59 - YOU MUST

29 0 0
                                    

Happy reading ♡



Mobil yang dikendarai oleh Dava tiba di tempat tujuan. Ia bersama dengan Gerald sekarang. Gerald lebih dulu turun dengan terburu-buru. Keadaan sekitar ramai, ada mobil polisi dan ambulan di sana. Ada juga orang berkumpul mengelilingi tempat kejadian.

Brak

Gerald mendorong pintu masuk toko bunga milik Mamanya dengan gerakan kasar. Nafasnya memburu, wajahnya panik. Ia mengedarkan matanya mencari keberadaan gadis yang sejak tadi menggerayangi pikirannya.

"Di mana Mama?" tanya Gerald pada salah seorang pekerja di sana.

Perempuan berusia sekitar dua puluh enam tahun itu sedikit membungkuk tanda hormat pada tuan mudanya. "Di halaman belakang, Den. Bareng Non Queenza juga, lagi---"

Tanpa ingin perempuan itu menyelesaikan kalimatnya, Gerald langsung mengambil langkah ke tempat yang di sebutkan tadi.

Gebrakan pintu kembali terdengar. Kompak penghuni yang tengah asyik bersenang-senang bersama berbagai macam tangkai bunga menoleh dengan raut terkejut. Terlebih Queenza yang terlihat sedang merangkai beberapa bunga yang baru saja dipetiknya bersama Merry. "Kak?"

Langkah Gerald lebar dan cepat. Ia menghampiri Queenza dan langsung menariknya ke pelukan. Mendekap erat tubuh gadis itu. Kepalanya tenggelam di leher Queenza.

Queenza tampak kebingungan dengan gerakan tiba-tiba ini. Ia hendak mendorong pelan bahu Gerald, ingin menatapnya namun ditahan oleh lelaki itu agar tak melepaskan pelukan. "Kamu kenapa?" tanya Queenza pelan. Ia merasa tubuh Gerald bergetar dan lehernya terasa basah. Dapat diyakini lelaki itu tengah menangis. Queenza memilih untuk diam sejenak, membiarkannya tenang terlebih dahulu.

Setelah dirasa tenang, Gerald perlahan mendongakkan kepalanya. Menatap Queenza yang juga menatapnya dengan raut khawatir. "Aku lega kamu nggak apa-apa." Suara Gerald bergetar.

Queenza mengerjab. "Memangnya aku kenapa?"

Gerald menghela nafas, kembali memeluknya. Kepalanya ia sandarkan di bahu gadis itu. "Dava bilang ada kecelakaan disini."

"Iya, memang ada. Ada korban jiwanya juga. Dan kebetulan Queenza tadi dekat dari tempat kejadian, syukurnya baik-baik aja," jelas Merry yang tadinya hanya diam. Wanita itu menghampiri kedua anaknya. "Cuma tergores sedikit kena serpihan kaca."

Gerald yang awalnya fokus mendengar penjelasan Mamanya, beralih menatap Queenza. "Mana yang kena?"

Gadis itu menunjukkan lengan sebelah kiri, bagian siku yang sudah terbalut kapas. "Cuma dikit doang, kok."

Tangan Gerald terangkat untuk mengelus sekitaran luka yang telah ditutupi itu. "Sakit?"

Queenza menggeleng. "Queen nggak kenapa-napa, Kak."

Akhirnya, Gerald dapat kembali bernafas normal. Ia lega, lega karena firasat buruknya tak menjadi kenyataan. Ia lega karena Queenza tak mengingkari janjinya. Lega bahwa ia masih bersama gadisnya saat ini.

Teringat sesuatu, Gerald kembali bersuara. "Terus handphone kamu kenapa nggak aktif? Pesan dari aku juga cuma di read doang."

Queen's Life GuardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang