2. 1870

704 134 13
                                    

"Hinata-sama ... Hinata-sama ..."

Tubuh Hinata tersentak. Matanya memicing menatap sekitar dan mendapati dirinya tengah berada di tempat yang asing. Astaga ... Apa dia masih hidup setelah tabrakan itu?

"Hinata-sama, anda baik-baik saja?"

Pertanyaan itu membuat Hinata pada akhirnya menoleh pada sosok wanita yang mengenakan kimono dengan bahan katun kasar berwarna kumal. Walau Hinata yakin pakaian wanita itu cukup bersih karena dia tidak melihat noda di pakaian itu dalam pencahayaan lilin yang temaram, tapi Hinata juga tidak bisa yakin warna kain itu coklat atau kuning.

Tunggu ...

Lilin?

"Hinata-sama?"

Sejak kapan dia dipanggil dengan nama kehormatan seperti itu? Apa kepalanya terbentur sehingga dia berkhayal seseorang memanggilnya dengan nama itu?

"Akan kupanggilkan tabib. Sepertinya Hinata-sama sedang mengalami sakit kepala yang hebat," putus wanita itu dengan segera berdiri.

"Tu ... Tunggu ..." panggil Hibata panik.

"Ya, Hinata-sama?"

"Tahun berapa sekarang?"

"Tahun ketiga Meiji (sekitar tahun 1870 masehi), Hinata-sama."

"Apa?"

Kepala Hinata mendadak berdenyut. Sakit sekali hingga membuatnya mual dan ingin mengeluarkan semua isi perutnya.

"Akan kupanggilkan tabib segera!"

Hinata terus mengeluarkan isi perut ke dalam baskom yang diserahkan oadanya. Walau yang terjadi adalah dia hanya memuntahkan cairan yang memiliki rasa pahit disertai rasa tidak nyaman di perut.

"Tabib datang, tabib datang," pekik beberapa orang.

Hinata mengerutkan dahi ketika banyak orang berdiri berjajar di hadapannya. Apa yang mau dilakukan oleh mereka? Membentuk parade kepanikan hanya karena Hinata yang merasakan mual?

"Nona Hyuuga, apa ada sesuatu yang membuat anda merasa tidak nyaman?" tanya sang tabib. Pria bertubuh tambun. Tampak sangat kebapakan dengan janggut lancip berwarna kelabu. Tubuhnya terbalut hakama berbahan katun berwarna hitam.

"Oh aku baik-baik saja. Jangan panik seperti itu," kelakar Hinata walau dia sendiri tidak tahu apakah akan baik-baik saja baginya setelah tubuhnya terhantam truk.

Omong-omong soal truk ... Di mana Sasuke? Apa dia tersesat di dunia ini sendirian?

"Nona Hyuuga, saya meminta izin memeriksa untuk memastikan kondisi fisik anda. Bisakah Nona mengulurkan tangan?"

Wanita berambut indigo itu mengerutkan alis. Walau bingung, dia tetap mengulurkan tangan ke arah tabib dan membiarkan pria itu memerikaa nadinya.

Omong-omong, Hinata seperti melihat gambaran film kolosal hitam putih yang diputar setiap pergantian tahun. Salah satu adegan tentang tabib sangat akurat dengan apa yang ia alami saat ini.

"Lambung anda sedikit bermasalah. Sepertinya efek sakit di kepala setelah anda terbentur," jelas sang tabib denga senyum.

"Tunggu ... Apa tadi? Terbentur?" tanya Hinata bingung.

"Dua hari lalu anda terbentur karena jatuh dari kereta kuda saat sedang menemani Nona Anne yang baru saja turun dari kapal bersama rombongan pedagang asal Amerika, Hinata-sama. Anda tidak ingat?"

Hinata berkedip beberapa kali. Apa ini dunia paralel yang aneh? Dia yakin dia baru saja tertabrak truk. Bukannya terjatuh dari kereta kuda yang bahkan melihatnya saja Hinata sanksi. Apa dia sungguh pernah melakukan itu?

The House Of ColorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang