8. Stay in The Path

478 105 26
                                    

Sasuke mematung mendengar permintaan paling tidak masuk akal baginya. Meniduri orang yang baru saja dikenal? Astaga ... Dia bukan pecinta cinta satu malam. Atau hobi merasakan sensasi kamar yang berbeda tiap malamnya. Walau tidak menampik bahwa Hinata begitu menggoda baginya.

Tubuh wanita itu sangat menggemaskan. Bagian depan dan belakang yang bisa membuat pria menangis karena hasrat. Diimbangi dengan wajah cantik ala malaikat. Sebagai pria normal, tentu saja Sasuke akan tertarik dengan tawaran tidur bersama. Tapi tidur satu kali dengan Hinata ... Apakah cukup baginya?

Sasuke sanksi.

"Bisakah?" desak Hinata lagi dengan air mata berderai.

"Astaga ... Kau ingin aku meniduri wanita panik dengan air mata bersimbah tak karuan? Aku bahkan tidak bisa berpikir ketika mendengar isakanmu," jelas Sasuke pada akhirnya.

"A ... Apa aku tidak menarik?"

"Bukan begitu."

"Lalu?"

"Kau serius ingin memancingku untuk menidurimu?"

"Aku membutuhkannya."

Sasuke menghela napas dan menghadapkan diri pada Hinata. "Masalahnya, yang kutakutkan justru aku tidak bisa berhenti, Hinata. Bagaimana jika ketika aku memulai, kita tidak akan bisa menghentikannya lagi? Aku akan mengurungmu di sini dan aku jadi kehilangan fokus untuk menyelesaikan misiku?"

"A ... Apa?"

"Kau menarik. Semua pria waras dan normal akan bersedia menidurimu dengan sukarela. Masalahnya, aku tidak yakin aku bisa berhenti karena pertahanan diriku menjadi tipis ketika di dekatmu."

Hinata menunduk menahan rasa malu. Tapi itu hanya beberapa saat saja sebelum dia teringat apa maksud dia yang mendadak ingin tidur dengan Sasuke. Jelas semuanya bukan karena alasan hasrat.

Wanita itu langsung membuka sedikit ikatan obinya dan menampakkan separuh dari bahunya. Sasuke sampai benar-benar terkejut melihat aksi tiba-tiba Hinata itu. Jantungnya berdebar dengan gila ketika melihat betapa halus dan memukaunya kulit Hinata.

"Ka ... Kau kenapa?" tanya Sasuke terbata-bata ketika Hinata mendekat.

"Kau bisa lihat bahuku. Apa yang kau lihat di sana?" pinta Hinata yang langsung memudarkan kegugupan Sasuke. Pria itu melirik bagian yang Hinata tunjuk. Kedua netranya terbelalak.

"Tanda lahir yang sama denganmu. Dan Madam Sakura mengatakan semua ini ada hubungannya dengan masa lalu kita. Dia juga mengatakan ingatan masa lalu semuanya akan kembali jika kita tidur bersama, Sasuke."

Pria raven itu terdiam. Tidur bersama bisa mengembalikan ingatan? Bukankah konyol? Apa secara tidak langsung Madam Merah itu mengatakan bahwa mereka telah bereinkarnasi dan membutuhkan ingatan lama mereka untuk bersama?

"Aku melihatmu dalam mimpiku. Aku melihatmu mati dalam pangkuanku. Aku ... Hatiku pedih mengingatnya Sasuke ..." ujar Hinata dengan terisak.

Sasuke panik dan mulai menyeka air mata Hinata yang menangis tergugu berkat kesedihan yang tidak ia pahami arahnya. Haruskah dia menitipkan percaya pada Hinata karena misinya ke kota ini cukup berbahaya? Dia telah disumpah untuk siap mati demi menemukan siapa yang berkhianat. Dan memasukkan seorang wanita ke dalam misinya ... Tidakkah itu kejam untuk hatinya?

"Aku tidak bisa menidurimu sesukaku tanpa banyak pertimbangan, Hinata. Yang kita alami ini jelas bukan cinta satu malam. Dan kau sendiri tidak memiliki pengalaman terhadap pria. Jika melakukannya sekalipun, aku harus mempertimbangkan kenyamananmu."

Sasuke menatap netra Hinata lekat-lekat. Hatinya mengatakan bahwa dia tidak bisa sembarangan menuruti keinginan Hinata walau dia juga bertanya-tanya. Hinata jelas bukan tipikal wanita yang bisa dijadikan pelampiasan cinta satu malam.

The House Of ColorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang