Karina tidak habis pikir dengan rumah yang saat ini sedang ia tatap. Begitu sangat megah dan mewah, bahkan bisa ia pastikan pembangunan rumah ini melebihi puluhan miliar.
William terkekeh pelan melihat raut wajah Karina, lelaki itu kini berjalan mendekat hingga ia berdiri bersebelahan dengan tubuh mungil sang gadis yang masih terpana dengan pemandangan di depannya.
"Secara resmi rumah ini adalah milikmu, cantik."Ucapan William sukses membuat Karina langsung menoleh kearahnya dengan tatapan terkejut sekaligus tidak percaya.
Apa?! Rumah ini miliknya? Karina tidak habis pikir dengan apa yang William katakan padanya. Jelas ia akan menolak! Hanya hidup seorang diri di dalam rumah sebesar itu semakin membuat Karina kesepian dan ia tidak suka itu.
"Aku tidak mau menerimanya. Rumah ini tetap milikmu dan aku masih punya uang untuk membeli rumah dengan harga yang sama"Tolak Karina dengan langsung, gadis itu berniat untuk pergi dari William namun lelaki itu menahannya.
Keduanya saling menatap satu sama lain, dan Karina langsung membuang tatapannya dari William setelah tersadar. Sedangkan William sendiri hanya mengulas senyum tipis.
"Tidak bisa. Ini sudah menjadi milikmu, dan aku mengajakmu kesini karena ingin memberikan kunci rumah ini untukmu. Orang tua kita sudah tahu dan setuju, dan ketika kita menikah nanti, kita akan tinggal disini berdua"
Karina menghembuskan napasnya kasar, ia berdecak kesal dengan kedua bola mata kebiruannya yang menatap tajam William. Tidak habis pikir dengan William yang begitu kekeuh ingin bersanding dengannya meskipun Karina sendiri sudah beberapa kali menolak lelaki itu.
Namun William tetap saja keras kepala dan teguh pendirian.
"Aku tidak bisa--"
"Aku tidak masalah jika kita menikah dengan dirimu yang tidak mencintaiku. Yang penting selama aku bersamamu, aku akan tetap bahagia meskipun aku yang jatuh cinta sendirian."Potong William dengan sungguh-sungguh, ia hendak meraih tangan Karina namun gadis itu menepisnya sembari terkekeh sinis.
"Sampai kapanpun aku tidak bisa menerima dirimu, meskipun nanti kita akan menikah, tuan Kim."
---
William menghela napasnya lelah, ia memilih menumpu seluruh beban tubuhnya diatas ranjang miliknya yang besar dengan telanjang dada.
Lelaki itu baru saja sampai setelah mengantar Karina pulang ke rumah orang tuanya. Ia tidak sempat berpamitan dengan orang tua Karina karena William harus mengurus beberapa pekerjaannya yang ia bawa ke rumah.
William terbangun dan langsung mengambil ponselnya hanya untuk mengabari Karina bahwa ia telah sampai dirumah dengan selamat, meskipun ia tahu betul bahwa sang gadis sama sekali tidak akan peduli.
Jika dirasa, William tentu merasa sakit hati dan juga merasa rendah atas perlakuan Karina kepadanya selama ini. Namun, ia sudah terjatuh pada Karina dan sejuta pesonanya hingga ia sudah lupa rasanya bangkit.
William sudah benar-benar jatuh cinta pada Karina.
Ia memilih menelpon Karina daripada harus mengetik pesan singkat pada sang gadis. Ya meskipun William yakin seratus persen bahwa Karina akan mengabulkannya tetapi ia sama sekali tidak memperdulikan hal itu.
Aku sudah sampai|
Istirahatlah|
Selamat malam, calon istri William Kim|---
Pagi hari Karina sudah sibuk dengan beberapa kegiatan di rumah sakit. Setelah mengikuti seminar kesehatan di aula, satu jam kemudian ia segera bergegas untuk melangsungkan operasi besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Love You || Winrina (✓)
FanfictionTentang William Kim yang jatuh cinta pada pandangan pertama kepada gadis yang dijodohkan orangtuanya kepadanya, Karina Kang. warn! genben.