BAB 7

1.1K 154 6
                                    

°°°°

Pukul 7 malam semua pekerjaan dikantor nya sudah selesai saat ini jeongwoo tengah membereskan barang - barang nya ia tak sabar untuk menjemput junghwan di rumah orang tua nya. Jeongwoo benar - benar merindukan putra tampan nya itu.

Saat jeongwoo sudah masuk ke dalam lift ia melihat ada seorang perempuan yang berlari begitu cepat seakan takut jika pintu lift tertutup tetapi saat melihat jeongwoo-atasannya- yang berada didalam perempuan itu merasa sungkan untuk masuk.

Jeongwoo merasa heran sampai dirinya tersadar saat melihat baju perempuan itu, seorang cleaning service diperusahaan nya.

"Masuk saja, tak perlu sungkan lagi pula ini sudah diluar jam kantor." melihat tak ada pergerakan dari perempuan tadi setelah ia mengatakan hal itu membuat jeongwoo memanggil nya lagi.

"Kemari." ucapnya tegas dengan gestur tangan memanggil.

Mendengar intonasi suara atasan nya mulai berubah dengan cepat perempuan tadi masuk ke dalam lift setelah nya jeongwoo langsung menekan tombol angka 1 untuk membawa kedua nya ke lantai 1 perusahaan.

Jeongwoo melirik bawahan nya itu. "Nama mu siapa?" tanya nya.

Dengan perlahan diri nya mendongak, "Kim Jiwon, tuan."

"Aku tak pernah mendengar nama mu sebelum nya. Apa kamu karyawan baru?"

"Tidak, tuan. Saya sudah hampir 2 setengah tahun bekerja di perusahaan ini." terang nya.

"Ah begitu, aku harus memanggil mu apa?" gumam nya pelan yang sayang nya dikarenakan keadaan lift yang hening membuat jiwon mendengar gumaman atasan nya itu.

"Tuan bisa memanggil saya Liz, teman - teman serta karyawan disini biasa memanggil saya begitu."

Jeongwoo menganggukan kepala nya bertepatan dengan pintu lift yang terbuka, saat kedua nya keluar secara bersamaan ada beberapa karyawan yang lembur terkejut melihat atasan mereka berada dalam satu lift bersama cleaning service perusahaan.

"Baiklah, jangan sungkan kepada ku liz. Seperti nya kita seumuran, kalau begitu aku duluan." mendengar lontaran kata panjang dari atasan mereka membuat karyawan yang sedari tadi memperhatikan kedua nya menganga lebar. Benar kah ini atasan nya, pikir mereka.

Karena mau bagaimana pun ini bukan kali pertama jeongwoo menjadi atasan mereka walau terkadang jay yang mengatur perusahaan ini tetapi perusahaan ini tetap milik jeongwoo sehingga semua karyawan yang ada disini pun hasil dari jeongwoo yang memilih para pelamar yang ingin bekerja di perusahaan nya.

Mereka terkejut karena setau mereka, jeongwoo itu atasan yang pelit mengeluarkan suara nya.

Tak memperdulikan para karyawan nya itu jeongwoo langsung menuju basement perusahaannya.

°°°°

Tak jauh beda dengan jeongwoo, saat ini junghwan tengah merindukan ayah nya itu. Diri nya terus merengek kepada sang nenek untuk menghubungi ayah nya hanya saja karena dalam keadaan menyetir jeongwoo tak bisa mengangkat panggilan dari sang ibu.

"Seperti nya papa sedang menyetir sayang, tunggu sebentar lagi ya." ucap rose lembut seraya mengusap punggung cucu nya.

"Juju rindu papa, grandma."

Melihat tingkah junghwan membuat rose tersenyum samar. Sifat junghwan sangat mirip dengan jeje, batin nya.

"Heum, bagaimana jika grandma ceritakan tentang papa saat seumuran juju dulu?" tanya rose, berniat memancing junghwan agar melupakan sejenak kerinduan nya kepada sang ayah.

papa; hajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang