05

868 179 13
                                    

"Aku pikir aku akan membawanya keluar."

Haruto adik laki - laki Raja Yoshinori, baru saja kembali ke istananya masih dengan seragam militernya.

Irene yang hendak membawakan teh ke ruang tamu, tertegun sejenak dan kemudian membuka mulutnya dengan takut - takut.

"Baiklah, Yang Mulia ... "

"Jika kamu selalu menahannya di kamar, itu akan menjadi kebiasaan. Meski harus dengan sedikit paksaan, kamu harus membuatnya mengenal dunia luar."

"Tapi.."

"Dia butuh pakaian untuk keluar. Untuk saat ini, pakaian yang ada tak masalah, tapi besok tolong perintahkan pelayan untuk membeli beberapa."

"Yang mulia."

Haruto berbaring di sofa mewahnya, kakinya menjulur pada sandaran pinggir sofa yang diukir.

"Apa? Katakan padaku.."

"Maafkan saya karena memberitahumu ini. Saya masih mengkhawatirkan kekuatan fisik Pangeran Junkyu ... Tentu saja saya juga mengkhawatirkan sisi mentalnya. Dan saya juga masih mengkhawatirkan banyak hal tentangnya."

"Maksud mu apa? Jelaskan secara detail."

Di depan udara aneh yang mengintimidasi yang hanya dimiliki keluarga kerajaan Haruto, Irene menelan tenggorokannya yang kering dan mundur.

"Pagi ini, Pangeran meminta saya untuk meminjamkan gunting padanya. Ketika saya bertanya mengapa, dia berkata akan memotong rambutnya."

"Menurutku potongan rambut yang dia miliki sekarang tidak buruk."

"Bukan itu ... Dia hendak memotong rambutnya sendiri, tentu saja saya tidak bisa membayangkan bocah seusianya memotong rambutnya sendiri. Tiba - tiba saya terpikir tentangnya di masa lalu, tentang bagaimana cara dia hidup sampai sekarang... Itu membuat hati saya begitu terenyuh."

Haruto mengerutkan kening, melonggarkan kerah seragam militernya.

"Yah... Aku pun merasakan hal yang sama dengan mu. Membayangkan kehidupan nya yang begitu tragis di masa lalu, membuat ku marah. Bagaimanapun, kita harus membiarkan dia tersentuh oleh dunia luar, biarkan dia merasakan kebahagiaan yang tak sempat di milikinya dulu." Niat Haruto tegas membuat Irene mengangguk setuju.

"Kemana Anda berencana pergi? Saya akan menyiapkan pakaian yang sesuai dengan tempat itu." Irene bertanya seraya menuangkan teh.

Haruto mengambil tehnya dengan satu tangan dan merenung.
"Tempat yang tenang tanpa kerumunan orang ... Di suatu tempat seperti perpustakaan. Jika kita membawa nya ketempat yang terlalu ramai, itu akan sulit untuknya, dia perlu menyesuaikan banyak hal. Jadi sepertinya, perpustakaan adalah pilihan yang tepat untuk sekarang." katanya, tersenyum sambil mengangkat cangkir ke arah pandangannya.

Wajah Irene dihiasi dengan senyum kaku yang dipaksakan, tetapi ada satu kekhawatiran lagi yang terlintas di benaknya.

"Permisi, Yang Mulia ... Jika Anda pergi ke tempat di mana dia berada di depan umum, identitas asli Pangeran Junkyu mungkin terungkap. Yang Mulia seharusnya menjadi ' pelayan ' , tetapi jika kebetulan ada orang yang memanggil Anda ... "

"Jika aku tidak memberi tahu siapa pun maka tidak akan ada yang tahu." Sela Haruto, menyesap tehnya dengan tenang.

Dalam masyarakat ini, secara umum sudah seharusnya bagi orang yang berpangkat rendah untuk tidak berbicara dengan orang yang berperingkat lebih tinggi dari diri mereka sendiri, kecuali pihak lain memulai percakapan terlebih dahulu. Tapi tidak semua orang mengikuti cara itu.

"Tapi jika itu terungkap, aku akan mengatasinya. Jangan khawatir."

>>>

Junkyu menyentuh tengkuknya dan mengintip ke cermin. Dia tidak terlalu peduli dengan penampilannya, tetapi dia tidak bisa menahan rasa canggung saat rambutnya dipotong oleh seseorang untuk pertama kalinya.

YOUR KINGDOM (HARUKYU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang