"ARGH!!!"
Teriakan itu berhasil mencuri perhatian Levi. Tanpa pikir panjang pria itu langsung berlari ke rumah Rhea. Masuk ke dalamnya dan mencari sosok gadis yang berteriak itu di seluruh penjuru ruangan.
Levi berhasil menemukannya di kamar. Duduk dengan lutut ditekuk dan menyimpan wajahnya pada lipatan tangan itu. "Rhea," panggilnya.
Sang pemilik nama langsung mengangkat wajahnya. Wajah tanpa ekspresi itu tak berubah sampai gadis itu beranjak dari ranjang, berjalan ke arahnya dan menyandarkan kepalanya di dada Levi.
"Kau keparat sialan! Levi." Ucapnya dengan nada rendah.
Levi yang merasa tidak melakukan kesalahan apapun menjadi bingung. "Aku?"
"Berhentilah muncul dalam mimpiku dengan wanita lain, sialan. Aku menyerah, aku membencimu."
Tubuh Levi menegang seketika mendengarnya. Dirinya baru saja sadar akan perasaannya tapi tanpa mendengar ungkapan hatinya, dia sudah tertolak duluan.
"Sangat, sangat membencimu, Levi. Aku akan bergantung padamu terus sampai kau tak ada waktu untuk bercinta dengan wanita-wanita lain itu." Rhea mendengus kasar. "Sial, aku ini bicara apa sebenarnya." Rhea melepaskan diri dan mendorong pelan pria itu tanpa melihatnya.
"Pulanglah, kaparat. Merepotkan saja, saat gay masuk ke mimpiku, kembali normal juga tetap masuk ke mimpi. Kau pikir cara bercintamu itu keren untuk aku mimpikan." Ucap Rhea dengan wajah memerah.
Levi jadi tak ingin pulang, ia malah ingin menerkam gadis itu."Setelah kau mengatakan semuanya? Kau tidak mau mendengar pendapatku?"
"Apa yang aku harapkan keluar dari mulutmu kaparat yang tanpa permisi masuk ke dalam mimpiku dengan wanita wanita itu. Aku sudah lelah merasakan mimpi basah laki-laki sialan sepertimu." Decak Rhea masih kesal.
"Aku juga mencintaimu."
Rhea langsung mendongak menatap Levi dengan melotot. Ia diam bergeming menatap wajah Levi yang terlihat jauh-jauh lebih tampan dan bersinar.
Ia memukul kepalanya, "Aku sampai berhalusinasi, mendengar pernyataan cintamu, sialan. Tentu saja itu tidak mungkin." Monolognya.
"Apanya yang tidak mungkin dari kalimatku, aku mencintaimu." Ucap Levi menghapus jarak di antara mereka.
"Tidak kau bahkan muak dengan sikapku." Jawab Rhea.
Levi menarik pinggang Rhea dan mencium tepat di bibirnya. Melumatnya dengan nikmat, bibir yang pernah lecet dalam fantasinya.
"Berhenti menjauhiku, aku tak bisa hidup tanpa di gelayuti sikap manjamu, ucapan sayang setelah aku memaki dirimu, rasanya banyak ribuan jarum saat melihatmu dengan si gondrong itu." Rhea masih diam membeku mendengar semua curahan hati Levi dalam telinganya. Pria itu menyembunyikan wajahnya di antara pangkal leher dan bahunya.
"Aku bahkan tidak bisa hanya memelukmu diam, aku bagai terkena karmamu. Aku ingin menciummu, menjumbumu, mengajakmu mandi keringat bersama, mendengar lolonganmu."
"Itu mesum sialan!"
"Aku akan menikahimu."
"Apa?"
"Ayo kita bercinta." Ucap Levi sebagai akhir dari percakapan mereka.
Levi mulai menambah ke agresif-an jalan bibirnya. Ia tak bisa lagi menahan hasratnya untuk membuat gadis yang sudah dalam kurungannya itu menggeliat dan mendesahkan namanya.
"Levihh.."
Levi mati-matian mengontrol dirinya agar tidak kasar. Ia masih waras untuk tidak memperkosa Rhea. Walau melihat wajah Rhea yang putus asa akan sentuhannya membuatnya ketagihan untuk melumat ini dan itu.
"Ah! Levihh.. apa yang sedang kau lakukan."
Pink dan bersih, sepertinya tanpa Levi ketahui gadis itu mulai merawat dirinya sendiri dengan baik. "Kau akan menyukainya." Jawab Levi lalu mulai memainkan bibirnya di liang Rhea.
Menggigit kacang kecil itu sampai sang pemilik melengkungkan tubuhnya ke atas sangking nikmatnya dibuat Levi.
"Ah! Ahh! Ahh! Levihh!"
"Mpphh.."
"Rasanyahh anehhh, adahh yang mau kelu-- Aaaahhh.." desah panjang Rhea sebagai tanda pelepasannya untuk pertama kalinya.
Levi langsung menanggalkan pakaiannya. "Aku tahu kau akan menyukainya." Ucap Levi lalu mengecup dahi Rhea. "Tapi yang ini, kau pasti akan sangat suka.
Levi memasukan penisnya yang sudah tegak. "Ahh, Rhea kau, benar-benar." Levi tak karuan merasa nikmat di jepit kuat oleh vagina Rhea.
"Sshh, hurt, pleasehh.."
Levi seketika tersadar dan melanjutkannya dengan lebih hati-hati. "I m sorry, baby girl."
"Akh!" Jerit Rhea tanda Levi sudah masuk semuanya. Levi bergerak pelan sekali di dalam sana tanpa mengeluarkannya.
"Jadilah bagian hidupku, selamanya." Bisik Levi tepat di telinga Rhea.
Sebelum akhirnya pergerakan dimulai dan malam panas pun mereka lewatkan bersama.
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
LA The Series : Are You Gay?
FanfictionRhea dan Levi sudah bersahabat sejak lama. Keduanya sama-sama memutuskan untuk singel karena alasan masing-masing. Tapi perasaan Rhea hancur setelah mendengar sahabatnya mengakui dirinya Gay? Karena Levi sudah menjaganya sangat baik selama kuliah...