Junkyu bingung melihat biskuit di depannya.
Dia bertanya - tanya apakah dia boleh makan biskuit itu?
Itu tampak seperti muffin, tapi Junkyu belum pernah makan biskuit sebelumnya.
"Jika kamu menuangkan sedikit madu ini, rasanya akan manis dan sangat enak."
Haruto yang duduk di kursi seberang menuangkan madu ke biskuit setengah potong lalu memindahkannya ke mulutnya sambil menjelaskan rasanya pada Junkyu di saat yang bersamaan.Saat Haruto mengunyah perlahan, kali ini dia memiringkan botol kecil madu ke arah sisa setengah biskuit di depan Junkyu.
Madu transparan berwarna keemasan membasahi biskuitnya ... Pastinya manis dan enak.
Junkyu menguatkan tekadnya dan mengulurkan tangan ke piring. Biskuit yang dia ambil dengan tangannya agak hangat, dia lalu memakan satu gigitan kecil.
Rasanya mirip dengan muffin yang biasa dia makan.
Ini lezat.
Saat dia mendongak, Haruto tersenyum manis padanya.
Junkyu menyeka jari - jarinya yang lengket dengan madu, lalu meraih tehnya. Dia memasukkan gula batu ke dalamnya dan mengaduknya dengan sendok kecil. Hanya ada dua meja di teras, dan salah satunya ditempati oleh Haruto dan Junkyu.
Langit yang diwarnai biru membentang di atas punggung Haruto.
Di tempat yang jauh, Junkyu bisa melihat awan putih mengambang naik seperti gelembung sabun.
Awan itu berbeda dari awan yang di lihatnya dari kastil.
"Hei, apakah awan itu datang dari langit di sisi lain?"
Haruto menoleh untuk melihat pemandangan di balik bahunya. Rambut emasnya berayun, mereka tampak seperti benang yang dipintal dari cahaya. Junkyu menjadi tergoda untuk menyentuh rambut Haruto tetapi rambut itu tampak seperti akan tertutup kegelapan jika dia menyentuhnya, jadi Junkyu menghentikan dirinya dan hanya menatap rambut mengkilap itu.
"Awan itu disebut awan kumulonimbus, terbentuk dari udara yang dihangatkan oleh panas yang berada di permukaan bumi. Awalnya, awan itu adalah udara yang mengelilingi kita."
"Eh, lalu apa ada awan di sekitar sini juga?"
Karena Junkyu memandang sekelilingnya dengan gelisah, Haruto tertawa kecil.
"Saat udara mendingin di atas langit, itu menjadi awan yang seperti itu."Junkyu menatap awan yang naik sekali lagi. Seperti banyak gelembung yang mengambang di bak mandi, sepertinya mereka akan hancur saat dia menyentuhnya.
'Jika aku pergi ke puncak bukit di sana, aku ingin tahu apakah aku bisa menyentuh awan?'
Tapi bukit itu sangat jauh dari kursi teras tempat Junkyu duduk sekarang.
Junkyu menjadi bertanya - tanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke sana dengan berjalan kaki.
"Pangeran, apa kamu mungkin berpikir bahwa awan terlihat enak?"
"Eh?"
Junkyu berkedip mendengar kata - kata Haruto yang tidak terduga.
"Ada yang manis yang terlihat persis seperti awan itu. Makanan itu disebut permen kapas, manisan populer yang dijual di kota kastil selama festival. Sudah hampir waktunya untuk festival musim panas, aku akan membelikannya untukmu saat waktunya tiba."
"Um ... Terima kasih."
Junkyu berterima kasih padanya dan sekali lagi menatap ke seberang bukit.Betapa indahnya jika dia bisa mendekati awan itu. Dia bertanya - tanya lagi apakah Haruto juga akan senang jika dia bisa menyentuh awan.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR KINGDOM (HARUKYU)
FanfictionSuatu hari, Kim Junkyu sang pangeran Kerajaan Maillard yang sakit - sakitan terbangun di ruangan yang asing dan indah. Dia diberi tahu bahwa ini adalah istana kerajaan di negara terkenal Barthelemy, tempat yang terkenal akan perawatan medisnya yang...