Ketika Haruto membuka pintu kantornya, orang kepercayaannya, Kolonel Jaehyuk yang baru saja tiba berdiri untuk menyambutnya.
"Aku telah mengumpulkan sebanyak ini dalam waktu yang singkat ini."
Haruto terkesan melihat tumpukan dokumen yang menumpuk di atas mejanya. "Jumlah ini bukan masalah besar"
Jaehyuk mendudukan dirinya di sofa, lalu kembali membuka suara.
"Apa kamu memiliki kekhawatiran tentang anak itu?"
Haruto juga duduk di kursi kulit dan menyatukan kedua kakinya di atas meja besar tua.
"Itu selalu ada di pikiranku. Aku bertanya - tanya mengapa dia menjalani kehidupan seperti itu?" Haruto bersandar di kursi dengan suara ledakan keras, matanya menatap ke kejauhan seolah tenggelam dalam pikirannya.
"Mengapa dia menjadi orang mati dihadapan publik? Kenapa dia di sembunyikan? Dia bahkan dikunci di ruang bawah tanah kastil. Apa yang membuat Ayahnya melakukan itu?""Yang pasti orang seperti Raja itu tidak akan menggerakkan jari untuk hal - hal yang tidak menghasilkan keuntungan."
Haruto mengangguk setuju dan melipat tangan ke belakang kepala lalu menutup matanya.
"Ngomong - ngomong, Yang Mulia, apa yang terjadi padanya?"
"Maksudmu?"
"Apa kamu sudah membuat kemajuan?" Terdapat sirat kenakalan dalam tanyanya.
Haruto membuka matanya sedikit. "Belakangan ini akhirnya aku mendapat ciuman darinya."
"Pffft ... " Sang kolonel tertawa kecil.
"Astaga, perkembangannya terlalu lambat."
Mendengar kata - kata mengejek Jaehyuk, Haruto menurunkan kakinya ke lantai dan meletakkan dagunya di tangan dengan sikap tidak tertarik.
Baginya, sebuah ciuman saja sudah cukup untuk mengekspresikan kasih sayang yang dalam.
Lagipula Junkyu masih terlalu belia. Haruto tak ingin bertindak jauh untuk saat ini.
"Sepertinya perasaanmu sama sekali tidak dapat menembusnya."
"Bisakah kau berhenti bicara?" Haruto berkata ketus. Dia mulai kesal dengan bawahannya itu. Sementara Jaehyuk semakin menggelakan tawanya, merasa lucu akan ekspresi sang atasan.
>>>
Ketika dia pulang larut malam, Haruto langsung pergi ke kamar Junkyu tanpa mengganti pakaiannya.
Saat ini malam musim semi yang dingin, tapi ruangan itu hangat dengan api kecil di perapian, diselimuti cahaya berwarna oranye.
Junkyu sedang tidur di permadani di depan api unggun. Tubuhnya yang ramping bersandar pada bantal besar, dan di sana berserakan beberapa buku yang dia pinjam dari perpustakaan kemarin.
Haruto duduk di samping Junkyu dengan senyumannya, tangannya mengelus pipi merah Junkyu yang diterangi oleh perapian dengan penuh kasih sayang.
"Tidak berdaya seperti ini ... sungguh makhluk yang imut."
"Ahkk ... "
Erangan kecil itu terdengar dari belah bibir Junkyu.
"Pangeran, apakah ada masalah?!"
Wajah yang tadinya tertidur polos, kini berlumuran dengan kesedihan.
"Dimana yang sakit?"
"Eum... Punggungku— "
Haruto buru - buru melepas mantel Junkyu dan membuat tubuh langsingnya tertelungkup.
Sejenak Haruto terpesona dengan punggung yang halus dan lembut itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR KINGDOM (HARUKYU)
FanfictionSuatu hari, Kim Junkyu sang pangeran Kerajaan Maillard yang sakit - sakitan terbangun di ruangan yang asing dan indah. Dia diberi tahu bahwa ini adalah istana kerajaan di negara terkenal Barthelemy, tempat yang terkenal akan perawatan medisnya yang...