07. Because You

172 15 0
                                    

Levi salah perkiraan, ternyata Rhea benar-benar tak merusuh hidupnya selama 1 minggu terakhir. Bukankah itu bagus? Levi bisa melakukan banyak hal tanpa memikirkan Rhea lagi?

Bukankah hal ini juga yang ia impikan dari dulu? Namun, Kenyataannya si tampan dengan gengsi setinggi burj kalifah itu tak rela jika Rhea malah bergantung dengan orang lain selain dirinya.

Apalagi orang itu adalah Eren.

Rhea jadi tambah lengket dengan pria itu. Bahkan warga kampus mulai membuat rumor jika keduanya menjalin kasih.

Parahnya, tidak ada klarifikasi dari kedua belah pihak dan membiarkan rumor itu berkembang tertiup angin.

Apalagi mulai muncul fans-fans yang mendukung kedakatan keduanya membuat Levi semakin muak.

Begitu juga dengan pacar dari temannya itu. Tak ada habisnya membicarakan Rhea dan Eren. Membuatnya bad mood saja.

"Rhea bahkan terlihat malu-malu saat Eren memberinya perhatian. Ah! Mereka sangat menggemaskan. Rhea ini sebenarnya tipe gadis yang pemalu ya jika di depan umum?" Tanya Hanji pada Levi di akhir ucapannya.

"Hanji," Peringat Erwin.

"Apa aku salah? Bukankah Levi jauh lebih paham dengan Rhea dari pada Eren." Sahut Hanji.

"Tidak tahu, kau nilai saja sendiri." Jawab Levi tak acuh.

"Kalian masih saling mendiami?" Tanya Erwin pada Levi.

Pria undercut itu menghela nafas."Dia yang memintanya." Jawab Levi.

"Kau menurutinya?" Tanya Erwin khawatir.

"Dia akan datang kembali jika butuh." Ucap Levi.

"Aku dengar banyak kesulitan yang terjadi pada angkatan mereka. Angkatan di atas mereka juga sedang gencar menekan mereka akhir-akhir ini. Bahkan katanya mereka bermusuhan dan tidak lagi mau membimbing." Ucap Erwin.

"Biang gosip sekarang?" Tanya Levi.

"Mau bagaimana lagi." Ucap Erwin menatap Hanji. Sebagai tanda ia jadi tahu karena pacarnya itu.

"Tapi bagus kan? Aku dengar dari Petra, angkatan mereka kesal karena nilai turun akibat kejujuran mulut Rhea." Ucap Hanji.

"Rhea?" Ulang Levi.

"Iya, saat dosen bertanya darimana mereka mendapat makalah sebelum praktikum, Rhea menjawab dengan jujur jika mendapat dari senpai-nya. Setelah itu Rhea dicecar habis-habisan oleh angatan Petra, bahkan teman-teman kelasnya saja menjahuinya. Syukurlah dia punya Eren." Sahut Hanji lagi panjang lebar.

Levi langsung membereskan barang-barangnya dan bergegas meninggalkan kantin kampus tanpa mengatakan sepatah kata apapun.

"Apa kau tidak kelewatan, Hanji?"

"Ya walaupun melenceng, setidaknya kita tahu siapa yang paling mencintai Rhea."

"Kau membuat keributan saja, aku tak ikut campur."

"Tenanglah sayang, kita akan menyaksikan drama paling keren. Perjuangan Cinta tuan Ackerman."



{Are You Gay?}



Rhea terkejut saat pintu terbuka dengan kasar dan melihat sosok pria yang sedang ia jauhi, Levi Ackerman.

Dia yang sedang sibuk mengerjakan tugas jadi terhenti sejenak dan memperhatikan gerak geriknya yang aneh.

"Benar kata Hanji?" tanyanya, Rhea tak mengerti apa yang senpai-nya itu katakan pada pria itu.

Rhea masih diam dan Levi mengambil hasil pekerjaan rumahnya itu. Membaca dan mengamatinya.

"Sial." Umpatnya lirih namun bisa Rhea dengar dengan baik.

"Berhenti bersikap angkuh, dan katakan jika kau dalam kesulitan." Ucap Levi menatap Rhea.

Setelah mendengarnya Rhea langsung mengalihkan fokusnya pada tugas kuliahnya tanpa menghiraukan ucapan pria itu.

"Kau mendengar tidak?" Tanya Levi penuh intimidasi.

"Tidak perlu khawatir, lama-lama aku juga bisa mandiri, tidak manja lagi, tidak bergantung pada siapapun lagi." Jawab Rhea acuh.

"Oh jadi sekarang kau bergantung pada Eren?"

Rhea langsung mendongak,"Tidak, aku tidak bergantung pada siapapun." Jawabnya pada Levi.

"Omong kosong." Ucap Levi mengejek.

Rhea berdiri dari duduknya, " Maumu apa sih? Bisa tidak berhenti mencampuri urusanku? Tadi aku tidak bergantung pada siapapun." Tanya Rhea mulai emosi.

"Jika kemana-mana bersama Eren itu bukan tergantung lalu namanya apa?" Tanya Levi.

"Itu bukan urusanmu." Jawab Rhea sambil membuang wajah ke arah lain. Melawan tatapan Levi lama-kelamaan tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

Levi mendekat ke arah Rhea. Tangannya menarik rahang pipi Rhea,"Semua ini," Ucap Levi dengan ibu jari yang mengusap pipinya lembut.  "Adalah urusanku."
Sambung Levi dengan suara rendah.

Jantung Rhea berdegup kencang mendengar nada bicara posesif Levi yang entah pria itu sadari atau tidak.

"Camkan itu." Ucap Levi lalu melenggang pergi.

"Kenapa?" Tanya sang gadis menghentikan langkah kaki Levi.

"Kenapa aku jadi urusanmu, Levi-kun? Apa karena kau kasihan kepadaku?" Sambung Rhea bertanya dengan perasaan yang campir aduk.

Dia merasa penasaran, kenapa Levi sebegitu perduli kepadanya yang hanya seorang teman. Apa memang ia seperti itu kepada setiap orang?

"Karena kau Rhea."













To be continue

LA The Series : Are You Gay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang