"Baiklah, mungkin itu saja untuk hari ini. Sekian, terima kasih."
Kalimat tersebut diucapkan oleh sang dosen bertanda, matkul Rhea hari ini sudah selesai. Rhea membenahi seluruh barang bawaannya.
"Rhea,"
Sang pemilik nama menoleh dan mendapati pria tinggi berambut kucir itu duduk di sampingnya.
"Aku dengar ada restaurant udon baru di dekat universitas tetangga. Mau ikut denganku datang ke sana?" Lanjut sang pria mengajak Rhea untuk ikut.
"Benarkah? Kau tahu dari mana, Eren?" Tanya Rhea sedikit penasaran.
"Dari temanku yang berkuliah di sana. Kau mau ikut?" Jawab Eren kembali menawrkan.
"Tapi, jangan pulang terlalu malam, ya." Peringat Rhea.
"Hanya makan Udon saja, Rhea. Aku janji." Janji Eren, membuat Rhea merasa tenang. Eren bukan orang yang tidak mempertanggung jawabkan ucapannya.
"Oke, lets go!"
Rhea dan Eren keluar dari kelas bersamaan. Mereka segera pergi ke arah parkiran. Dimana motor Eren terparkir.
"Butuh jaket?" Tanya Eren melihat hari ini Rhea mengenakan crop top tanpa lengan yang di padukan dengan celana high waist.
"Tidak usah, aku sudah terbiasa dengan udara dingin. "
"Baiklah." Jawab Eren lalu mulai menaiki motornya di susul oleh Rhea.
Motor itu melaju membelah udara di jalanan. Sesekali mereka mengobrol dan bersenda gurau.
Bagi Rhea, Eren adalah pria keren yang pantas di kagumi banyak wanita. Tak heran ia sedikit merasa tidak nyaman jika pergi berdua dengan Eren.
Walau Rhea tahu Eren bukan milik siapa-siapa. Tetap saja, memiliki kenalan keren dan royal seperti Eren akan membuatnya sedikit tertekan.
Seperti saat mereka baru sampai di restaurant Udon. Banyak pasang mata yang menatap ke arah mereka. Lebih tepatnya Eren.
Saat ia pergi dengan Levi, hal sama pun terjadi. Tapi bedanya, Rhea sama sekali tidak perduli dengan itu. Jelas, karena Levi juga tidak perduli. Berbeda jika bersama dengan Eren.
"Maaf ya, aku memang terlalu keren." Ucap Eren percaya diri.
"Kurang ajar, mulut sombongmu membuatku muak." Sahut Rhea.
Bersyukurnya Rhea, Eren tidak gengsi sama sekali untuk membuat suasana hatinya membaik atau selalu mengajaknya bersenda gurau agar perhatiannya teralihkan.
Mata Rhea berbinar ketika melihat Udon yang tampak menggiurkan.
"Look's -nya oke juga." Gumam Rhea, mengaduk Udon itu dan mencicipi sedikit kuahnya.Matanya melotot terkejut. Rhea meletakan sendoknya dalam keadaan diam. Eren yang melihat itu tampak khawatir.
"Kau tidak suka?"
Rhea segera tersadar. "Ini enak, aku masih terkejut dengan rasa seenak ini."
"Syukurlah, aku pikir kau tidak suka."
{ Are You Gay? }
"Terima kasih atas bantuanmu, Erwin."
"Santai saja, Levi. Kau juga sering membantuku."
Lalu kedua pasang mata itu teralihkan melihat ke arah kedua pasang manusia yang baru saja tiba di depan rumah Rhea.
"Apa itu Eren?"
"Iya." Jawab Levi singkat.
"Kau membiarkannya mendekati Rhea?"
"Sejauh ini masih aman."
KAMU SEDANG MEMBACA
LA The Series : Are You Gay?
FanfictionRhea dan Levi sudah bersahabat sejak lama. Keduanya sama-sama memutuskan untuk singel karena alasan masing-masing. Tapi perasaan Rhea hancur setelah mendengar sahabatnya mengakui dirinya Gay? Karena Levi sudah menjaganya sangat baik selama kuliah...