15

788 169 8
                                    

Hari festival musim panas tiba. Setelah upacara formal tahunan yang diadakan di dalam tanah kastil berakhir, pesta makan siang diadakan di aula.

Haruto mengenakan seragam militer indah yang ditenun dengan benang perak. Dia sangat menonjol di dalam tempat tersebut.

Para wanita berpakaian indah berkerumun di sekitarnya seperti kupu - kupu yang terpikat oleh nektar manis.

Semua orang sangat ingin berhubungan dengan Sang Pangeran Kerajaan yang gagah dan hebat. Namun Haruto sendiri dengan acuh tak acuh menghindari para wanita itu.

Dia berbisik kepada Kolonel Jaehyuk yang berdiri di sampingnya.
" ... Bisakah kita pergi? Aroma parfum di sini terlalu menyengat sehingga aku tidak bisa bernapas."

"Kita pergi setelah saya minum sekitar dua gelas anggur. Sampai saat itu, Anda lebih baik bersosialisasi dulu dengan semua orang."

Haruto melemparkan pandangan keberatan kepada orang kepercayaannya, lalu menghabiskan segelas anggur di tangannya dengan kesal.

Haruto dengan malas terpaksa harus menyelesaikan pesta. Saat pandangannya mengedar, dia melihat mantan kekasihnya yang cantik memasuki penglihatannya.

"Amber?"

"Apakah itu sesuai dengan keinginanmu? Laguku ... Aku membuatnya sambil memikirkanmu."

Haruto tahu bahwa sebelumnya, Amber tampil di atas panggung dengan suara merdunya. Tapi Haruto tak berminat untuk memperhatikan penampilan wanita ini lebih lama lagi. Jadi dia tak tahu lagu seperti apa yang di nyanyikan Amber.

"Panas dan mendalam. Gairah terbungkus dalam melodi yang kuat ... Yang ku nyanyikan adalah lagu yang seperti itu."

"Bayanganku di dalam dirimu apakah seperti itu ... ?"

"Oh, kamu tidak menyukainya?"

"Tidak ... Tapi ku pikir, kau terlalu berlebihan."

"Tolong jangan mengatakan hal seperti itu. Apa yang ku pikirkan tentangmu itu terserah padaku."

Amber berkata sambil tertawa dengan nada ceria yang biasa.

Haruto mengalihkan pandangannya dengan tegas menolak untuk menatap mata wanita itu.

"Kamu adalah orang bodoh yang menolakku. Setelah kau bertemu kekasih mu itu, kau membuang ku? Haruto, aku tidak akan kembali menghiburmu bahkan jika kamu menangis nanti."

Haruto mengangkat bahunya acuh dan berkata,
"Siapa yang akan kembali? Aku sudah memiliki yang berharga di sisiku."
Setelah mengatakan itu dengan wajah datar, Haruto pergi dengan anggun meninggalkan Amber yang memperhatikan kepergiannya dengan kemarahan.

>>>

Saat matahari mulai terbenam, Haruto akhirnya tiba di istananya.

Junkyu yang tidak sabar menunggu kedatangannya sejak pagi ini bangkit dari tempat tidurnya dan berlari ke kamar Haruto melewati Irene yang baru saja memberi info tentang kembalinya Haruto.

"Pangeran, bagaimana perasaanmu?"

Bukannya menjawab, Junkyu justru membeku dengan mata berbinar saat memperhatikan penampilan Haruto yang terlihat sangat berbeda dari biasanya. Sosoknya yang dibalut seragam militer bersulam perak berkilau sangat mengagumkan, wajahnya yang halus tersenyum. Haruto tampak seperti Dewa yang turun dari surga.

"Apa kamu tidur nyenyak seperti anak yang baik sampai aku datang seperti yang kita janjikan?"

Junkyu melihat ke bawah untuk menyembunyikan pipinya yang semakin panas.

"Haruto, kamu terlihat berbeda dari biasanya."

Junkyu tidak mengerti mengapa dia menjadi gugup dan merasa gelisah.

"Aah, itu karena ada festival hari ini. Lihat, aku membawakanmu banyak manisan sebagai hadiah. Haruskah kita memakannya bersama?"

" ... "

"Pangeran?"

Junkyu menatap jubah tidur putihnya dan mengerutkan bibirnya. Karena sebelumnya dia berbaring di tempat tidur, jubah itu penuh kerutan dan terlihat tidak pantas.

" ... Aku akan berpakaian dulu."

"Kamu tidak perlu, aku tidak keberatan."

" ... Aku akan berpakaian."

"Kalau begitu biarkan aku membantumu."

Junkyu menunduk dalam - dalam dan menggelengkan kepalanya.

Itu terlalu memalukan.

Ketika dia masih kecil, hari - hari ketika Chia mengizinkannya memakai pakaian terbaiknya itu selalu menjadi ' hari spesial ' . Ada berbagai macam acara di dunia luar, dan bahkan jika dia tidak bertemu siapa pun dan tetap di kurung di kastil yang gelap, Junkyu tetap selalu mengatur pakaiannya dengan baik. Dia belajar bahwa itu adalah tata krama bangsawan.

"Maafkan aku karena memakai baju tidurku di hari seperti ini."

"Pangeran?"
Suara Haruto tiba - tiba begitu dekat, dan Junkyu semakin meringsutkan tubuhnya.

Sebuah tangan hangat membelai pipinya.

Junkyu mendongak dan bertemu dengan tatapan Haruto yang juga tengah menatapnya.

"Aku ... aku tidak membawa apapun."

"Eh?"

"Bukan kah di hari seperti ini kita harus menggunakan sarung tangan, mantel, dan kipas ... ? Tapi ... aku tidak membawa apa pun .. Chia selalu menyiapkannya untukku dulu."

Ekspresi Haruto berubah masam.

Junkyu bisa merasakan tatapan dingin Haruto padanya.

"Aku tidak membawa apa - apa. Itu sebabnya aku tidak bisa menemanimu ... maafkan aku. Um ... aku akan tinggal di kamar ... kamu bisa pergi ke suatu tempat jika kamu mau, tolong jangan hiraukan aku ... "

Sebelum kata - kata Junkyu berakhir, tubuh kecil itu tergantung di udara. Tiba - tiba dia digendong seperti anak kecil.

Junkyu mengerutkan kening, penglihatannya goyah. Suara Haruto yang dalam dan penuh dengan emosi yang tertekan bergema di telinganya.

"Kamarmu adalah tujuanku."

Haruto berjalan menuju kamar Junkyu yang berada tepat di samping kamarnya. Pintu kamar tidur ditutup dengan suara keras, dan Junkyu memejamkan matanya dengan rapat.

Ketika Junkyu membuka kembali matanya dengan takut - takut, bibir Haruto yang penuh dan halus mendekat.

Mereka saling memandang dalam diam sejenak, dan akhirnya nafas berat mereka bertumpang tindih.

"Bagaimana bisa kau membuat ku menjadi begitu gila?"

Junkyu mengerjapkan matanya berulang kali, tak mengerti maksud dari perkataan Haruto.

"Semua yang ada pada dirimu selalu membangkitkan imajinasi liar ku. Aku selalu berusaha menahannya. Tapi kali ini, rasanya aku hilang kendali."

Haruto meneliti wajah Junkyu yang menatap polos padanya.

Bulu mata lentik, pipi yang memerah, dan bibir ranum yang lembut itu membuat Haruto semakin kehilangan akal.

"Malam ini aku tak bisa melepaskan mu, Junkyu."

"Haru."

"Sepertinya aku memang sudah jatuh. padamu."
Haruto tertawa saat menyadari bahwa dia benar - benar jatuh cinta pada bocah yang polos ini.

"Junkyu, aku mencintai mu."
Pada akhirnya, Haruto mengaku dengan suara serak yang keluar dari bibirnya.

'Aku mencintaimu ... sampai tidak ada jalan untuk ku bisa menghindar lagi.'

Ini bukanlah pengakuan yang romantis dan penuh persiapan. Ini hanyalah pengakuan dari seseorang yang sudah kehabisan akal.

YOUR KINGDOM (HARUKYU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang