13 - I Love You, Always

3.2K 338 6
                                    

William merasa sangat kesulitan untuk mengganti bajunya karena segala gerak-gerik tubuhnya saat ini sangatlah terbatas.

Melirik kearah kamar Karina yang tertutup membuat dirinya sungkan dan tidak ingin mengganggu waktu istirahat sang calon istri. Namun ia harus bagaimana? William merasa sangat gerah karena sekarang ia mengenakan piyama tidur tangan panjang, sementara ia terbiasa tidur tanpa mengenakan kaus alias telanjang dada.

Ditambah dengan tangannya yang sedari tadi berdenyut sakit hingga pada akhirnya William sama sekali tidak bisa tidur.

Sekarang sudah pukul satu malam, Karina sama sekali tidak lagi keluar dari kamarnya setelah makan malam. Gadis itu bahkan sama sekali tidak mengucapkan sepatah katapun padanya, bahkan saat William mencoba untuk membangun komunikasi.

William sadar betul bahwa Karina masih membencinya. Tapi tak apa, dengan sudinya gadis itu tinggal satu rumah dengannya saja sudah membuat William bahagia.

Ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya hanya untuk membuat susu hangat dan menonton tv di ruang tengah, mungkin dengan kedua itu bisa membuat William tertidur.








---








Karina terbangun dari tidurnya, waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi dan ia harus segera bersiap-siap untuk pergi bekerja. Ingatannya belum sampai bahwa sekarang dirinya sudah tinggal satu atap dengan William, dan sekarang ia bergegas membersihkan diri juga bersiap-siap.

Hari ini ia akan sarapan di kantin rumah sakit.

Setelah selesai semuanya, Karina bergegas menuju dapur. Namun ia terkejut melihat figur William tengah tertidur di ruang tengah dengan posisi duduk dan televisi menyala, dengan segera Karina berjalan mendekat pada sang lelaki.

"Bangunlah, dan pindah lah ke kamarmu."Ujar Karina dengan nada datarnya, ia merasa sedikit iba dengan William yang tampak terlihat tidak nyaman dengan posisi tidurnya.

William terbangun, namun hal yang dirasakan olehnya sekarang adalah seluruh tubuhnya sangat sakit. Dan ia memaksakan diri untuk duduk tegap, kepalanya terasa sakit entah mengapa.

"Aku tidak bisa tidur semalaman. Dan baru bisa tertidur saat pukul tiga malam tadi, ehm bisakah kau memijat bahu kiri ku? Ini terasa sangat menyakitkan"Pinta William dengan lirih, Karina menghela napasnya kemudian perlahan mendekati William dan mulai memberikan pijatan pada bahu lebar sang lelaki.

Namun Karina terkejut karena suhu tubuh William terasa sangat panas. Lelaki itu juga setelah dilihat dari dekat tampak pucat dengan kedua pipinya yang juga memerah.

"Kau demam, dan mengapa tidak tidur di kamarmu?"Karina bertanya, tangannya memijat bahu kiri William yang terasa sangat tegang.

"Aku mengerjakan beberapa pekerjaan setelah kita makan malam hingga larut malam. Karena tidak bisa tidur dan..tanganku terasa sangat sakit sekali dan akhirnya aku memutuskan untuk disini"Jawab William dengan lesu, kepalanya terasa berdenyut sakit kini seluruh tubuhnya terasa sakit.

Tetapi melihat Karina yang telah rapi dan siap pergi membuat William urung untuk meminta sang gadis menetap menemani dirinya. Ia benar-benar tidak ingin mengangguk kesibukan sang calon istri.

Apalagi dengan profesinya sebagai dokter.

"Tidak apa jika kau akan pergi, ini pasti akan mereda jika aku istirahatkan. Pergilah, maaf aku tidak bisa mengantarmu pergi bekerja"Ucap William, ia menatap lekat kedua iris Karina yang juga tengah menatap nya.

Karina terdiam, hari ini ia benar-benar sibuk dengan jadwalnya di rumah sakit. Kemungkinan ia akan pulang malam atau menginap disana, tetapi seperti apa yang orang tuanya dan orang tua William katakan, ia harus menjaga 'calon suami' nya ini yang sedang sakit.

Tapi Karina tetap tidak bisa.

"Ryujin akan kemari, jangan pikirkan aku. Pergilah bekerja"Kembali William berkata, tuturnya yang halus
dengan kedua manik kehijauannya menatap visual Karina yang tampak seperti kebingungan.

Ia memaklumi Karina yang mungkin saja merasa terkekan atau terpaksa berada disini karena keadaan William sekarang. Juga orang tua keduanya meminta Karina untuk menjaga dan juga merawat William karena kondisinya sekarang memang tidak bisa dikatakan baik.

Awalnya William senang dengan Karina yang akan terus ada disampingnya, tetapi ia merasa bersalah karena gadis itu pasti merasa terkekang.

"Baik kalau begitu. Jangan melakukan sesuatu yang memang dilarang oleh anjuran dokter."Karina merasa senang jika keinginan William begitu, lagipula ia memang tidak memiliki waktu untuk mengawasi lelaki itu karena memang jadwalnya di tahun ini sangat padat.

Tanpa berlama-lama lagi Karina langsung bergegas keluar, William menahannya. Bukan dengan menggenggam tangan gadis itu melainkan sebuah kata yang William ucapkan hingga membuat Karina berhenti melangkahkan kakinya.

"I love you, always, Karina."














TBC?

The Way I Love You || Winrina (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang