02. Test

196 18 1
                                    

"Apa?"

Rhea masih menatap Levi lekat-lekat. Walau sudah di tegur dengan sebuah pertanyaan. Rhea tidak habis pikir jika sahabatnya itu akan menjadi sorang pencinta sesama jenis.

Sejujurnya tidurnya tidak begitu nyenyak malam-malam terakhir. Mimpi tentang Levi yang bercinta dengan pria lain membuatnya terbangun. Rhea tidak sepolos itu untuk tidak mengerti bagaimana caranya sesama laki-laki berhubungan. Dan kini Rhea mulai memimpikan Levi bercinta dengan sesama jenisnya.

Kata-kata pengakuan Levi tentang sebuah fakta membuatnya terkejut setengah mati.

Rhea bukan terbawa suasana, hanya saja cara Levi memperlakukannya membuatnya selalu berpikir siapapun wanita yang menjadi jodohnya akan sangat beruntung.

Tapi bagaimana jika angan-angannya berganti dengan gender lain? Bukankah akan sangat menyakitkan? Apalagi untuk seorang benalu sepertinya, yang hobby merusuh hidup Levi.

"Kau sungguh gay?"

"Bukankah kita sudah selesai membahas ini?"

"Ayolah, Levi. Sangat di sayangkan orang sepertimu menjadi seperti ini. Maksudku bagaimana dengan keturunanmu kelak. Setidaknya wajah datarmu itu harus menurun pada putrimu. Ah, aku tidak sabar untuk berdebat dengan putrimu kelak." Tegur Rhea di akhiri dengan khayalan.

"Kau berpikir terlalu jauh."

"Maksudku apa yang menyebabkan semua ini?"

"Sudah aku bilang, aku pun tidak yakin. Hanya saja aku sering kali memuji beberapa pria, entah itu tampan, cerdas atau gagah." Jawab Levi.

"Perempuan?"

"Manja, tidak tahu diri, dan merepotkan."

Bibir Rhea otomatis mencabik. Ketiga kata itu hanya tertuju padanya. "Sial! Bukan menilaiku, maksudnya perempuan lain."

"Aku tak mengenal perempuan manapun selain dirimu." Jawab Levi acuh tak acuh.

"Hah? Aku tak paham."

"Bodoh! Sudah jangan bahas ini dan selesaikan makananmu. Jangan lupa membaca sedikit catatan. Kau ujian siang? Aku akan antar nanti." Perintah Levi.

"Kau tidak ada matkul?"

"Hanya via daring. Itupun hanya 1 matkul."

Rhea hanya mengangguk paham. Ia menatap makananya tidak begitu minat. Rhea ingin sekali membantu Levi kali ini. Bagaimana pun Levi orang yang ia sayangi. Levi harus kembali normal. Harus.

"Bagaimana kau melakukan one stand night." Saran Rhea.

"Itu, jorok." Tolak Levi.

"Jangan memotong pembicaraanku! Kau coba dulu bercinta dengan perempuan dan laki-laki. Setelah itu kau bisa tentukan, mana yang paling kau suka." Saran Rhea.

"Kau sungguh gila." Jawab Levi sambil beranjak untuk meletakan piring kotor di wastafel.

Rhea melotot terkejut lalu beranjak membuntuti Levi. "Levi... coba dulu. Kalau kau gay, aku tak mau berteman denganmu lagi." Ancam Rhea.

"Baguslah, aku tak perlu repot-repot lagi mengurusmu." Balas Levi tentu saja tak merasa terancam sama sekali.

Rhea harus melakukan jurus andalannya. "Levi, ayo lakukan, ayo lakukan, ayo lakukan!" Ucap Rhea sambil menarik-narik lengan Levi penuh bujuk rayu atau bisa dibilang paksaan.

"Baiklah! Baiklah. Sekarang kembali duduk dan habiskan sarapanmu." Levi tak pernah mampu menolak gadis itu.

"Yatta!"





LA The Series : Are You Gay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang