"Yang satu ini aku tidak bisa."
"Aku sudah tulis semua rumusnya. Lihat dan salinlah."
Rhea mendengus kasar. Levi menduakannya dengan ponsel. Tidak, lebih tepatnya fengan game pada ponsel itu.
"Benar, tapi aku tak tahu harus mengerjakannya dengan rumus yang mana. Tulisanmu jelek, tidak jelas dan sulit dimengerti." Keluh Rhea mendengus kesal.
"Tunggu sebentar." Sahut Levi masih asik menekan-nekan layar ponselnya.
"Levi!"
"Ah, baiklah." Levi menyerah dan meletakkan ponselnya. "Mana soalnya." Tanya Levi menarik buku Rhea.
"Yang ini."
Levi membacanya dengan cepat dan menatap Rhea dengan jengah. "Bodoh, ini soal yang sama dengan soal nomor empat. Lain kali baca lebih teliti lagi. Jangan manja kau sudah besar." Gerutu Levi kembali melanjutkan game pada ponselnya.
"Hehe, aku juga sayang Levi." Jawab Rhea sambil mengerjakan tugasnya dengan senyum tanpa dosa.
"Kau di sini rupanya." Ucap seseorang yang tak asing lagi bagi mereka.
"Erwin." Panggil Levi otomatis keluar dari aplikasi game dan menatap temannya itu.
"Kau sudah selesai dengan urusanmu?" Tanya Levi mempersilahkan Erwin duduk di sampingnya.
"Sudah, memang sedikit merepotkan. Tapi aku bisa mengatasinya." Jawab Erwin.
"Jika butuh bantuan, katakan saja." Ucap Levi.
"Tentu saja." Ucap pria pirang klimis itu menepuk bahu Levi.
Semua percakapan itu terekam jelas dalam ingatan Rhea. Ia menggenggam pulpennya erat-erat seolah pulpen itu akan patah oleh emosi Rhea yang memuncak.
Rhea dengan jelas menunjukan wajah siaga perang terhadap kedua manusia yang ia klaim sebagai pasangan gay.
Levi saja tadi memarahinya dan sering mengatainya bodoh, tapi lihat sikapnya kepada Erwin begitu lembut membuat Rhea tak terima.
Jika ada orang yang pantas mendapat sikap lembut Levi, mungkin itu adalah kekasihnya yang perempuan. Bukan senpai-nya yang pirang klimis itu.
Bahkan sekarang keduanya mengabaikan Rhea dan mengobrol dengan nyantai.
"Tau begini, aku minta ajari Porco saja." Sindir Rhea sambil mengerjakan tugasnya.
"Kau mengatakan apa, Rhea?" Tanya Levi.
"Aku membencimu Erwin." Ucap Rhea dengan terus terang.
"Kau memang baik dan tidak berbuat jahat padaku, tapi kau merusak Levi." Lanjut Rhea mengeluarkan segala unek-unek.
"Rhea,"
"Jika memang waktu bisa diulang kembali, aku tak akan memaksa Levi untuk berkuliah di sini dan bertemu denganmu. Pertemuan yang membuat Levi jadi begini." Ucap Rhea lagi tajam dan sengit tanpa menghiraukan panggilan dari Levi.
"Rhea Othelyn, sudah cukup bicaramu." Ucap Levi menghentikan lisan Rhea yang keterlaluan.
Rhea langsung mengemasi barang-barangnya dan bergegas pergi dari sana tanpa menghiraukan panggilan dari Levi.
{Are You Gay?}
Ctak!
Rhea kembali melempar batu pada danau dengan sepenuh tenaga untuk meluapkan emosinya.
Dia masih merasa sangat kesal. Bahkan dari tadi ia menggerutu tentang Erwin. Segala macam keluh kesah yang ia pendam.
Rhea memang ingin melihat sikap lembut Levi tertuju pada orang lain. Tapi bukan pada Erwin.
KAMU SEDANG MEMBACA
LA The Series : Are You Gay?
FanfictionRhea dan Levi sudah bersahabat sejak lama. Keduanya sama-sama memutuskan untuk singel karena alasan masing-masing. Tapi perasaan Rhea hancur setelah mendengar sahabatnya mengakui dirinya Gay? Karena Levi sudah menjaganya sangat baik selama kuliah...