Max Pov
Tanpa sepengetahuan Mama, aku mencari siapa ayah kandungku. Dari jaman kuliah sampai sekarang aku tidak menemukan petunjuk siapa ayahku. Kebetulan malam ini, Mamaku belum pulang dari toko yang dikelolanya. Aku memberanikan diri masuk ke kamarnya. Siapa tahu nanti aku akan menemukan petunjuk.
Ada satu laci yang tidak bisa ku buka. Laci itu terkunci. Sepertinya kuncinya dibawa mama.
Tok..tok..
Terdengar suara ketukan pintu. Aku bergegaa keluar. Ternyata, Mama sudah pulang. Ah, Max! Kenapa kamu malah bertindak seperti pencuri. Seharusnya kamu membicarakannya dengan Mama!
Tapi, aku masih belum berani menanyakan soal ayahku ke Mama. Aku tidak tega melihatnya menangis. Disisi lain, aku sangat ingin tahu wajah ayah kandungku.
"(Menghela napas) Ma..." kulihat Mamaku memijit bahunya. Kuhampiri dia, lalu kupijit bahunya.
"Mama kalau capek istirahat saja. Kan sudah ada karyawan. Kenapa Mama masih bekerja si"
"Mama gak bisa diam dirumah, sudah kebiasaan"
"Tapi tetap saja. Ah.. Mama jangan capek-capek ya.. " ( Mama tersenyum)
"Ma,.. ada yg ingin aku tanyakan."
"Apa?"
"Soal... siapa ayah kandungku. Sebelum itu, Max minta maaf karena tadi Max masuk kamar Mama tanpa ijin Mama. Karena Max mau cari petunjuk soal ayah kandung Max."
Mamaku terdiam. Lalu ia memegang tanganku.
"(Menghela napas berat) Mama sudah menduga bahwa suatu saat kamu akan menanyakan ini lagi. Max, maafkan Mama yang sudah egois. Sebentar, Mama akan segera memberitahumu" kata Mama seraya beranjak ke kamarnya.
Tak lama Mama datang, lalu memberikanku foto seorang laki-laki yang menurutku sangat tidak asing.
"Ini.... ayah kandungku?"
"Ya.. dulu dia teman masa sekolah Mama. Kami pacaran sudah sejak SMP. Kami berjanji bahwa akan menikah setelah lulus SMA. Tapi, dia dikuliahkan ke luar negeri, sedangkan Mama harus bekerja karena tidak ada biaya untuk kuliah. Hubungan kami terpaksa harus berakhir. Dia berjanji setelah lulus nanti akan menikahi Mama. Beberapa tahun berlalu, dia kembali. Bahkan, dia mencari Mama ke tempat kerja Mama. Lalu membawa Mama ke hadapan orang tuanya"
"Tentunya orang tua dia tidak setuju dengan Mama. Karena kita beda kasta. Mereka sudah menyiapkan calon untuk anaknya yang tentunya satu kasta dengan mereka. Sampai akhirnya, dia menikahi Mama secara siri. Kita menikah siri sudah 1 tahun dan Mama hamil kamu."
"Tapi, waktu perjalanan dinas. Papamu mengalami kecelakaan. Papamu belum tahu kalau Mama hamil. Mendengar itu, Mama langsung kerumah sakit, namun tidak bisa bertemu dengan Papamu. Karena Mama terus diusir. Mama menyerah tidak bisa berbuat apa-apa. Sepertinya Mama harus sadar diri, akhirnya memilih pindah rumah dan merawat kamu sendirian."
Aku memeluk Mama ku yang terisak. Begitu pahit masa muda Mama. Merawatku sendirian, dan tidak bisa bersanding dengan orang yang dia cintai.
"Maafin aku Ma."
"Aku baru ingat, ternyata Ayah kandungku pemilik JP Group? Perusahaan tempat Max bekerja?" (Mama mengangguk)
"Tunggu, jadi selama ini...."
"(Menggenggam tangan Max) Max, Mama mohon sama kamu. Jangan lah kamu menemui dia kecuali tentang pekerjaan. Jangan beri tahu siapapun soal ini. Mama sudah bahagia hidup seperti sekarang ini. Ini semua lebih dari cukup. Mama mohon sama kamu, jangan beri tahu siapapun."
Aku hanya bisa terdiam.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Mikaila Max (On Going)
RomanceKami sudah sampai ditempat pemancingan. "Hiii...harus cacing ya?". Aku bergidik ngeri melihat cacing yang menggeliat di wadah. "Iyalah" "Max kamu saja yang pasang. Aku.. gak bisa.." (Max menyeringai) "Kamu...takut cacing?" "Ng...nggak bukan takut...