7. Syarat Dimaafkan

3.8K 195 43
                                    

Jangan tanya bagaimana kelanjutan tawaran yang Jian berikan. Rino memang sempat terlena, tetapi dia segera sadar begitu hasratnya usai tersalurkan.

Dengan kata lain, tidak ada morning sex. Tolong, catat itu! Rino tidak ingin sampai ada asumsi aneh-aneh atau apa lah itu namanya.

Rino sekarang berada di kamar mandi. Tangannya dengan perlahan membasuh badan, terutama sisa-sisa peju yang ada di perutnya. Begitu mengusap perut, Rino langsung teringat kejadian beberapa saat lalu.

Dia ... ARGH!

Sialan! Rino meninju dinding kamar mandi.

Bagaimana bisa dia membiarkan Jian melakukan itu? Rino bahkan sampai menikmati bagaimana tangan mungil Jian berusaha menggenggam kontolnya. Belum lagi bagaimana lihainya Jian mengocok kejantanan Rino, serta tatapan lapar dan tingkah binalnya yang menjilat tangan hingga penuh saliva basah sebelum menjamah kontol besar Rino.

Rino memang terlena, tetapi dia tidak lupa kalau dirinya juga mendesah serta mendesis nikmat. Rino tidak bisa memungkiri kalau apa yang dilakukan Jian senikmat itu. Rino bahkan tidak menyentuh kontolnya selama Jian membantu pelepasan hasrat Rino.

Rino merasa tidak patut membiarkan Jian melakukan itu, tetapi di sisi lain, dia melihat Jian malah begitu tenang bahkan terlihat excited ketika membantunya. Jian turut membisikkan kata-kata kotor berbalut pujian terhadap kontol tegang Rino.

Sial! Sial! Sial!

Rino mengusak rambutnya. Di bayangannya sekarang muncul wajah cantik Jian, dengan pipi gembil serta bibir manisnya terlintas di khayalan Rino. Tanpa sadar, kontol Rino kembali menegang. Mengacung tegak hingga menyentuh abs-nya.

Rino mulai membayangkan yang tidak-tidak.

Bagaimana kalau Jian merunduk dan membuka mulut kecilnya di depan selangkangan Rino. Pasti akan lebih nikmat jika Jian menjulurkan lidah lalu menjilat setiap inci kejantanan Rino. Mengemutnya seperti permen, lalu tanpa menunggu lama Rino memasukkan kontolnya ke mulut cowok cantik itu.

Memikirkannya saja sudah membuat Rino merinding.

Tangan Rino bergerak turun, menggenggam kontolnya yang berkedut meminta dipuaskan kembali. Dengan bibir mengumpat pelan lalu mendesis, "Fuck! Jiandra, ini semua salah kamu."

Begitu Rino selesai mengenakan pakaian, pintu kamar terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu Rino selesai mengenakan pakaian, pintu kamar terbuka. Dilihatnya Jian masuk dengan sebelah tangan menenteng plastik berukuran sedang.

"Kak Rino, ayo sarapan bareng. Aku baru beli makan," sapa Jian sembari berjalan menuju meja belajar mereka.

Rino menggeleng. "Saya belum beli sarapan, Ji. Kamu duluan aja."

"Aku udah belikan. Tadaaa!" Jian mengeluarkan dua kotak makanan dari dalam plastik. Senyumnya begitu riang dan indah. "Kak Rino suka bubur nggak?"

Rino mencoba tersenyum meski tipis. "Suka, kok"

"Nah, kalau gitu, ayo sarapan!" Jian tanpa malu-malu menghampiri Rino lalu menarik lembut lengan cowok itu. "Sini, sini! Kita mam bareng."

Rino hanya diam, membiarkan Jian menuntunnya agar segera duduk di salah satu kursi. Setelahnya, Jian juga duduk di kursi satunya lagi.

"Nah, ini buat Kak Rino." Jian menyodorkan satu kotak. "Kalau ini untuk Jian." Kotak satunya lagi Jian tarik ke arahnya.

Lamat-lamat, Rino memperhatikan tingkah Jian. Jian seperti biasa saja. Seolah tidak terjadi apa-apa. Padahal, Rino sendiri masih merasa sedikit malu dan canggung kalau teringat kejadian tadi pagi.

"Jian?" panggil Rino.

"Iya, Kak?" Jian yang hendak menyuap bubur terhenti. "Kenapa?"

"Saya mau minta maaf."

Jian mengerjap. "Minta maaf? Buat ...?"

"Karena sudah lancang." Rino mengusap tengkuknya, merasa makin malu. "Maaf, Jian."

Jian tidak langsung menjawab. Cowok itu memajukan bibir bawah sedikit. Gesturnya seperti tengah berpikir sejenak. "Kak Rino mau aku maafin? Boleh, tapi ada syaratnya."

Rino bingung. "Syarat?"

Jian mengangguk. "Habis ini, kobelin lubang Jian. Mau disodok sama jari-jari panjang dan kekar Kakak sampai mentok. Itu syaratnya."









roommate; minsung 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang