Hinata mendengkus kesal ketika meletakkan pisau yang sedari tadi ia gunakan untuk memotong bahan. Bersitatap langsung dengan manusia paling menyebalkan di dunia. Siapa lagi memangnya?
Uchiha Sasuke.
Seorang head chef di hotel bintang lima Jepang yang menyabet penghargaan michelin star karena banyaknya makanan enak yang tersaji.
Tapi ...
Pria itu tidak memiliki sisi sensitif yang sama dengan Gordon Ramsey yang sepertinya masih bisa mengendalikan mulut. Tapi Sasuke?
Bah!
Dia manusia tak berhati yang nicara seenaknya dan jika mendapatkan protes akan diam menatap orang yang sedang mengajaknya berdebat hingga orang itu merasa terintimidasi dan berakhirlah argumen itu dengan Sasuke sebagsi pemenang.
Hinata, dalam hal ini, seorang wakil kepala chef, sial sekali diinya, bertanggung jawab atas segala hal yang lain. Termasuk kesehatan mental pegawai satu dapur yang terintimidasi dengan kesempurnaan yang Sasuke tuntut dalam bekerja.
"Apa seharusnya begitu? Bukankah kau seharusnya bisa menyajikan tuna tanpa menyertakan duri sama sekali? Aku bahkan bisa melihat durinya dbari jarak 5 meter darimu!"
Hinata geram. Benar-benar keterlaluan! Kalau dia memarahi irang yang bahkan baru saja menjadi apprentice chef selama 2 hari untuk bisa memiliki kemampuan memotong ikan setara dengan koki sushi yang sudah berpengalamsn selama bertahun-tahun, di mana warasnya itu?
"Lanjutkan mengaduk. Aku akan ke sana. Orang itu benar-benar!" desis Hinata pada salah satu pegawai.
Langkahnya pasti menuju Sasuke yang masih menyorot tajam pada apprentice chef malang yang baru saja lulus dari cooking school. Gila pria ini!
"Kau memarahinya hanya karena dia tidak semahir dirimu. Di mana beresnya itu?" tanya Hinata sengit yang langsung membuat Sasuke jengah. Wanita ini lagi ... batinnya dengan membuang muka.
"Aku menuntut kesemputnaan di dapur tempatku bekerja."
"Dan dia baru di sini 2 hari. Apa kau berharap dia bisa semahir dirimu dalam 2 hari?"
"Itu bukan urusanmu."
"Urusanku karena kau selalu membuatku bertanggung jawab atas keseimbangan dapur."
"Cih!"
"Aku serius! Kau ini pria macam apa yang dengan mudahnya menunjukkan amarah seperti itu? Kalau memang tidak suka, kau suruh koki lain mengerjakannya. Biar dia bersamaku memotong hal lain dan melakukan QC pada beberapa bahan lain sebelum pelanggan datang."
"Kau bercanda!"
"Sayangnya tidak."
"Hoh!"
"Aku akan mengerjakan tuna itu dan jangan pernah berteriak lagi jika tidak masuk akal. Kalau aku melakukan kesalahan, atau chef senior lain yang salah, kau boleh tegur. Sesuaikan protesmu itu dengan jam terbang. Mengerti?"
Begitulah kedua manusia itu selalu berinteraksi. Dalam kondisi tegang dan saling melancarkan serangan verbal yang bahkan membuat siapa pun ketakutan. Aura keduanya sangat kuat dan membuat yang lain rela minggir.
"Mereka sangat gila jika di dapur. Apa mungkin jika nantinya mereka berjodoh?" tanya salah satu chef pada temannya.
"Kau gila? Mereka akan terus bertarung layaknya kucing dan anjing."
"Dapur mereka pasti menjadi neraka di bumi."
"Aku yakin."
.
KAMU SEDANG MEMBACA
The House Of Colors
Fanfic"Reinkarnasi? Siapa yang akan percaya dengan hal itu? itu hanyalah karangan konyol orang-orang di masa lalu. bagaimana bisa seorang manusia mendapatkan masa lalu yang buruk dan mampu memperbaikinya di masa depan? Bukankah jika demikian, kita bisa be...