Musim dingin di Kanada.
Setelah negoisasi yang memakan waktu panjang. Akhirnya hukuman Rhea terlaksana setelah ujian akhir semester.
Honeymoon yang di kabarkan sebagai hukuman malah jadi liburan paling menyenangkan untuk Rhea.
Gadis itu bermain-main dengan salju dengan bahagia.
Cuaca dingin itu Rhea dan Levi lewati dengan berjalan-jalan, melihat pemandangan kota putih yang sangat indah.
Tapi sepertinya hanya Rhea yang bahagia melihat-lihat kota. Padahal Levi sengaja memilih musim dingin agar bisa menghangatkan tubuh mereka satu sama lain.
Terlalu banyak fantasi yang Levi harap bisa di realisasikan. Tapi sejak pertama datang ke sana. Belum ada tanda-tanda mereka akan bercinta.
Levi jadi banyak menghela nafas.
Cup!
Levi terkejut karena tiba-tiba membuyarkan lamunannya dengan menciumnya. "Terima kasih sudah mengajak pergi ke sini."
"Sama-sama."
"Kamu lelah ya?"
"Tidak."
"Aku bersikap menyebalkan?"
"Maybe."
"Eh?" Rhea mengernyit bingung. Ia benar-benar tak tahu letak salahnya dimana.
Levi tidak marah sungguhan, ia tahu istrinya tak akan peka untuk hal-hal seperti ini. Bagaimanapun ia harus mengawalinya.
"Halooo~" Levi menoleh dan melihat maskot boneka beruang yang berdiri di sampingnya.
"Apa kau sedang dalam suasana hati yang buruk?"
"Entahlah, aku datang dengan istriku untuk bulan madu, tapi dia tak membiarkanku menyentuhnya."
"Harusnya bilang saja."
"Kamu mana peka, aku sudah merayumu malah ditinggal tidur."
Rhea membuka kepala maskotnya dan memukul lengan Levi. "Sudah tahu istrimu tidak peka, malah di diamkan saja. Melar nih jadi beruang."
Levi menahan tawanya melihat tingkah lucu istrinya. Wajah cemberut dan tubuh beruang besar.
"Peluk." Pinta Rhea merentangkan tangannya.
"Baiklah." Levi bangun dari duduknya dan memeluk istrinya dengan gemas.
"Jangan marah, nanti malam kita bercinta ya."
"Bujukan yang buruk."
"Hey aku sudah berusaha tahu."
"I see you, baby girl."
{Are You Gay?}
"Sudah cukup," Levi merebut botol beer dari tangan Rhea.
Sejak sore hari keduanya terjebak di dalam resort karena badai salju melanda. Rhea dan Levi malah menghabiskan waktu di depan perapian sambil minum beer.
Entah berapa banyak beer yang sudah mereka minum.
Rhea tiba-tiba menatap Levi dengan sayu. Tangannya bergerak mengusap rahang suaminya. "Levi memang tampan." Ucap Rhea sudah mabuk.
"Tentu saja."
"Juga galak."
"Tegas." Bantah Levi.
"Kamu mengenalnya? Dia itu suamiku lho!" Ucap Rhea dengan senyum antusias. Dia tampak menggemaskan jika mabuk begini.
"Tentu aku mengenalnya."
"Katakan aku cinta padanya ya."
"Tidak mau, katakan saja sendiri secara langsung."
Rhea bergerak perlahan dan duduk di pangkuan Levi. "Aku mencintaimu. Ayo kita buat seorang gadis yang mirip denganmu."
"Shit! Your so cute baby girl."
Levi mencium bibir Rhea dengan sangat memabukkan. Mabuk beer dan mabuk cinta. Tangannya bergerak meremas dada Rhea di balik bajunya.
Gerakan lambat laun semakin agresif. Levi melepas sweater yang ia kenakan begitupun dengan Levi.
"Nghhh, Levihh.."
Wajah polos Rhea yang mabuk membuatnya kalap. "Your always my baby girl."
Levi melahap payudara Rhea dan memainkan putingnya. Sensasi nikmat tiada tara, hanya bisa Rhea dapatkan dari suaminya.
Tangannya, mulutnya, jemarinya. Padahal perempuan terkenal dengan multitasking tapi pria juga bisa multitasking jika sedang bercinta. Buktikan saja sendiri.
Sang pria menciumi setiap inci tubuh istrinya dengan memabukan. Desahan Rhea bak alunan musik yang menjadi musik favorit Levi sekarang.
"I think you love this." Ucap Levi sebelum memasukan lidahnya menyapu vagina Rhea dengan basah.
"Umhh, yes i like it! Ahh- Ahhh.."
"Mmhh, this good?"
"Yes sir! Don't stop, Ahhh, aahh, ahh, ahh Levihh.."
Levi semakin gencar membuat kalang kabut Rhea. Lidahnya bergerak lincah bagai tak dengar apa yang istrinya katakan.
"Ahhh, Ahhh, Ahhh i want, Ahhh like that."
"Yes! I coming Ahhh, Ahh, Ahhhhh..."
Tangan Levi masuk menggantikan kekosongan di bawah sana. Ia mengocoknya sedikit sebelum miliknua masuk.
"Ahhh!"
Levi mengajak Rhea beradu lidah dengan juvinya yang bergerak dengan ritme bertahap.
"This or that, baby girl?"
"Ahhh, This. I like that. But, Ahh- I love this."
"You love what i doing for you?"
"Mmhh yes sir, Ahh- can we go?"
Levi malah semakin menggoda Rhea dengan mengeluar masukan secara perlahan dan tajam.
"Oh ayolah, jangan-- Ahhh! Ahh, Ahh, Ahh." Levi menggerakkannya langsung ke ritme cepat.
Rhea kewalahan sendiri dengan permintaannya. Nikmat yang ia nantikan.
"Ahhh Rhea."
"Ahhh~"
Levi mengeluarkanya di luar, ia masih waras untuk tidak membuat istrinya kerepotan dengan hamil. Rhea masih bergerak tak mau ada kekosongan dalam dirinya.
"Lagi, ayo masukin lagi."
Levi bergerak menggesekan miliknya pada milik Rhea.
"Gamau di gesekin, di masukin ayo."
"Ternyata membuatmu mabuk ada untungnya juga." Gumam Levi.
"Kita lakukan 10 ronde lagi." Jawab Rhea membuat senyum smirk merekah pada wajah si tampan itu.
"Until morning comes."
{Are You Gay?}
KAMU SEDANG MEMBACA
LA The Series : Are You Gay?
FanfictionRhea dan Levi sudah bersahabat sejak lama. Keduanya sama-sama memutuskan untuk singel karena alasan masing-masing. Tapi perasaan Rhea hancur setelah mendengar sahabatnya mengakui dirinya Gay? Karena Levi sudah menjaganya sangat baik selama kuliah...