12. Terima

197 13 0
                                    

"Ah! Levi.." Jengit Rhea terkejut saat sebuah lengan memeluknya dari belakang.
"Aku kehilanganmu." Ucap Levi merajuk.

"Maaf, aku tadi belanja beberapa bahan yang belum ada." Jawab Rhea.

Levi mencium kening Rhea dan melepaskan lengannya. "Ada lagi yang harus di bawa?" Tanya Levi pada Rhea.

"Tidak hanya ini saja." Jawab Rhea, lalu mereka membawa semua bahan-bahan roti itu dan mengeksekusinya di rumah Levi.

Senangnya memasak di rumah Levi adalah, meja pantrinya luas jadi mereka bercinta di atasnya dengan leluasa. Pikir Levi.

Demi apapun ia menjadi sangat maniak terhadap sex sekarang. Bahkan sambil menunggu adonan mengembang saja mereka sudah melalui satu ronde. Entah berapa ronde yang akan mereka lakukan hingga roti-roti itu jadi.

Payudara Rhea sudah terekspos, gadis itu duduk di kitchen bar dan menunggu fantasi seperti apa yang akan kekasihnya realisasikan kepadanya.

Cream coklat di oleskan ke payudaranya, kemudian pria itu menjilatnya dan mengecapnya. Melakukan kegiatan itu sambil menunggu rotinya matang.

"Mhhh Levi-kunhh, rotinya nanti gosong."

"Tidak, kan kita sudah pasang timer, diamlah aku sedang menikmati sarapanku." Bantahnya. Kembali melakukan tuang cecap.

Nipple Rhea sampai mencuat tinggi dibuatnya. Di bawah sana juga semakin basah saja.

Ting!

"Ahh Rotinya." Rhea mendorong Levi dan turun dari kitchen bar. Ia menggunakan sarung tangan untuk mengeluarkan roti dari oven kemudian meletakkannya di meja pantry.

"Yey! Roti kita sudah matang."

"Dan saatnya mandi bersama." Ucap Levi menggendong Rhea. "Kamu mengabaikan ku karena roti sialan itu, kamu akan di hukum baby girl."

Shower menyala Rhea di turunkan dan langsung di hajar oleh kekasihnya. Lolongan kenikmatan yang akan menjadi musik favorit Levi sekarang.

Rasa nikmat yang membuat mereka candu, dan menyesal kenapa cinta tak mereka sadari dari dulu.





{ Are You Gay ? }




Levi keluar kamar mandi terlebih dahulu. Ia membiarkan Rhea berendam dengan air hangat setelah ia lepas kendali dan hampir menghamilinya.

Pria itu berpakaian lengkap dan membuka laci dimana kotak kecil tampak di sana. Ia membukanya dan mengantungi nya.

Ia merasa sangat yakin dengan keputusannya. Setelah selesai, Levi keluar dan mengiris roti hasil karya mereka kemudian membuat susu hangat.

Membawa nampan itu di balkon untuk dinikmati di sore hari.

"Levi!" Panggilan Rhea mencari keberadaannya.

"I'm here baby girl."

Rhea datang dengan wajah lebih segar dan bercak merah yang ada di beberapa titik lehernya itu, ulah keganasannya.

"Ah rotinya tampak enak." Ucap Rhea hendak meraih roti itu dan melahapnya dengan senang. Roti lembut dengan cream coklat yang meleleh membuat suasana hatinya tambah senang. Levi merekam semua itu, ia pun ikut senang melihatnya.

Rhea menoleh ke arah Levi yang masih fokus menatapnya. "Levi mau bilang apa?"

"Lusa aku akan mulai magang di kantor paman. Aku tak yakin bisa memiliki banyak waktu seperti ini lagi denganmu."

Rhea terkejut mendengarnya. Kenapa tiba-tiba sekali? Kenapa disaat mereka sedang mesra-mesranya?

"Waktunya cepat ya, sudah saatnya Levi bekerja."

"Bagaimana perasaanmu?"

"Aku? Aku bagaimana ya?" Ucap Rhea membuat Levi merasa bersalah. "Aku akan baik-baik saja, akan menjadi wanita mandiri dan layak disandingkan dengan Levi."

"Kamu yang seperti ini juga pantas di sandingkan denganku Rhea. Jangan merendah seperti itu. Tidak ada yang boleh menatapmu seperti itu, bahkan aku yang mencintaimu saja tak pernah merendahkan mu."

"Terima kasih banyak Levi. Semangat untuk mulai magang lusa. Mau aku masakan bekal?"

"Iya, dan satu lagi." Levi memasangkan cincin pada jemari Rhea. "Ini milik ibuku, kata ibu aku harus memberikan kepada seseorang yang ingin aku ajak hidup bersama selamanya. Aku sudah meminta restu orang tua kita, mereka mengizinkan kita untuk menikah."

"Levi, kamu serius? Aku tak mau kamu menyesal, kita bahkan baru 2 minggu menjalin kasih. Kamu yakin memilihku?"

"Aku akan sangat menyesal jika membiarkan cincin dari pria lain hinggap di jemarimu."

Rhea merasa terharu, matanya sudah berkaca-kaca. Ternyata wanita yang selama ini ada dibenaknya adalah dirinya. Wanita yang beruntung mendapat hati Levi adalah dirinya.

"Berhenti menganggap dirimu tidak pantas, karena di mataku, kamu adalah hal yang terlalu berharga untuk menjadi milikku."

"Terima kasih Levi. Aku sangat mencintaimu."

"Aku beruntung mendapatkan cintamu, baby girl."







To be continue



LA The Series : Are You Gay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang