"Meeting ditunda sampai besok, calon tunangan ku sedang sakit. Tolong kau jadwalkan ulang, Shin."
"YAH! MEETING INI BERSAMA TUAN ADACHI DAN KAU SUDAH MENUNDANYA SEBANYAK DUA KALI!"
William menjauhkan ponsel dari telinganya, ia merasa sangat pengang dengan suara Ryujin yang begitu sangat menggelegar membahana meskipun tidak memakai speaker mode.
Astaga.
Ia melihat Karina yang nampak tengah tertidur diatas sofa ruangan kerjanya dengan mantel William sebagai selimut sang gadis. Lucu sekali, mantel yang jika dipakai William hanya menutupi hingga paha, jika Karina memakainya bisa menutupi hingga betis.
Gadis itu mungil sekali, pikir William.
"Ya, brengsek! Kecilkan suaramu! Calon tunangan ku nanti terbangun oleh suara jelekmu itu!"Caci William dengan sedikit kesal, sukses membuat Ryujin terdiam meskipun lelaki diseberang sana merasa sangat dongkol dengan sikap William yang seenaknya.
Jika tuan Theodore Kim tahu dengan ditundanya meeting perusahaan dengan Adachi Company, bisa-bisa bos besarnya itu marah hebat kepadanya dan juga William.
"Baik. Akan aku handle meeting ini dan tidak jadi ditunda. Kau urus saja urusan pribadimu dahulu daripada kita dimarahi bos besar, Kim. Setelah semua selesai, kau harus membayar ku LIMA KALI LIPAT!"
William mendengus kesal, sahabatnya ini begitu menguras keuangannya meskipun gaji lima kali lipatnya Ryujin adalah biaya hidupnya dalam satu bulan. Sangat mudah diberikan, tetapi demi menjaga Karina yang sedang kurang sehat, William akan menjaga gadis itu.
"Huh, baiklah tuan Shin. Uang enam juta won akan meluncur masuk kedalam akun bank mu"Ucap William, dan ia bisa mendengar sorak bergembira Ryujin di seberang sana.
Benar-benar lelaki mata duitan.
"Terima kas----"
"Sudah! Simpan terima kasihmu itu. Aku harus fokus mengurus Karina."
Tut.
Karina merasakan kepalanya semakin pusing luar biasa setelah ia memutuskan untuk tidur sebentar. Ia merasakan tubuhnya ditutupi oleh mantel besar yang aroma citrusnya menusuk hidungnya dan entah mengapa ini sangat nyaman.
"Hhh, sebaiknya aku pulang."Lirihnya pelan sembari mencoba untuk bangun dari sofa tempatnya dipakai tidur.
Kepalanya semakin menjadi-jadi sakitnya dan pandangannya pun menjadi sedikit mengabur. Karina urung untuk berdiri dan memilih untuk menyadarkan kepalanya di sofa.
Ia sama sekali tidak menyadari kehadiran William yang kini sudah masuk kedalam ruangan setelah keluar sebentar untuk membawakan makanan Karina. Alangkah paniknya sang lelaki setelah melihat Karina yang wajahnya semakin pucat dan kini berkeringat dingin.
"Hey, bagian mana yang sakit, hm? Katakan sesuatu"Ucap William dengan lembut, ia menyeka keringat dingin Karina dan membenarkan mantelnya yang tidak menutupi tubuh bagian atas Karina.
Karina bergeming, ia merasa setengah sadar. Yang bisa ia rasakan adalah kini tubuhnya melayang, setelah itu semuanya gelap.
---
William merasa menyesal telah meninggalkan Karina meskipun sebentar, seharusnya ia menjaga gadis itu dan tetap disampingnya.
Kini ia tengah berdiri di depan pintu UGD, beberapa menit yang lalu Karina dibawa masuk kedalam oleh beberapa dokter dan perawat. William sudah menghubungi tuan Reggy dan nyonya Irene dan memberitahu tentang keadaan Karina, juga tentu saja menghubungi kedua orangtuanya untuk mengetahui kondisi Karina.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Love You || Winrina (✓)
Fiksi PenggemarTentang William Kim yang jatuh cinta pada pandangan pertama kepada gadis yang dijodohkan orangtuanya kepadanya, Karina Kang. warn! genben.