Pagi itu, di tempat yang berbeda di Lembah Biru dan beberapa desa serta daerah-daerah di sekitarnya terjadi geger karena warga menemukan mayat yang sudah dikafani di depan rumahnya. Setelah dilihat itu adalah mayat keluarganya yang telah lama menghilang. Tidak ada yang tahu siapa yang telah mengantar mayat-mayat tersebut.
Sementara di rumah tengah, Sumila, Mbah Wir dan Sawedang masih terus sibuk mengurus orang-orang yang terluka.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Orang-orang yang sudah sembuh mulai meninggalkan rumah tengah. Tiga bulan kemudian, rumah tengah telah benar-benar sepi. Tinggal Mbah Wir sendiri duduk di pendopo sambil menikmati rokok klobotnya.
Mbak Wir terus berusaha mencari keberadaan Lacip, namun tidak pernah mampu menembus kedalaman Jurang. Mbah Wir juga tidak berani berucap sepatah kata pun tentang Lacip di depan Sumila. Bebera tahun kemudian, Mbah Wir menikahi Sumila. Mereka dikaruniai sepuluh putra-putri, salah satu putri mereka yang mendiami rumah tengah bernama Siti Sa'adah. Siti Sa'adah menikah dan mendiami rumah tengah. Hubungan baik dengan Gusti Pangeran Sawedang juga masih terjalin dengan baik, Siti Sa'adah dan anak-anaknya juga memiliki hubungan baik dengan Sawedang.
Lalu bagaiman nasib Lacip? Apa dia akan menjadi penghuni abadi jurang?
_______________________
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMBOLO GENI BOLO SEWU
HorrorKisah ini adalah kisah yang tidak pernah diceritatakan---untold story. Terjadi tahun 1962, di sebuah dusun kecil bernama Lembah Biru. Letak Lembah biru berada di lereng selatan Gunung Raung dan sebelah timur Gunung Kumitir. Kisah tentang seorang pen...