24 - Mr. Kim (+)

5.5K 351 14
                                    

Diharap untuk dibawah umur untuk skip saja chapter ini, yap!



---






William mendapati sosok Karina sedang berada di dapur, sedang mencuci piring. Sementara ia sendiri telah selesai membereskan meja makan yang tadi dipakai.

Merasa bosan karena hanya menonton tv, William memutuskan untuk menghampiri Karina yang masih di dapur. Ini adalah hari kedua Karina cuti, ia senang karena istrinya merawat dirinya dengan baik dan sangat hati-hati.

"Masih lama, hm?"Bisik William, ia mengeratkan pelukannya pada Karina dibelakang.

Sementara Karina tersenyum, ia selesai mencuci piring dan sedang mengeringkan tangannya yang basah kemudian mengusap pelan tangan besar yang melingkar di perutnya.

"Sudah selesai, ada apa hm?"Tanya Karina disertai deheman lembutnya, ia merasakan William sedang mengusap-ngusap dagunya di bahu kecil Karina membuat sang istri terkekeh geli.

William tidak menjawab, ia mengendus wangi Karina yang sangat membuatnya candu. Istrinya ini sangat wangi dan William sangat suka.

"Aku tidak mau hari esok datang. Ingin terus seperti ini"Lirih William, ia sedang dalam mode manja dan Karina harus melakukan sesuatu.

Karina membalikkan badannya dengan cepat hingga kini mereka berdiri saling menghadap satu sama lain, kedua tangannya kini menggenggam erat kedua lengan William kemudian menatap kedua manik kehijauan milik sang suami dengan dalam.

Wajah suaminya sudah terlihat segar tidak seperti kemarin yang pucat dan nampak kelelahan. Karina senang dengan William yang sudah membaik, perlahan tangan kanannya mengusap lembut rahang tegas milik sang suami. Membuat lelaki Kim itu terpejam menikmati sentuhan dari Karina.

Kedua tangan William bertengger kokoh di kedua pinggang Karina. Jemarinya mengusap lembut tubuh molek sang istri yang terbalut baju piyama tidur berlengan panjang.

"Tapi kita harus kembali bekerja besok. Kita memiliki tanggung jawab yang harus dikerjakan, lagi pula besok jadwalku disana hanya sedikit. Jadi aku bisa pulang sore hari mengikuti jadwalmu."Jawab Karina dengan nada lembut, membuat William yang semula terpejam kini menatap teduh kearah sang istri.

Sedikit merunduk saat melihat Karina, karena selain postur tubuh yang kecil, tinggi Karina pun hanya sebatas dagu William. Kontras tinggi mereka begitu ideal sebagai pasangan.

Karina merasakan tubuhnya melayang sebentar, kedua tangan kokoh William mengangkatnya kemudian mendudukkan dirinya. Mereka berhadapan satu sama lain dengan senyuman merekah.

"Aku ingin"William membuka suaranya setelah dengan lamat menatap kedua manik cantik milik sang istri, suaranya memberat dengan kedua matanya yang mulai sayu.

Karina terdiam, ia tersenyum kecil saat mengetahui William ingin mendapatkan haknya sebagai suami. Namun ada yang jauh lebih penting yang harus mereka lakukan saat ini.

"Aku mengerti. Tapi aku ingin ini dibersihkan dulu agar kau terlihat lebih rapi dan nyaman, setelah itu kau bebas meminta apa saja padaku"Karina menjawab, kedua tangannya dengan lembut mengusap dada William yang bidang nan atletis.

William sedikit kecewa, ia memasang wajah cemberut saat mendengar jawaban Karina. Padahal ia sangat ingin sekali, tapi mau bagaimanapun, keinginan sang istri diatas segalanya.

Melihat raut kecewa dari sang suami, Karina terkekeh pelan. William seperti anak kecil yang dilarang ibunya untuk membelikan mainan.

Dengan lembut Karina sedikit mendorong tengkuk William agar lebih mendekat kearahnya. Tanpa berbicara lagi, Karina mulai mencium bibir tipis sang suami dengan lembut.

The Way I Love You || Winrina (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang