"BAHAHA! Sebentar, sebentar." Sam terbahak sambil memegangi perut dengan sebelah tangan. "Biar aku luruskan. Jadi, teman sekamar kamu yang baru belum apa-apa udah ngajak kamu ngewe? Di perkenalan pertama?"
"Sam, bisa tidak mulutmu itu jangan kesurupan toa?" desis Rino. Sebelah kakinya terayun hendak menendang kaki Sam yang ada di bawah meja sebelum gagal total. "Dan, kenapa kamu malah fokus ke bagian itu-nya?"
"Karena itu yang paling menarik." Sam menyengir. Cowok itu lantas menggeleng-geleng sambil tertawa. "Aku kira cowok yang kayak begitu cuma ada di AU dalam wujud uke nakal. Ternyata, oh ternyata, Rino Airlangga justru kecipratan satu."
"Kedengeran kayak kamu bangga dengan itu," sindir Rino.
"Kamu juga suka, kan?"
"ENYAH DARI HADAPANKU!"
Sam tertawa lagi, kali ini lebih keras. Bahkan sampai sempat menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka.
Yah, salah Rino juga bercerita di tempat ramai seperti kantin fakultas mereka ini. Di jam rata-rata mahasiswa tidak ada kelas, pula. Namun, sudah kepalang tanggung.
Harusnya Rino pikir-pikir ulang gagasan bercerita pada Sam tentang apa yang menimpanya. Sam pendengar yang baik memang. Meskipun awalnya menertawakan, mantan teman sekamar Rino itu setelahnya bisa memberikan saran yang bagus. Cuma respons awalnya memang heboh seperti tadi.
Ya sudahlah, pikir Rino.
"Lalu, bagaimana?" tanya Sam setelah puas tertawa. "Bagaimana pun, dia tetap teman sekamar kamu. Kamu juga nggak bisa request dia pergi begitu saja. Jangan berpikir juga kalau kamu bisa minta pindah kamar. Kayak yang kamu tau, asrama sudah full."
"Aku bisa minta tukeran kamar." Rino bersikukuh. "Pasti ada yang mau."
"Bro, masing-masing sudah akrab dengan teman satu kamarnya. Mustahil!" Sam memberikan pandangan realistis. "Yah, menurutku terima saja lah. Mungkin dia memang cuma bercanda. Siapa namanya tadi? Jisan? Ajisan?"
"Jiandra," ralat Rino.
"Nah, itu dia!" Sam menjentikkan jari. "Jiandra itu mungkin cuma bercanda. Jangan diambil hati lah. Paling dia nggak mau suasana di antara kalian kaku."
Justru itu yang membuat suasana canggung!
Namun, apa yang Sam katakan benar juga.
Mungkin Jian hanya bercanda pada Rino. Walaupun kalau memang benar begitu, Rino tidak tahu di mana letak lucunya. Sam, sih, tertawa-tawa. Mungkin Rino saja yang tidak mengerti apa lucunya tentang seorang cowok yang pada perkenalan pertama berkata, "Mau jadi pacarku nggak? Aku jago goyang di ranjang, lho.".
Buktinya, Sam malah terbahak.
Yah, selera humor Rino mungkin tidak sampai.
"Kalau dia serius, menurutku, coba saja," celetuk Sam tiba-tiba.
Rino yang sedang menyeruput jus jeruk langsung tersedak. "CARI MATI KAMU!?"
"AMPUUUUN!"
Hari ini hanya ada satu kelas, dan Rino tidak memiliki kegiatan apa-apa lagi. Karena itu, Rino memutuskan kembali ke kamarnya. Beristirahat sejenak mungkin bisa mengembalikan semangat serta kewarasan Rino. Tidur siang, lalu bangun di malam hari untuk makan dan mengerjakan tugas.
Yah, dia akan melakukan itu.
Sesampainya di depan pintu kamar, Rino mengeluarkan kunci dari saku. Dimasukkan ke lubang kunci dan memutarnya seperti biasa. Aneh, pikir Rino. Karena kunci tidak terdengar bunyi terbuka. Menandakan pintu kamar ini sedang tidak dikunci.
Padahal, pagi tadi Rino ingat betul dia sudah mengunci pintu kamar. Dan juga, Rino orang terakhir yang keluar karena Jian pergi lebih dulu.
Berarti, Jian sudah datang? pikir Rino.
Begitu membuka pintu, benar saja, yang pertama Rino lihat adalah Jian.
Hanya saja, pemandangan yang tersuguh di depannya membuat Rino membeku.
Jian telanjang. Benar-benar tidak mengenakan sehelai benang pun. Menungging seperti sedang mengambil sesuatu, membuat belahan pantat sintalnya terekspos tepat di depan mata dan kepala Rino.
KAMU SEDANG MEMBACA
roommate; minsung 🔞
Fanfiction❝Kak Rino ganteng. Mau jadi pacarku nggak? Aku jago goyang di ranjang, lho.❞ Rino awalnya tidak senang dengan gagasan mendapat teman sekamar baru semester ini. Namun, dia berubah pikiran ketika melihat siapa yang akan menjadi teman satu kamarnya. __...