Sungguh senang hati William saat kondisi tulang selangkanya yang cedera sudah menunjukkan kesembuhan dengan cepat. Kini ia sudah melepaskan gips yang dipakai dengan syarat tidak boleh melakukan aktivitas berat selama satu bulan dan juga harus melakukan cek secara rutin.
Sungguh memang ribet, tetapi William tidak masalah.
Sudah dua bulan usia pernikahannya dengan Karina, tetapi belum ada kemajuan dikarenakan sang istri kini jauh lebih sibuk. Bahkan Karina tidak pulang selama tiga hari dan memilih menginap di rumah sakit karena padatnya jadwal.
Tentu William khawatir akan keadaan Karina, ia sering menuju tempat sang istri bekerja hanya untuk memastikan keadaannya dan juga membawa banyak makanan juga beberapa vitamin untuk Karina.
Dan disini juga William sibuk dengan pekerjaannya, ia juga harus lembur tetapi ia juga tidak bisa mengabaikan Karina. Pasti jika ia mengabaikan Karina, pola makan istrinya itu akan berantakan karena terus bekerja.
Ia tidak mau Karina sakit.
"Kim, aku tahu ini terdengar pamrih. Tetapi mengapa tidak pernah sekalipun Karina kemari dan memberikan bekal makan siang atau hanya untuk sekadar bertemu denganmu?"Pertanyaan Ryujin sukses membuat William terdiam sejenak.
William tersenyum tipis, dengan tangannya yang sibuk memasukkan beberapa makanan kedalam paperbag ia jawab pertanyaan Ryujin. "Karina sangat sibuk, Shin. Ia adalah dokter, menghubungi dirinya untuk datang kesini adalah sama dengan menyuruh dirinya untuk lalai dalam tugasnya. Sedangkan aku? Jam kerja ku sudah selesai disini bahkan kantor sudah tutup, bukan? Jadi aku bebas melakukan apapun."
"Terserah kau saja, yang jelas cepatlah! Aku ingin pulang, bodoh"
William tertawa melihat raut kesal Ryujin, ia juga merasa bersalah karena telah membuat sahabatnya itu menunggu. Ryujin hari ini akan pergi bersama Yeji sedangkan ia sendiri mengacaukan acara mereka.
"Baiklah, kau boleh pulang, Shin. Aku akan pergi ke tempat Karina sendiri. Lagipula, cedera ku sudah sembuh"Jawab William seraya mengangkat tangannya dan menggerakkannya kepada Ryujin.
"Tapi--"
"Sut! Sudah ya? Hari ini kau pergilah bersama Yeji. Aku pun ingin berduaan dengan istriku. Sudah sana pergi!"
"Aish! Tapi, terima kasih bos! Aku mencintaimu!"
"Berisik bodoh!"
---
Karina menghembuskan napasnya, ia kemudian membasuh wajahnya dengan air yang mengalir dari keran wastafel.
Hari ini dan dua hari yang lalu sangatlah melelahkan, bahkan ia belum bisa tidur dengan baik karena melonjaknya pasien. Tetapi Karina sama sekali tidak mengeluh, ia sangat bersemangat hanya untuk membuat orang lain sembuh lewat usahanya.
Bersamaan dengan itu, Karina merasakan hidungnya mengeluarkan sesuatu yang hangat. Setelah tangannya meraba sedikit, ternyata itu adalah darah.
Karina jika terlalu lelah akan merasakan mimisan, dan ini adalah pertama kalinya setelah ia ke Korea. Pekerjaannya ini sangat padat hingga mengharuskan dirinya untuk terus bergerak dengan intensitas istirahat yang cukup sedikit.
Ia mencoba membersihkan darah dari hidungnya dengan perlahan, juga rasa pusing mendera kepalanya setelah darah keluar dari hidungnya. Benar jika ia harus beristirahat, jika terus dipaksakan, Karina pasti akan tumbang.
Suara ketukan dari kamar mandi membuat dirinya tersadar, Karina dengan segera langsung membersihkan semuanya sebersih mungkin. Setelah selesai, Karina membuka pintu.
Namun langkahnya sedikit mundur saat di depannya sekarang terdapat sosok tinggi dan tegap William. Tidak mengerti mengapa suaminya itu ada disini, tetapi lelaki itu tampak terlihat sangat khawatir.
"Wajahmu sangat pucat, ah! Sebentar!"
Karina bisa melihat William langsung merogoh saku jas yang ia kenakan kemudian bisa dirinya lihat bahwa suaminya itu mengambil sebuah sapu tangan ukuran sedang berwarna hitam dan langsung lelaki itu mengusap darah yang mengalir dari kedua hidung Karina.
Jelas William super panik sekarang, niatnya yang hendak menyusul Karina yang katanya sedang berada di toilet umum rumah sakit membuat dirinya bergegas menemui sang istri.
"Aku ingin beristirahat, semuanya terasa melelahkan selama tiga hari ini."Lirih Karina dengan suaranya yang pelan, tentu William mendengar dan tanpa aba-aba lelaki bertubuh tegap dan semampai itu langsung membawa Karina kedalam gendongan bridal style nya.
"Kau harus. Jika rumah sakit ini terus membuatmu bekerja hingga tanpa istirahat sedikitpun, aku akan pastikan petinggi rumah sakit ini masuk kedalam penjara."Jawab William dengan nada seriusnya, ditatapnya kedua manik mata Karina yang tampak sayu dan lelah itu.
Entah dorongan darimana, dengan tiba-tiba saja jemari lentik Karina mengusap lembut rahang tegas milik William. Senyuman tipis terpatri di bibirnya yang pucat, sementara William merasa terpaku dengan perlakuan Karina yang sangat langka ini.
Mungkinkah jika orang yang sedang kurang sehat akan melakukan hal-hal yang tidak disadari? Contohnya seperti Karina saat ini? William cukup terkejut, namun ia menikmati momen langka ini yang sudah dipastikan hanya sekali.
"Aku tidak apa-apa. Apakah aku boleh memelukmu?"
"Uhm?"
Karina tidak dapat menahan kekehan kecilnya saat melihat wajah terkejut William sekarang. Lelaki itu terlihat tegang dan kaku saat tangan Karina mulai melingkari lehernya.
"Bawa aku pulang."
William tersadar saat kepala Karina bersandar di bahu tegap miliknya, deru napas sang istri menghangatkan ceruk lehernya dan itu sedikit geli. Ia menyunggingkan senyum tipis, William sama sekali tidak peduli jika sikap Karina yang ini hanya terjadi sekali dan besok akan berubah seperti semula.
Yang terpenting sekarang adalah William menikmati momen langka ini sebaik mungkin.
"Aku akan membawamu pulang, sayang. Tetaplah peluk aku dengan erat."
Jika ini hanyalah sebuah mimpi indah, William harap ia tidak akan bangun lagi dan terus hidup bersama Karina yang seperti ini selamanya.
TBC?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Love You || Winrina (✓)
FanfictionTentang William Kim yang jatuh cinta pada pandangan pertama kepada gadis yang dijodohkan orangtuanya kepadanya, Karina Kang. warn! genben.