Ruangan itu diselimuti panas api yang membara. Seprai yang di basahi keringat pasangan itu memantulkan cahaya redup dari sinar yang menerangi mereka dari luar.
" ... Suara apa itu?"
Hanya suara ledakan kecil yang terdengar dari luar di antara napas mereka yang berat.
Haruto mengalihkan pandangannya ke jendela.
"Itu adalah suara kembang api."
"Kembang api ... ?"
Sang Pangeran membuka mata setengahnya dengan nafas dalam, seperti perahu kecil yang terus diombang - ambingkan oleh ombak yang mengamuk akhirnya lolos dari badai dan mulai melayang menuju air yang tenang.
Jari - jari Haruto dengan lembut mengusap rambut yang menempel di dahi Junkyu.
Untuk sesaat, Junkyu tidak dapat memutuskan ke mana ia harus melihat, dan dia dengan santai menatap helaian rambut Haruto yang basah dan berkilauan. Rambut emasnya diwarnai dengan warna samar, bermandikan cahaya kembang api.
Haruto terkekeh dan mengaitkan jari - jarinya, lalu mendekap tubuh Junkyu ke dalam pelukannya.
"Lihat ke luar jendela. Cantik, kan?"
Butir - butir cahaya tersebar membentuk pola bunga di langit yang gelap. Mereka sangat berwarna dan cemerlang.
Junkyu menatap kembang api itu, dan terpesona sesaat.
'Aku ingat pernah mendengar suara yang hampir mirip seperti ini di suatu tempat ... Tapi dimana itu?'
Ketika Junkyu tenggelam dalam pikirannya, tubuhnya terendam di bawah gelombang seprai sekali lagi.
" ... Aku ingat, aku ... "
Sambil menahan kekuatan gelombang yang mengamuk dalam dadanya, Junkyu dengan putus asa menarik kembali ingatannya."Beberapa saat sebelum aku datang ke sini ... Aku mendengar suara ledakan yang lebih besar di ruang bawah tanah."
Haruto tercenung, gerakan tangannya di rambut Junkyu terhenti.
"Aku pikir sudah lama berlalu sejak aku tidak lagi melihat Chia dan dokter ... Aku mendengar suara ledakan saat itu."
Junkyu mengalihkan wajahnya yang memerah ke arah jendela.
"Meskipun aku tidak dapat melihat apapun dari ruangan itu ... Aku tak menyangka bahwa ada hal yang sangat indah di langit."
Haruto menyipitkan matanya dan menatap wajah Junkyu yang berlumuran keringat dan air mata.
Wajah itu dihiasi dengan mata polos. Junkyu bahkan tidak mengenal suara meriam dan bahan peledak. Dia pikir ledakan yang dia dengar saat itu sama dengan ledakan kembang api saat ini.
Padahal kenyataannya, ledakan yang Junkyu dengar saat itu adalah saat dimana istananya hancur tak tersisa."Aku tidak tahu ... mereka secantik ini."
Suara kembang api semakin intens, dan langit malam dilukis dengan cahaya yang lebih cemerlang.
"Aku juga ... "
Bibir Junkyu tiba - tiba dibelah oleh lidah Haruto
Dengan gerakan menjilat, seolah - olah untuk memuaskan dahaganya, ia meraup tanpa henti bahkan hingga terdengar suara basah dari ciuman itu.
"Aku juga ... Aku tidak tahu ... bahwa kamu secantik ini."
Junkyu mendorong dada Haruto yang setengah menindihnya.
Haruto menatap kecewa pada Junkyu dengan tangannya yang terkepal. Dia benar - benar sudah sampai pada batas kesabarannya. Dan kini Haruto tak bisa menunggu lebih lama lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR KINGDOM (HARUKYU)
FanfictionSuatu hari, Kim Junkyu sang pangeran Kerajaan Maillard yang sakit - sakitan terbangun di ruangan yang asing dan indah. Dia diberi tahu bahwa ini adalah istana kerajaan di negara terkenal Barthelemy, tempat yang terkenal akan perawatan medisnya yang...