5. Meiji and Love Story

582 126 28
                                    

⚠️ warning!

Mengandung adegan kekerasan dan obrolan yang tidak patut ditiru! Sedikit kejam sih. Tapi ini bagian dari plot. Ambil baiknya aja, ne?

Best regards,

Hikari Chiyo

.

.

.

.

.

Hinata mendengkus. Dia bertemu lagi dengan Sasuke ketika sedang berbelanja dengan Konan. Seolah dunia itu sempit sekali. Terlebih ketika melihat pria itu tampak begitu angkuh bahkan untuk sekedar menoleh ke arahnya.

Apa dia merasa jika dia manusia paling tampan di dunia?

Percaya dirinya benar-benar memenuhi standar percaya diri tingkat internasional! Apa dia pikir semua wanita akan bersedia menjilat kakinya demi mendapatkan satu malam yang penuh rasa panas?

Ah!

Kenapa deskripsinya menjadi sesuatu yang menjengkelkan jika diingat?

Hinata menggerutu sembari memasukkan bahan masakan secara asal ke keranjang. Hal yang barang tentu membuat Konan melotot.

"Untuk apa kau memasukkan bunga anise ke dalam keranjang, Hinata? Kita tidak sedang akan membuat kari."

"Eh?"

Hinata melihat tangannya yang sudah mengambil bungkusan kertas berisi bunga rempah itu. Ah, dia ingat. Menu satu minggu nanti adalah ramen, sup ayam, sup miso, sushi, sashimi, dan shabu-shabu di akhir pekan.

Kenapa dia jadi seperti gadis gila karena Sasuke yang bertingkah di luar adab? Dan kenapa pula dia dikutuk untuk ingat setiap detail hidup mereka sementara Sasuke tidak? Apa dia tidak memiliki ingatan sama sekali tentang dirinya di abad ke 21? Apa Sasuke yang ada di abad ke 21 sebenarnya tidak pernah terlempar ke era ini? Malang sekali nasibnya jika demikian.

Jika ini di dunianya, Hinata yakin dia bisa menuliskan kisah yang epik di platform wattpad dan menjadikannya cerita yang sensasional. Masalahnya, dia ada di zaman ketika telepon saja masih belum ada. Jadi bagaimana? Mengirim cerita picisan di surat kabar? Yang benar saja! Jepang saja baru membuka diri dari moderenisasi. Bagaimana bisa memiliki teknologi cetak yang memadai?

Hinata bisa gila!

"Kau baik-baik saja? Kau tidak terlihat sehat sejak kemarin, Hinata. Sepertinya banyak sekali yang kau pikirkan," ujar Konan dengan alis bertaut.

Astaga ... Apa terlalu terlihat jika efek pertemuannya dengan Sasuke membuat jantung dan otaknya berjalan dengan arah yang sebaliknya?

"Aku baik-baik saja. Jangan khawatir. Kalau toh ada apa-apa, aku akan menanyakan hal ini dengan peramal aneh itu!"

"Eh, apa maksudmu?"

"Madam Sakura."

"Ah ... Pengetahuannya tentang kita sangat mengagumkan, bukan?"

"Kau tidak takut padanya?" tanya Hinata dengan penuh selidik.

"Aku nyaris dijual ke rumah geisha lain dengan harga yang sangat murah ketika dia menemukanku. Dia sangat baik karena tidak menjual tubuhku. Dia bahkan memberikanku kesempatan untuk menemukan sendiri takdirku. Pria yang ingin kunikahi. Tanpa menjajakan diriku sendiri. Status geisha yang kusandang hanya karena kemampuanku sebagai pekerja kesenian. Tidak lebih. Bagaimana aku bisa takut dengan orang yang baik?"

The House Of ColorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang