Bagian 11

4 0 0
                                    

Restoran

"Kita makan disini, Pak?"

"Iya saya sudah memesan tempatnya dari kemarin"

  Hidangan yang di pesan Adrian sudah datang. Mereka juga memutar musik menambah suasana yang menurut Mikaila malah jadi canggung. Adrian memotong steak danging sapi, lalu diberikannya pada Mikaila.

"Makanlah yang banyak"

"Terima kasih"

Mikaila melihat ponselnya.

Kenapa dia tidak membalas pesanku? Apa dia marah?

"Kaila"

"(Terkejut) ya?"

"Kenapa tidak dimakan? Dari tadi kamu perhatiin ponselmu terus. Sedang menunggu kabar dari siapa?"

"Ng, bukan siapa-siapa Pak"

  Saat kau mulai menyukai seseorang, sulit untuk kembali. Adrian

---

  Kaila kembali duduk dimeja kerjanya. Adrian sedang ke ruang pimpinan perusahaan. Kaila kembali memeriksa ponselnya. Tetap tak ada balasan dari Max.

---

Jam makan siang sudah selesai. Max baru sampai di Kantornya. Keringan bercucuran begitu banyak sehingga membuat kemeja Max terlihat basah.

"Max, kamu habis lari maraton ya?" Tanya salah satu senior di Kantor Max.

"(Senyum) tidak. Saya habis dorong motor saya yang mogok"

"Yaelah Max, ganti aja beli yang baru. Motor bututmu itu memang sudah harus pensiun" max hanya membalas senyuman.

---

Kaila berjalan kaki. Adrian menghampiri dan menawarinya tumpangan. Namun kali ini Kaila menolak, karena ia mau mampir ke mini market.

Max masih belum membalas pesanku. Boro-boro dibalas. Baca saja tidak.

Disisi lain, Max melihat Kaila berjalan dengan masih fokus melihati ponselnya. Mikaila tidak menyadari didepannya ada tanda perbaikan gorong-gorong. Max berlari lalu menarik Mikaila.

"(Terkejut) Max"

"Kalau jalan lihat-lihat dong! Kamu gak baca ada tanda itu?! Kalau kamu sampai jatuh bagaimana?! Ngapain juga sih jalan sambil lihat ponsel terus?"

"(Memperlihatkan pesannya yang belum dibalas Max) aku tadi lagi mikir mau menghubungimu atau tidak."

'Kenapa dipikir segala? Toh tinggal menghubungi"

"Ya, aku pikir kamu marah soal tadi kita gak jadi makan siang."

"(Menghela napas) enggak. Aku tadi banyak kerjaan. Lagian salah ku juga tidak menanyakan apakah kamu sudah ada janji"

"Ya, aku minta maaf. Aku lupa kalau Pak Adrian sudah mengajakku"

"Kamu mau makan malam?" Tanya Max. Mikaila mengangguk.

---

"Pak, nasi goreng 2 pedas. Teh anget satu sama esteh satu"

"Ya mas."

--

Tak lama mereka menyantap makanannya.

"Mmm.. udah lama gak makan nasi goreng"

"Kamu sering ya diajak makan bareng sama Direkturmu itu?"

"Jarang sih."

"Apa gak ada yang gosipin hubungan kalian?"  Mikaila terdiam.

"Mm.. aku juga takutnya gitu Max. Tapi aku juga gak enakan."

"Lain kali kamu juga harus berani nolak. Agar temen-temen kantormu tidak ada yang bergosip aneh-aneh"

"Iya.. oh ya bagaimana pekerjaanmu? Kita sudah lama sekali tidak main bareng"

"Hmm, lagi sibuk proyek juga sih. Bentar lagi kan pembangunan hotel. Bukankah itu proyek direkturmu juga?"

"Ah iya. Besok kita mau survei lahan"

"Bakalan nginep dong?"

"Iya. Tapikan cuma satu hari"

Max mengangguk. Suasana menjadi hening. Mereka asik mengunyah makanannya.

----

Apartemen Kaila.

"Makasih ya Max. Oh ya scootermu kemana? Aku baru sadar loh kamu jalan kaki"

"Tadi mogok dijalan. Besok hati-hati ya. Kalau sudah sampai sana, kabari aku."

"Iya, kamu pulang hati-hati"

---

  (Mikaika Pov)

  Kurebahkan tubuhku dikasur empuk ini. Ah , rasanya nyaman sekali. Aku harus segera berkemas karena besok berangkat pagi sekali.

  Kini jam sudah menunjukkan pukul 10.30 malam. Aku bergegas membersihkan diri lalu tidur.

Triiiiingggg,,,,triiiinnggggg

  Aku terbangun karena alarmku berdering. Jam menunjukkan pukul 5 pagi.

  35 menit berlalu. Aku sudah siap.

Ting...tongg...

"Itu pasti Pak Adrian." (Bergegas menarik koper dan membuka pintu)

"Selamat pagi Kaila. Sudah siap?"

"(Senyum) pagi Pak. Sudah"

"Benar tidak ada yang tertinggal. Cek dulu saja"

"Tidak Pak. Lagian kita hanya sehari kan?" Kulihat dia hanya membawa tas. Tidak sepertiku yang membawa koper besar.

"Mm.. kayaknya aku yang bawa banyak barang. Pak Adrian hanya membawa satu tas"

"Tidak apa-apa. Sini saya yang bawa (Membawakan koper) kebutuhan perempuan lebih banyak dari laki-laki. "

"(Senyum) terima kasih Pak.

  Kami tidak punya hubungan spesial, kami juga bukan pasanga. Kami hanya sebatas rekan kerja, tapi aku menyukainya. Adrian

Bersambung...

Mikaila Max (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang