13. 10 Days

170 12 0
                                    

Setelah hari lamaran, keesokan harinya Rhea di ajak untuk mengunjungi kantor Levi, memberitahu ruangannya, bahkan apartemen yang akan di tinggali Levi.

Di hari itu juga Rhea membantu Levi pindahan dan membereskan apartemen.

Ternyata benar ucapan Levi, akan sangat sulit bagi mereka menghabiskan waktu berdua. Bahkan kini mereka tidak tinggal satu lingkungan lagi.

Rhea rasanya sangat sedih. Perlu beberapa hari untuk menyesuaikan diri. Meninggalkan rasa egoisnya yang selalu ingin bersama Levi.

Ingat ia sekarang adalah tunangan Levi.

Kemajuan yang bagus, ia harus terbiasa dengan kesibukan Levi ini. Bagaimanapun Levi adalah pewaris tunggal Ackerman croup, kelak saat sudah menikah pun ia harus mendukung Levi dan tidak bersikap egois.

Walau terkadang saat ia merasa sangat lelah, hanya tangis yang bisa ia lakukan. Mau bagaimana lagi, ia yakin Levi jauh lebih lelah di bandingkan dirinya.

Seminggu setelah magang di mulai, Levi sering datang ke kampus dengan setelah formal, karena setelah kelas ia akan langsung pergi ke kantor.

Sejak saat itulah Rhea tak berani merusuh Levi. Tapi, Levi ternyata lebih peka dari pada dugaan semua orang.

Untuk 1 minggu terakhir, Rhea memang sangat terpuruk. Tapi setelah Levi mulai melibatkannya, Rhea merasa lebih baik.

Terkadang mereka melakukan panggilan video selama berjam-jam. Walau kegiatan keduanya sama-sama sibuk. Hal itu membuat keduanya tidak merasa kesepian.

Levi juga tak jarang mengajak Rhea makan siang atau makan malam di luar.

Kesimpulannya, untuk saat ini eemuanya berjalan dengan lebih baik. Bahkan sangat baik sih. Lihat saja kedua pasang manusia yang tertelan kabut nafsu itu.

Rhea di hujam di atas meja kerja Levi. Kegiatan yang sudah jarang mereka lakukan.

"I miss you all. Ahh Rhea."

"Ahh ahhh ahh Levihh.."

Sensasi bercinta di kantor memang berbeda. Rhea tak tahu akan se-menyenangkan ini. Tahu begini ia akan langsung mengangkangi kekasihnya di kursi kebesarannya itu.

"Aku akan lebih cepat." Peringat Levi sebelum bergerak liar tak tentu arah menumbuk di dalam sana.

Rhea melayang setinggi langit sangking lamanya ia tak menikmati rasa bercinta dengan kekasihnya. Puncaknya datang bersamaan dengan nafas mereka yang tidak beraturan.

Keduanya mengambil waktu sesaat untuk menormalkan kerja jantung mereka."Levi harus makan dengan teratur. Kamu jadi kurusan. Pasti melelahkan kuliah sambil magang." Tanya Rhea setelah ia bisa bernafas dengan normal.

"Aku akan mengusahakannya, jangan mengkhawatirkan ku begitu. Kamu juga harus menjaga dirimu sendiri. Aku dapat telpon dari klinik kampus, asam lambungmu naik." Ucap Levi membantu Rhea membenahi pakaiannya.

Penjaga klinik, sialan! Ia mati-matian menahan ekspresi wajah saat melakukan panggilan video dengan Levi, malah penjaga klinik mengadukannya.

"Ia aku akui masih lalai soal makan. Tapi setelah itu tidak lalai lagi." Jawab Rhea tak mau menambah pikiran untuk Levi.

Levi mengusap rahang pipi Rhea yang terasa lebih tirus."Kamu juga kurusan, apa perlu kamu ikut denganku tinggal di apartemen? Aku rasa sejak kita berpisah, banyak hal yang terjadi pada diri kita, seakan tidak mau dipisahkan saja." Ucapnya.

"Merayu. Tidak usah Levi. Kalau aku ikut tinggal di apartemen, tanpa sadar kamu pasti akan merawatku lagi, akhirnya kamu kelelahan juga."

"Hari-hariku jadi berat, setelah jauh darimu."

"Aku juga,"

"Kita tinggal bersama saja, yuk."

"Tidak Levi, kamu harus fokus pada dirimu sendiri."

"Kamu sebegitunya menolak ajakkanku, aku jadi curiga."

Rhea menggenggam tangan Levi dan mengusapnya."Sebenarnya aku ambil kelas cepat, agar bisa wisuda lebih cepat. Sama halnya dengan Levi, aku juga stress mengerjakan banyak tugas. Walau mengerjakannya sambil nangis-nangis tapi semuanya selesai dengan nilai yang bagus. Kamu sendiri, bagaimana dengan sidang skirpsinya?"

"Minggu depan, setelah sidang skripsi, lalu wisuda, tinggalah bersamaku. Aku hanya tinggal memikirkan pekerjaan. Jadi jangan menolak lagi."

"Baiklah."

Kemudian keduanya berdiam sejenak menikmati waktu berdua yang kini sangat jarang ia dapatkan.

Fokus pada pikiran masing-masing. Mereka ini akan jadi pasangan suami istri ya? Rhea menatap kembali jari manisnya yang berbalut cincin pemberian Levi itu.

"Kita menikah setelah aku wisuda."

Rhea terkejut dan menatap Levi lekat-lekat. "Aku tak mau lagi berlama-lama Rhea. Kenyataannya menjadikanmu sebagai tunanganku saja tidak cukup membuatku tenang. Menurutmu bagaimana?"

"Jadi 2 minggu lagi?"

"10 hari lagi."

Ada hal baru yang Rhea baru tahu, Levi merancang semua dengan baik, tapi telat dengan komunikasi.

Lalu apa, tentu saja Rhea mau. Walau mendadak setidaknya ia akan meminta syarat.

"Aku mau kita punya anak setelah aku wisuda."

"Deal!"









To be continue



LA The Series : Are You Gay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang