"Tapi, bukankah ini terlalu mewah? Kami hanya bertunangan, bukan melakukan pernikahan besar"
William menatap kedua kepala keluarga yang tengah duduk bersampingan sementara dirinya berada dihadapan mereka. Sementara para nyonya Kim dan Kang tengah bersama Karina yang masih terbaring diatas ranjang, gadis itu masih terlihat belum sehat.
Mereka semua berkumpul menjadi sebuah satu keluarga besar konglomerat terkaya di Korea Selatan disalah satu ruangan VVIP rumah sakit. Tentu satu lantai itu diperkhususkan untuk keluarga Kim dan Kang, tidak ada satupun yang berani kemari jika tidak ada perintah.
"Terserah, aku benar-benar tidak ingin membahas ini"Karina membuang pandangannya kearah jendela, gadis itu nampak tidak senang. Membuat nyonya Kim dan Kang saling menatap satu sama lain seorang bertelepati.
Karina masih teguh pada pendiriannya.
"Setelah kau bertunangan nanti, aku dan Kang akan menyerahkan perusahaan pusat KK Group kepadamu. Bukankah begitu, Kang?"Tuan Kim menyenggol tuan Kang yang langsung mengangguk seraya tersenyum.
William merasa kepalanya memberat, satu lagi beban bertambah. Ia sebenarnya merasa sangat pusing dengan pekerjaan yang tiada jeda ini.
Tetapi anehnya, William tetap ingin bekerja. Karena ia merasa memiliki tanggung jawab penting apalagi dirinya adalah seorang lelaki yang sebentar lagi akan menikah.
Perlu diketahui jika KK Group adalah sebuah perusahaan terbesar Korea Selatan yang berpusat pada produksi kebutuhan primer. Hampir dari delapan puluh persen merk makanan maupun minuman yang beredar disini bernaung dibawah hak cipta KK Group.
Tentu saja dengan gaji setiap karyawan yang dibilang fantastis membuat siapa saja rela antre untuk bekerja di KK Group.
"Sementara aku dan Kim akan mengurus bagian persenjataan juga pertambangan batubara. Kami semua sudah sepakat"Tambah tuan Kang.
William hanya bisa mengangguk yakin, kemudian sorot matanya tertuju pada figur Karina yang tengah memejamkan matanya. Yakin seratus persen bahwa gadis itu tampak enggan membicarakan hal ini.
"Karena keadaan Karina, kami sudah sepakat akan membawakan beberapa baju dan desainer langsung kemari. Kalian akan fitting baju besok"
"Apa?!"
"Uh? Karina, jangan kaget seperti itu. Mama yakin jika pertunangan kalian akan berlangsung dengan lancar, bukankah begitu, William?"Nyonya Kang menatap kearah William dengan senyum hangat, membuat William membalas dengan senyuman tipis.
Lelaki itu berdiri dari duduknya, berjalan menghampiri sang gadis yang semula melihatnya sekilas kemudian membuang pandangannya kearah lain. Para tertua Kim dan Kang mengerti bahwa dua anak muda itu perlu waktu berdua.
"Kami harus pergi, kalian butuh waktu berdua. Dan Karina, kami bisa menjamin jika William anak kami adalah lelaki yang sangat bertanggung jawab."
Setelah itu, mereka berempat langsung meninggalkan William dan Karina berdua.
---
"Aku ingin keluar"
William menoleh menatap Karina yang kini menatapnya datar.
"Apakah kau sudah merasa lebih baik, hm?"Tanya William, memastikan kembali kondisi Karina sebelum mengabulkan keinginan sang gadis.
Karina mengangguk, sekarang ia merasa sangat bosan dan ingin melihat dunia luar meskipun hanya di taman rumah sakit.
William mengambil sebuah kursi roda lipat yang terletak dibawah ranjang Karina kemudian membukanya. Karina melihat lelaki itu untuk beberapa detik, sampai akhirnya tangan kokoh nan besar milik William terulur kearahnya.
"Kemari lah"
"Aku bisa sendiri"Tolak Karina, dan William menghela napasnya pelan.
Gadis ini benar-benar keras kepala.
"Kau masih pusing untuk sekadar berdiri. Jadi, lebih baik aku menuntun mu menuju kursi roda atau aku gendong?"
Karina menghela napasnya kasar, kemudian menatap kesal William. "Kau menyebalkan sekali!"Dengusnya, tentu membuat William sedikit terkekeh dengan raut kesal Karina.
Begitu lucu, pikirnya.
Dengan sigap William menggenggam lembut tangan Karina yang ternyata begitu mungil dalam genggamannya. Tangan lain lelaki itu kini melingkar di pinggang ramping Karina, berjaga-jaga agar gadis itu tidak oleng karena masih terasa lemas.
Setelah memastikan Karina sudah duduk dengan nyaman, William langsung memakaikan mantel tebal miliknya kepada Karina dan memakaikan kedua kaki gadis itu dengan kaus kaki.
"Cuaca diluar sangat dingin. Kalau begitu, ayo kita keluar"
William dengan perlahan mendorong kursi roda Karina, sesekali lelaki itu melontarkan berbagai cerita lucu namun Karina sama sekali tidak meresponnya. Tidak apa, mungkin gadis itu masih belum menerima kehadiran William di hidupnya.
Namun William yakin jika suatu hari nanti, Karina akan menyambut cintanya dan selalu menyambutnya dengan senyuman lebar saat ia pulang bekerja.
Ah, indahnya berkhayal.
Sementara Karina sendiri hanya bisa diam. Tetapi kepalanya begitu riuh akan segala pikiran-pikiran yang berhubungan dengan William.
Mengapa lelaki itu masih berlaku lembut kepadanya disaat Karina berlaku tidak baik dan cenderung kasar?
Mengapa William selalu terlihat baik-baik saja disaat Karina selalu membuat lelaki itu kesusahan?
"Aku harus bagaimana?"
---
"Karina, aku benar-benar jatuh cinta kepadamu pada pandangan pertama kita bertemu sewaktu dinner malam itu. Segala pesona yang kau miliki seolah menarikku masuk dan jatuh. Aku yakin kau adalah gadis yang baik dan lembut, kau hanya perlu waktu saja untuk menerimaku di kehidupan mu."
"Aku, William Kim. Akan senantiasa menjaga dirimu semampuku, karena yang aku tahu tulang rusukku yang hilang satu ternyata ada pada dirimu."
William ingin rasanya mengecup kening Karina disaat gadis itu sudah terlelap tidur. Namun ia tidak boleh memanfaatkan keadaan, ia sangat menghargai Karina dan berusaha sekuat mungkin menahan keinginannya.
Tangan William mengusap lembut puncak kepala Karina. Ia mengulum senyum, Karina nya begitu sangat cantik bak malaikat hidup.
Tidak. Tidak ada yang boleh memiliki Karina, hanya William yang boleh, ya! Hanya William.
Dan William akan berusaha sekuat mungkin untuk membuat Karina jatuh cinta kepadanya.
TBC?
![](https://img.wattpad.com/cover/323747986-288-k174680.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Love You || Winrina (✓)
FanficTentang William Kim yang jatuh cinta pada pandangan pertama kepada gadis yang dijodohkan orangtuanya kepadanya, Karina Kang. warn! genben.