda Ani."

Arkan menyodorkan sebuah kotak kado berukuran sedang pada Queenza. "Nih, dari Om sama Bunda." Ujar Arkan.

Queenza yang melihatkan berbinar. Ia menerima kado itu dengan senang hati. "Makasih, Om, Bunda!" ujar Queenza semangat.

Arkan dan Reani yang melihatnya tampak gemas. Mereka terkekeh seraya mengelus puncak kepala Queenza.

"Queenza!!"

Queenza menoleh dan mendapati Pio yang berdiri dengan sebuah paper bag berwarna kuning di tangannya. Lantas ia menghampiri sahabatnya itu. "Pio kok sendirian? Vira mana?" tanya Queenza saat tak mendapati kembaran sahabatnya.

"Ah, Vira ngikut bokap meeting sama rekan kerjanya." Jawab Pio seadanya.

Queenza hanya menganggukkan kepalanya. Setelah itu, ia menyodorkan tangannya membuat Pio menatapnya bingung. Mendapati tatapan bingung Pio, Queenza menghela nafas. "Kado buat aku." Ujar Queenza.

Queen's Life GuardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang