❝Kak Rino ganteng. Mau jadi pacarku nggak? Aku jago goyang di ranjang, lho.❞
Rino awalnya tidak senang dengan gagasan mendapat teman sekamar baru semester ini. Namun, dia berubah pikiran ketika melihat siapa yang akan menjadi teman satu kamarnya.
__...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rino Airlangga
“Jian, pakai baju kamu. Tolong, jangan telanjang sembarangan di sini.”
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jiandra Bintang Laksamana
“Kita sama-sama cowok, Kak. Kakak nafsu sama aku, ya?”
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
INTRO
Rino harap, calon teman sekamar barunya bukan orang yang sembrono apalagi sampai tidak tau aturan.
Seperti yang diberitahukan pengurus asrama, hari ini, teman sekamar baru Rino akan datang. Calon penghuni yang Rino belum tahu namanya itu akan menggantikan Sam yang sebelumnya adalah teman sekamar Rino.
Sam sendiri memutuskan keluar dari asrama karena sudah menemukan tempat menetap di salah satu apartemen di dekat kampus. Hal itu jelas membuat kamar Rino kekurangan satu orang penghuni karena memang satu kamar dihuni oleh dua orang.
Sam merupakan teman sekamar yang baik bagi Rino. Sam rapi dan tidak sembrono, bahkan bisa dibilang cowok itu membuat suasana kamar menjadi lebih artistik dengan kreativitasnya. Sam senang menggambar, lalu menghiasi dinding bagiannya dengan menggantung sebagian hasil karya indahnya.
Sekarang, Sam sudah tidak lagi menjadi teman sekamar Rino.
Paling tidak, calon teman sekamar Rino harus seperti Sam yang selalu rapi dan tidak berantakan. Minimal sekali lah itu. Tidak masalah kalau tidak artistik atau bagaimana. Asalkan tidak macam-macam, Rino masih bisa menerimanya.
Beberapa menit kemudian, pintu kamar terbuka.
Rino yang tengah membaca materi kuliah refleks menengok. Ekspresi seriusnya melunak ketika melihat seseorang yang tengah berdiri di ambang pintu.
Manis.
Itu kesan pertama Rino.
Dengan pipi gembil dan hidung mancung, serta penampilan kasual yang menunjang tipe wajah manisnya, membuat cowok yang tengah masuk kamar itu menarik perhatian Rino sepenuhnya.
"Halo?" Cowok itu menyapa Rino lebih dulu.
"Ah, halo." Rino berdiri dan mendekat. "Kamu penghuni baru itu?"
Cowok itu mengangguk. Sebelah tangannya terulur. "Jiandra. Boleh panggil Jian."
