44 - USAHA

45 0 0
                                    

Happy reading ♡



"Ja, gue punya pertanyaan. Boleh gue tanya?" Dava bersuara.

Queenza menatap penasaran. "Tentang apa?"

"Hubungan kita."

Queenza membeku. Ia menunduk dalam tanpa mengatakan apa-apa.

"Eja... hubungan kita masih sama seperti sebelumnya, kan?" tanya Dava seolah menuntut jawaban Queenza. Dalam suaranya terdengar jelas penuh dengan harapan.

Queenza menggeleng pelan. "Aku nggak tau, Dava..."

Dava terdiam melihat reaksi yang Queenza berikan. Ia sedikit kecewa dengan hal itu. "Lo maunya kayak gimana, Ja?" tanya Dava berusaha sabar.

"Aku nggak mau putus..."

Mendengar hal itu sontak senyum lebar langsung terulas di wajah tampan Dava. Ia seperti masih memiliki harapan pada hubungannya dengan Queenza. "Kalau gitu kita pertahanin hubungan ini---"

"Enggak bisa!" potong Queenza langsung. Melihat Dava yang terdiam dengan tatapan menuntut penjelasan membuat Queenza kembali bersuara. "Aku... aku nggak mau buat Papa sama Abang marah, aku juga nggak mau putus sama Dava... tapi, tapi..." Tiba-tiba Queenza kehabisan kata. Ia terlihat seperti orang linglung yang tidak tahu bagaimana caranya bersuara.

Dava meraih sebelah tangan Queenza yang terletak di atas meja dan menggenggamnya. "It's okay, pelan-pelan aja. Gue bakal dengarin pendapat lo," ujar Dava lembut.

Queenza merasa dadanya sesak. Ia memalingkan wajah menyembunyikan matanya yang sudah berair. "Aku nggak tau harus gimana..." cicit Queenza.

Dava menatap lekat Queenza. Ia tidak senang melihat Queenza yang seperti ini. Dava memikirkan cara apa yang bisa digunakan untuk memberikan semua yang terbaik untuk Queenza. Seperti; hubungan mereka terus berlanjut namun dengan restu keluarga gadis itu.

Dava berdehem kembali. "Selain itu, gimana dengan perasaan lo ke gue?" Dava mengalihkan topik. "Lo benci gue?"

Dengan cepat Queenza menoleh menggeleng. "Enggak!"

Dava langsung menyeringai. "Kalau gitu... lo cinta gue?"

Mendengar hal itu membuat wajah Queenza memerah.

"Diam artinya iya." Dava menampilkan senyum puas.

Queenza kembali mengalihkan pandangannya.

''Gue nggak masalah kalau lo mau kita jaga jarak. Tapi, " Dava menghentikan kalimatnya sebelum melanjutkan, "setidaknya, please... balas chat gue." Dava berujar dengan suara pelan dan memohon.

Queenza mengantupkan bibirnya rapat. Ia merasa bersalah karena selama seminggu ini mengabaikan laki-laki itu. "Maaf..."

Dava menggelen pelan lalu tersenyum. "Nggak perlu minta maaf. Ini semua salah gue."

Alis Queenza mengernyit seolah tak setuju dengan apa yang Dava katakan. "Kenapa salah Dava?"

"Karena gue, ini semua terjadi." Dava mendongak menatap langit-langit kelas. "Seandainya waktu itu gue bisa nahan rasa cemburu gue..." Dava bergumam pelan. Selanjutnya ia kembali menatap Queenza dengan sorotan bersalah. "Maafin gue, ya?"

Queen's Life GuardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang