William datang bersama Ryujin menuju kantor ayah dan mertuanya. Ia langsung bersiap saat setelah Karina pergi bekerja, meskipun ia cukup kesulitan untuk sekadar memakai pakaiannya. Tapi hasilnya rapi walaupun sedikit berantakan.
"Kim, tumben sekali tuan besar memanggil"Ryujin nampak berjalan disamping William yang terlihat sangat serius sekarang, lelaki yang lebih tinggi darinya itu bahkan tidak berbicara sepatah katapun pada dirinya.
Membuat Ryujin pun diselimuti rasa bingung dan juga bertanya-tanya tentang sikap William.
Mereka telah sampai di gedung atas perusahaan dan juga telah dipersilahkan masuk oleh sekretaris, tampak tuan Kim dan juga tuan Kang sedang duduk bersebelahan dengan di depan mereka terdapat empat gelas wine.
"Anakku, akhirnya kau datang dengan mudah tanpa honeymoon. Bukankah itu mencurigakan, bung?"Tuan Kim menoleh kearah sang besan dengan senyuman penuh arti.
"Aku juga heran, mengapa Karina bekerja hari ini setelah kemarin kalian menikah. Apakah kalian sedang bertengkar?"
William menghela napas kasar, kemudian ia mengambil tempat duduk diikuti oleh Ryujin yang duduk disampingnya. Suasana terasa tegang dan juga dingin, tidak ada balasan dari William karena lelaki itu kini sedang terdiam.
"Kami sibuk di awal pekan ini, dan sepakat untuk fokus bekerja dulu."William membuka suaranya setelah terdiam beberapa menit, ia bisa melihat sang daddy dan juga mertuanya tidak puas mendengar jawabannya.
Tentu saja.
William pun sudah mengagendakan honeymoon bersama Karina ke tempat yang sudah ia rencanakan. Tetapi ia masih belum berani membahasnya, mengingat Karina memang sibuk dengan pekerjaannya.
"Kami tidak ingin kalian terlalu sibuk dengan pekerjaan. Kami hanya ingin meminta kalian beristirahat dan juga meminta cucu, apakah kau masih malu-malu, William? Astaga, apakah kami harus memberikanmu sesuatu agar kalian--"
"Yah yah! Jangan membahas ini di depan dia, dad. Aku pasti akan diledek habis-habisan oleh pria Shin ini"Potong William dengan jengkel, ia melihat Ryujin terkejut sembari menunjuk dirinya sendiri.
"Yah! Aku hanya diam sedari tadi, bodoh! Mengapa membawa-bawa diriku?!"
Tuan Kang dan Kim tertawa melihat tingkah William dan Ryujin. Suasana kembali cair, ternyata bukan honeymoon yang menjadi pembahasan inti. Tuan Kim dan Kang hendak membicarakan masalah pekerjaan kepada William dan juga Ryujin, masalah honeymoon sendiri sebagai pancingan dan juga godaan untuk William.
---
Karina menghela napasnya lega setelah menyelesaikan pekerjaannya yang super hektik hari ini. Banyak pasien yang harus ia tangani dan juga beberapa hal hingga membuat dirinya menunda jam makan siang.
Padahal ia tahu betul bahwa dirinya memiliki maag yang cukup parah jika dianggap sepele. Dan pada akhirnya, ia merasa sedikit sakit di bagian lambungnya saat hendak menuju ruangannya.
Namun baru saja Karina membuka pintu, ia bisa melihat figur William sedang duduk di kursinya. Lelaki itu tampak suram dengan ekspresinya yang datar, tidak seperti biasanya.
"Kau melewatkan jam makan siang mu, nyonya Kim?"Suara berat William menyapa Karina, lelaki itu bahkan langsung berjalan kearahnya dengan tatapan marah.
Wajah Karina sudah pucat dan juga sedikit berkeringat. William marah karena istrinya ini kurang memperhatikan dirinya sendiri dan memilih sibuk disaat dirinya pula butuh mengistirahatkan diri. Untung saja William menanyakan Karina kepada Yeji, karena tunangan dari Ryujin itu bekerja di tempat yang sama dengan Karina.
Dan mereka pun sudah lama dekat, hanya saja William dan juga Ryujin baru tahu saja.
"Aku sibuk--"
"Aku sudah membawa makanan dan juga obat milikmu yang juga tertinggal dirumah. Itu adalah obat yang seharusnya kau bawa setiap hari, dan hari ini kau lupa membawanya"Suara William melunak, ia pun merangkul tubuh kecil Karina dan membawanya untuk duduk.
Karina tidak bisa berbuat banyak, gadis itu tengah berjuang menahan perihnya lambung karena keteledoran dirinya juga. Ia merasa sangat tidak berselera dengan makanan yang William bawa.
Sementara William tengah membuka satu persatu wadah makanan dengan cekatan. Kemudian melihat Karina yang nampak semakin pucat, tentu ia merasa sangat khawatir sekarang.
Niatnya untuk membahas honeymoon bersama Karina di waktu makan siang harus terpaksa ditunda. Istrinya tampak tidak bisa diajak untuk membicarakan hal itu, dan tentu saja William akan membahasnya di lain hari.
Yang terpenting sekarang adalah kesehatan Karina harus William utamakan.
---
Karina merasa lebih baik setelah ia makan dan meminum obatnya. Dilihatnya William yang sekarang sedang memainkan ponselnya dalam diam, lelaki itu sekarang tampak sedikit bicara.
Apakah ada masalah? Pikir Karina.
Hingga pada akhirnya tatapan mereka saling bertemu, William tersenyum saat Karina membuang pandangannya kearah lain. Ia bangkit dari sofa dan berjalan menghampiri istri cantiknya yang kini terlihat sudah sehat kembali meskipun wajahnya masih sedikit pucat.
"Tidurlah sebentar. Aku akan melakukan check up hari ini dengan dokter Park dan tidak akan lama."William mengusap puncak kepala Karina dan setelah itu berjalan menuju pintu.
"Terima kasih"
William terhenti saat merasa ia mendengar suara Karina, ia menoleh kearah istrinya yang masih duduk disana. "Ya? Aku kurang mendengar tadi, kau mengatakan--"
"Terima kasih atas perhatian mu."Potong Karina dengan cepat, tidak ada senyuman di bibirnya tetapi ia serius mengucapkan rasa terima kasihnya kepada William.
Lelaki itu mengurusnya dengan baik meskipun sebelah tangannya masih cedera.
William terdiam, kemudian setelahnya ia tersenyum manis kemudian mengangguk. "Apapun untuk istriku"Jawabnya singkat, kemudian ia membuka pintu dan keluar dari ruangan Karina.
TBC?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Love You || Winrina (✓)
FanfictionTentang William Kim yang jatuh cinta pada pandangan pertama kepada gadis yang dijodohkan orangtuanya kepadanya, Karina Kang. warn! genben.