BAB 12

1.2K 173 18
                                    

°°°°

Setelah jeongwoo berserta junghwan mengukur baju yang akan mereka pakai di acara nikahan jay, kedua nya langsung kembali ke rumah orang tua jeongwoo. Untuk beberapa hari ke depan kedua nya akan menginap sampai acara pernikahan jay dan sunghoon selesai.

"Pa, juju langsung tidur ya ngantuk banget." keluh junghwan, kedua nya memang baru sampai saat malam hari karena tadi junghwan yang mengajak nya untuk jalan - jalan terlebih dahulu.

"Bersihkan diri dulu, juju. Jangan langsung tidur dalam keadaan kotor."

"Baik papa."

Melihat putra nya yang sudah memasuki kamar, jeongwoo langsing menduduki diri nya di sofa ruang tengah. Ia lelah, tapi tak ingin tidur.

"Aku pulang." terdengar suara dari arah luar yang membuat jeongwoo menolehkan kepala nya.

Melihat jay yang pulang dengan senyum aneh nya membuat jeongwoo bergidik geli.

"Hentikan senyum bodoh mu itu hyung."

Mendengar ucapan adik nya itu membuat jay mendekat, "Kau ini tak bisa melihat hyung senang." ucapnya seraya memeluk tubuh yang lebih kecil dari diri nya itu.

Kedua nya terus meributkan banyak hal tak menyadari orang tua nya yang memperhatikan mereka dari atas tangga.

June dan rose tersenyum, melihat kedua anak mereka yang bertengkar saat ini membuat kedua nya mengingat masa kecil jay dan jeongwoo yang jika di pisahkan rindu tetapi jika di pertemukan selalu bertengkar.

"Aku harap pemandangan ini akan terus ada." ucap rose pelan tak ingin suara nya terdengar kedua anak nya.

June hanya mengangguk lalu merangkul tubuh istri nya itu untuk kembali ke kamar mereka.

Kembali kepada dua saudara yang saat ini tengah menetralkan nafas nya karena lelah tertawa.

"Hyung akan segera menikah, walaupun begitu jangan pernah sungkan untuk tetap meminta bantuan." ucapnya mutlak tak ingin dibantah yang lebih muda.

"Jeje akan terus mengganggu hyung."

Jay hanya terkekeh seakan tak masalah dengan ucapan adik nya itu.

"Dah sana ke kamar, jangan tidur terlalu larut." usir jay.

°°°°

Dikediaman watanabe terlihat si sulung yang saat ini sedang membawakan kopi ke ruang kerja suami nya.

Tok..tok..

"Masuk." ucap junkyu dari dalam.

"Kyu." panggil mashiho setelah meletakkan kopi di meja sofa.

"Kemari."

Mashiho mendudukkan dirinya dipangkuan junkyu. "Kenapa?" tanya junkyu.

Junkyu dapat melihat mimik wajah suami mungil nya yang berubah, "Ngomong aja, aku gak bakal marah."

"Nama mantan kekasih nya haruto dulu itu siapa?" tanya nya.

"Bukan nya kamu tau? Jang Wonyoung kan?"

"Sebelum itu, kalau dia mah aku tau." kemana kepekaan suami nya tadi.

"Memang nya kenapa?"

Plak

Pukulan berhasil mashiho berikan ke dada bidang suami nya. "Banyak tanya banget sih kyu." ucap mashiho kesal.

"Park Jeongwoo, sayang. Kenapa nanya - nanya gitu?"

"Kamu diem - diem aja tapi ya." ucapnya seraya mengulurkan jari kelingking nya ke hadapan junkyu.

Junkyu hanya mengikuti saja.

"Tadi pas aku jemput dobby, aku kenalan sama salah satu wali murid disana nama nya Park Jeongwoo anak dia temenan sama dobby." ucapnya, junkyu masih menunggu kelanjutan cerita mashiho. "Anak mereka harus nya emang udah seumuran dobby kan kyu?"

Junkyu terdiam, memang benar ada nya karena dobby itu ada di perut mashiho bertepatan setelah satu minggu kejadian dimana karma haruto datang.

Junkyu membuka laci meja kerja nya, mengambil bingkai foto yang berisi foto haruto dan jeongwoo saat SMA dulu.

"Yang ini?" tanya junkyu lalu menyodorkan bingkai tadi.

"Iya."

Junkyu menghela nafas nya kemudian menatap dalam manik pasangan hidup nya. "Cio gak bakal bilang ke ruto kan?" tanya junkyu.

"Ruto kan nyari jeongwoo terus kyu? kok gak dikasih tau sih?!" balas nya dengan alis tertaut, ia merasa kasihan melihat adik nya selama ini.

"Biarin mereka ketemu tanpa bantuan kita, perusahaan mereka berdua itu bekerja sama sayang. Akan ada waktu dimana kedua nya bertemu tanpa perantara kita, aku tau kamu kasihan sama haruto tapi apa kamu gak mikirin perasaan jeongwoo? karena udah jelas yang salah sepenuh nya disini itu haruto." jelas junkyu mencoba memberi pengertian kepada mashiho.

"Tapi ini udah 14 tahun kyu, haruto udah berjuang nyari mereka selama ini!" seru nya tak terima.

"Aku paham tapi selama 14 tahun ini jeongwoo juga berjuang untuk diri nya sendiri beserta anak mereka, berjuang untuk kesalahan yang gak dia buat. Jangan buat jeongwoo nambah benci haruto, cio. Terlebih kalau dia sampai membenci keluarga watanabe."

Mashiho menangis di pangkuan suami nya itu, ia tak tega melihat keadaan adik nya tetapi diri nya juga memikirkan keadaan jeongwoo seperti yang diucapkan junkyu tadi.

TBC

lama banget yah mereka ketemu nya tapi tenang aja chap 14 nanti kita mulai nyiksa haruto karena kedua nya bakal ketemu🙈

bantu vote yuk biar makin semangat update nya🥰

papa; hajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang