BAB 1

2.2K 195 9
                                    

°°°°

"Junghwan, bangun sayang."

"Eugh 5 menit lagi pa."

Park Jeongwoo, lelaki manis berumur 35 tahun itu menghela nafas pelan ketika mendengar jawaban sang putra.

"Nanti kita ketinggalan pesawat loh, bangun yuk terus langsung sarapan. Papa tunggu di meja makan." ujar Jeongwoo seraya mengelus surai putra nya.

Setelah papa nya keluar dari kamar, Junghwan langsung terbangun dan bergegas ke kamar mandi. Tak ingin mengecewakan papa nya.

Hanya butuh waktu kurang lebih 10 menit untuk Junghwan bersiap karena saat ini ia sedang mengangkat koper nya sambil menuruni anak tangga satu persatu.

"Juju, sarapan dulu." tegur Jeongwoo saat melihat anak semata wayang nya itu yang langsung menuju keluar rumah.

"Juju sarapan di mobil aja boleh?"

"Ya sudah nanti papa siap kan."

Saat sudah sampai di depan rumah, ia langsung memasukkan koper nya itu kedalam bagasi mobil setelah beres dengan pekerjaan nya ia kembali menatap rumah yang sedari ia lahir sudah dia dan papa nya tempati. Tersenyum kecil mengingat kenangan - kenangan indah yang terputar di benak nya.

Apa kita akan bertemu?

"Hei." panggilan dari sang papa membuat Junghwan tersadar dari lamunan nya.

"Kenapa pa?"

"Harus nya papa yang nanya gitu, kamu kenapa melamun?" tanya papa nya lembut, ah ia suka dengan suara lembut papa nya itu.

"Gapapa pa, Juju cuma mikir pasti bakal kangen banget sama rumah ini."

"Kalau proyek papa sudah selesai, Juju bisa main kesini. Okay?"

Junghwan mengangguk semangat mendengar ucapan Papa nya itu.

"Kalau begitu ayo cepat masuk ke mobil pangeran."

Di dalam mobil kedua ayah dan anak itu berbincang ringan sesekali sang ayah melemparkan candaan ringan yang ditanggapi ketawa keras dari anak nya. Junghwan itu humor nya setipis tisu.

Pagi yang indah untuk kedua nya meninggalkan negeri sakura yang selama ini menjadi tempat mereka berpulang.

Sedangkan, di tempat lain. Ada anak kecil yang terlihat mengganggu satu orang dewasa di tempat tidur nya.

"Daddy, ayo bangun!" anak kecil itu berusaha membangun kan yang lebih tua tetapi seperti nya dengan cara halus tak akan membuah kan hasil apapun.

Tiba-tiba saja ide jahil muncul di pikiran nya. Ia berdiri lalu bersiap untuk melompati tubuh daddy nya itu.

Buk..

"Aduh." desisan keluar dari mulut Haruto melihat anak kecil yang sekarang terduduk di perut nya itu sedang terbahak karena berhasil melancarkan aksi jahil nya.

Ya, Haruto atau lebih tepat nya Watanabe Haruto. Pria tampan itu bangun dari posisi tidur nya lantas mengangkat keponakan nya itu.

"David gak boleh gitu ya lain kali." ujar nya dengan suara khas bangun tidur.

David merengut, "Daddy susah dibangun kan." balas nya terbata.

"Maaf kan daddy, okay? Jadi kenapa David membangunkan daddy?"

"Bachan nyuyuh David bangunin daddy, kata bachan kita sayapan belsama." ucap David dengan aksen cadel nya.

"Sarapan?" tanya Haruto lagi memastikan yang di sambut anggukan dari David.

"Kalau begitu, David turun duluan ya. Bilang sama bachan kalau daddy mau mandi dulu."

"Siap, dad."

Setelah nya David keluar dari kamar Haruto lalu menyampaikan pesan daddy kepada Bachan nya.

TBC.

kira - kira ada yang minat baca book ini gak?😅

papa; hajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang