BAB 6

1K 154 5
                                    

°°°°

Saat ini jay, sunghoon maupun junghwan sedang berada di dalam mobil. Ketiga nya sedang menuju ke rumah utama milik keluarga Park.

Setelah selesai makan tadi, jeongwoo menghubungi jay untuk membawa anak nya itu ke rumah orang tua mereka saja dikarenakan diri nya yang kemungkinan akan pulang malam hari.

"Apa masih ada yang ingin juju beli?" tanya sunghoon seraya menoleh ke belakang.

"Tidak ada hyung."

Sedangkan, disisi lain tepat nya tempat dimana jeongwoo berada.

Pria manis yang sudah memiliki satu anak itu terlihat bimbang menatap berkas yang saat ini ada di genggaman nya. Memikirkan hal yang akan terjadi jika ia menanda tangani kontrak tersebut.

Tanpa aba - aba ada seseorang yang memasuki ruangan nya. Berjalan dengan santai tak menghiraukan tatapan malas dari pemilik ruangan.

"Gimana sama kontrak nya?" tanya nya.

"Gua takut nyesel." balas jeongwoo pelan.

Jungwon mengangguk paham. "Jangan merasa terbebani, hilang satu proyek gak bakal buat perusahaan lo bangkrut."

"Gua cuma takut ketemu dia."

"I know, ketakutan terbesar lo kalau udah berurusan sama perusahaan satu ini."

Jeongwoo menghembuskan nafas kasar terlalu pusing memikirkan nya. "Gua tanda tangan aja deh, takut nya di cap gak profesional sama mereka." setelah nya jemari lentik itu mengambil pulpen hitam yang memang di sediakan dimeja kerja nya. Menanda tangani dengan santai seolah lupa akan kekhawatiran nya mengenai hal tadi.

Memberikan beberapa berkas yang sudah ia tangani kepada jungwon untuk di urus sekretaris nya itu.

"Nih, gak usah macem - macem." peringat jeongwoo.

"Siap, bos."

Yah, mungkin hanya dalam hitungan menit kontrak yang ia tanda tangani akan langsung diterima yang bersangkutan.

••••

Dengan tidak sopan nya haruto memasuki ruangan junkyu membuat si empunya berjengit kaget karena pintu yang dibuka sedikit dibanting oleh adik ipar nya itu.

"Tolong gantiin gua untuk pertemuan besok." ucap haruto tanpa basa basi.

Junkyu melotot tak terima, baru ingin membalas tetapi sudah di dahului haruto.

"Gua tau kalau lo besok gak ada jadwal, sekali aja wakilin perusahaan daddy. Lagian belum banyak yang tau menantu dari Watanabe Hanbin. Biar lo sesekali muncul di media gak cuma sebagai pewaris tunggal kim, tapi menantu watanabe juga."

Junkyu kalah telak karena semua yang di ucapkan pemuda tidak sopan dihadapan nya ini yang sayangnya adalah adik ipar nya sendiri itu memang benar adanya.

"Kalau begitu-" haruto memotong ucapan ipar nya itu.

"Semua jadwal minta aja sama jake hyung, bye." tanpa permisi haruto langsung meninggalkan ruangan junkyu.

Tentu saja dibalas teriakan tak terima dari empunya.

"Sialan banget punya adek ipar kayak haruto."

Junkyu meraih ponsel nya dan segera mencari kontak jake untuk ia tanyai perihal jadwal haruto besok.

Sekitar 5 menit untuk jake yang masih berada di kantor ayah mertua nya itu memberitahukan jadwal yang akan haruto lakukan besok.

Setelah sambungan di tutup, junkyu mengumpat tetapi langsung tersenyum mengingat salah satu jadwal yang dimiliki adik ipar nya.

"Park Company." ucap nya pelan masih tetap dengan senyum yang sulit di artikan.

"Lo bakal nyesel banget karena udah ngasih jadwal lo besok ke gua, haruto."

Haruto tak tau jika memberikan jadwal nya kepada sang kakak ipar malah membuat diri nya semakin lama bertemu dengan sang pujaan hati yang telah lama pergi.

tbc

→ Yang Jungwon 34 tahun (sekretaris jeongwoo)

gak nyangka banget ada yang minat sama book ini. sayang readers banyak - banyak💗💗
mohon dukungan nya dengan memberikan vote ya😽

aku up lagi besok/jumat, terima kasih banyak bagi yang sudah membaca🥰

papa; hajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang