Satu bulan berjalan dengan begitu sangat cepat, hingga sampailah pada hari dimana ini sangatlah penting untuk sekadar dilewatkan.
William resmi menikahi Karina setelah melewati berbagai rintangan, meskipun ia belum bisa meluluhkan hati sang gadis ayu itu. Tetapi ia sangat bahagia karena berhasil membuat Karina menyandang marga namanya.
Nama Karina Kim sangat terdengar indah di indera pendengaran William. Tak henti ia tersenyum pada tamu undangan yang memberikan selamat kepadanya dan juga Karina. Ujung matanya melihat figur Karina yang tampak sudah lelah, ia tahu betul bahwa Karina tidak menikmati bahkan tidak terlihat senang dengan hari ini.
Tetapi tidak apa, William akan tetap berusaha membuat Karina luluh dan mencintainya meskipun harus mempertaruhkan nyawanya sekalipun.
"Sebentar lagi acaranya akan selesai, jadi kau bisa langsung istirahat setelahnya"Bisik William pada Karina, namun tidak ada respon dari sang gadis.
William hanya tersenyum tipis melihatnya, kemudian ia melihat sekeliling. Sebagian tamu telah pulang, dan hanya tersisa sahabat-sahabatnya yang lain. Ia akan menemui sahabat-sahabatnya setelah mengantarkan Karina ke kamar mereka.
Lima belas menit berlalu, ini saatnya William mengantarkan Karina untuk istirahat. Sekarang gadis yang kini sudah resmi menjadi istrinya ini terlihat mengantuk, ia merasa lucu dengan wajah Karina.
"Ayo aku antar"
"Tidak usah."
"Sayang. Kau akan terjatuh jika aku tidak membantu mengangkat gaun mu"
Karina menghela napasnya kasar, kemudian berjalan dengan William yang membantunya mengangkat bagian bawah gaunnya yang panjang dan juga berat.
Sebenarnya William pun merasa sedikit kesusahan, tangannya yang masih menggunakan gips pun merasa sakit tanpa alasan. Tetapi ia akan menahannya karena benar-benar tidak ingin merepotkan Karina yang terlihat tidak dalam mood yang baik.
Kini keduanya sudah sampai di kamar hotel khusus. William dengan sigap dan cepat membukakan pintu untuk Karina, dan tanpa bicara apapun Karina masuk dan hendak menutup pintu. Tetapi tertahan saat William menahannya.
"Aku akan menemui sahabat-sahabat ku dulu. Kunci saja pintunya, aku akan menghubungimu jika sudah selesai."Izin William pada Karina yang kini menatap datar kearahnya.
"Terserah"Jawab Karina singkat. Kemudian langsung menutup pintu.
William tersenyum miris melihat respon Karina dan perlakuan gadis itu. Tapi ia menghembuskan napasnya pelan, dan kembali menguatkan diri bahwa semua ini pasti akan berlalu.
Karina akan mencintainya, dan menerima dirinya.
Dengan langkah sedikit berat, William berjalan pergi untuk menghampiri dan mengobrol dengan sahabat-sahabatnya yang pasti sedang menunggu dirinya. Dan dengan segera ia mengubah suasana hatinya agar terlihat bahagia dan senang dihadapan mereka, ia tidak mau orang-orang mengetahui sikap Karina kepadanya dan juga keadaan hati William yang sebenarnya terasa kacau meskipun ini adalah hari pernikahannya.
--
"Kau akan pulang, Shin?"
"Aku akan ke apartemen Yeji. Kami sudah tinggal bersama hehe"
"Menikahlah dulu, baru tinggal bersama, Shin. Huh, aku juga heran mengapa Yeji mau bersama dengan lelaki mesum sepertimu"Ledek William, sukses membuat Ryujin melempar tutup botol kearahnya dengan tatapan sebal.
William tertawa melihat raut wajah Ryujin, namun segera ia melihat arlojinya yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Kedua orangtuanya dan orang tua Karina sudah pulang lebih dulu, bahkan sekarang hanya tersisa dirinya dan Ryujin saja di luar bersama dengan petugas kebersihan yang mulai membereskan ruangan.
Karina pasti sedang menunggunya, pikir William.
"Ah, sepertinya aku harus menemui Karina. Ia sudah menungguku, kau berhati-hatilah saat pulang! Aku duluan!"
William sedikit berlari dan meninggalkan Ryujin yang menatap dirinya dengan tatapan yang penuh arti.
"Semoga nona Karina bisa membuatmu bahagia, Kim."
---
Karina saat ini sedang menikmati makan makan malamnya seorang diri. Saat William berada di luar, tak membuat dirinya mencari sang lelaki yang sudah berstatus sebagai suaminya itu.
Tidak bisa ia deskripsikan perasannya sekarang. Namun rasa kecewa dan tidak bahagia mendominasi hatinya. Sekarang apa yang harus Karina lakukan? Orangtuanya terlihat sangat bahagia dengan pernikahan ini, dan bahkan untuk kali pertamanya Karina melihat mereka sebahagia itu.
Kali ini rasa bersalah mendominasi hatinya, ia merasa bersalah kepada orangtuanya karena ia tidak bahagia dengan pernikahan ini. Karina membenci hari ini namun ia tidak bisa mengecewakan mereka yang sudah merelakan waktu untuk mengurus seluk beluk pernikahannya dengan William.
Tak berselang lama, suara bel berbunyi. Karina menghela napasnya kasar, kemudian bangkit dari tempat duduknya untuk membukakan pintu. Pasti itu William, dan tidak mungkin juga Karina membiarkan lelaki itu diam diluar.
Orangtuanya dan orang tua William pasti akan curiga jika begitu.
"Maaf aku lama, tapi aku membawakan mu beberapa makanan ringan dari dapur hotel."William memperlihatkan sebuah piring yang ukurannya sedikit besar dengan ditutup oleh tudung berwarna keemasan.
Lelaki itu masih bisa membawa barang dengan sebelah tangannya meskipun satu tangannya lagi masih cedera dan masih melakukan rawat jalan hingga sekarang.
Karina menerimanya dari tangan William kemudian mengucapkan terima kasih kepada lelaki itu dan berjalan lebih dulu ke dalam. Sang lelaki mengulum senyum tipis, kemudian menutup pintu dan menguncinya.
Dalam hati William berdebar, ini adalah malam pertama mereka. Namun ia merasa takut untuk sekadar meminta Karina tidur satu ranjang dengannya, gadis yang kini sekarang menjadi istrinya itu sepertinya sedang tidak ingin diajak bicara.
Lebih baik William mencari akan saja.
"Aku akan tidur di sofa jika kau keberatan satu ranjang denganku"Kembali suara William mendominasi, Karina menoleh kearahnya dan menatap datar sang dominan.
"Terserah"Jawab sang istri singkat, kemudian menyimpan piring yang ia bawa menuju dapur yang letaknya tidak jauh dari tempatnya dan William bicara sekarang.
William mengangguk kecil sembari melihat postur tubuh kecil Karina, ia akan bersiap-siap untuk membersihkan diri sebelum tidur. Dalam hatinya juga ia sedikit mengeluh dengan kamar hotel ini yang hanya memiliki satu unit kamar meskipun ruangannya sangat luas.
Tentu saja ini campur tangan keluarga Kim dan Kang.
Sepeninggal William, Karina membalikkan badannya untuk melihat tubuh tegap sang lelaki yang memasuki kamar 'mereka', Karina teringat bahwa William belum bisa mengganti bajunya sendiri dan jika bisa pun itu akan terlihat kesulitan untuk sang lelaki.
"Aku harus bagaimana ini?"Monolog Karina, ia kini diliputi rasa gundah.
TBC?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Love You || Winrina (✓)
FanfictionTentang William Kim yang jatuh cinta pada pandangan pertama kepada gadis yang dijodohkan orangtuanya kepadanya, Karina Kang. warn! genben.