"LEVI!!!"
Pria bernama Levi itu menghembuskan nafasnya pelan. Lagi-lagi gadis manja itu meneriakinya. Entah apa lagi yang ingin gadis itu minta padanya.
"Apa?" Tanya Levi saat sampai di depan pintu rumah gadis itu.
Gadis berambut panjang itu menoleh dan menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Levi..." Panggilnya berjalan cepat ke arah pria berambut undercut itu."Bantu aku mencari jurnal internasional. "
"Rhea, aku sudah bilang, cari dari jauh-jauh hari."
"Aku sibuk."
"Sibuk party?"
Rhea cemberut lalu menunduk. Tak berani menatap mata tajam Levi yang sedang mengintimidasinya.
Rhea dan Levi sudah bersama dari kecil. Hingga mereka sudah terbiasa hidup bersama. Bahkan di masa perkuliahan seperti ini, keduanya mengambil universitas yang sama, kompleks yang sama, dan rumah yang bersandingan.
Karena itu, Levi tahu kemarin malam Rhea pergi bersama teman fakultasnya yang lain. Levi juga tahu jika gadis manja merepotkan ini pergi ke club untuk hura-hura. Padahal ada tugas yang harus di selesaikan.
"Cek email mu, aku sudah tahu hal ini akan terjadi." Ucap Levi akhirnya berbicara.
Rhea langsung mendongak, menatap Levi senang dan memeluknya. "Aaaa! Kau memang paling bisa di andalkan!"
"Lepaskan aku sialan! Besok-besok lagi pergi ke club dan jangan libatkan aku dalam tugasmu! Gadis manja, merepotkan!" Desis Levi pedas berusaha melepaskan pelukan Rhea.
"Iya! Aku juga sayang padamu Levi!"
Levi mendengus kesal. Tangannya mendorong tubuh Rhea paksa dan mencubit hidungnya. Sang pemilik hidung mengeluh kesakitan.
"Jangan panggil aku lagi, aku juga lelah." Ucap Levi lalu beranjak pergi meninggalkan gadis itu sendirian di rumah.
Bagi Levi, Rhea adalah gadis manja yang menyebalkan, merepotkan dan berisik.
Tapi tanpa ia sadari, perhatiannya juga di renggut oleh gadis itu.
{ARE YOU GAY?}
"Tidak boleh."
"Aku mohon, ya. Nanti aku bantu tugasmu."
Levi menatap Rhea remeh."Yang ada malah sebaliknya. Duduk di rumah diam-diam atau aku akan melaporkan kepada ibumu." Ancam Levi pada Rhea
Rhea mendengus kesal, tubuhnya merosot bersandar pada sofa di rumahnya dengan raut wajah tidak senang. "Dasar tukang ngadu."
"Pergi berdua dengan laki-laki di jam malam seperti ini. Jangan meminta izin lagi, buka catatanmu. Katanya besok ada ujian." Perintah Levi.
"Justru karena aku suntuk belajar, makanya aku ingin pergi keluar dengan Eren." Jawab Rhea.
"Jangan mimpi."
Rhea memukul Levi dengan bantal. "Kenapa tidak boleh? Kita juga biasanya jam segini masih pergi mencari makan atau jajan. Aku dan kau juga perempuan dan laki-laki. Kenapa? Kenapa tidak boleh?" Tanya Rhea bertubi-tubi.
"Karena laki-laki itu Eren. Bukan aku."
Rhea merutuki Levi dalam hatinya. Berdebat dengan Levi tak akan ada akhirnya. Rhea beranjak dari duduknya berjalan sambil menghentak-hentakan kakinya kesal.
Levi tak menghiraukannya, sampai gadis itu kembali datang dengan buku catatannya. Kembali duduk, dengan headphone yang menyumpal telinganya dan membaca catatannya. Menghiraukan pria yang lebih tua darinya 3 tahun itu.
Rhea mendiami Levi. Pria bersurai hitam itu tidak terkejut lagi dengan sikap Rhea yang satu ini. Ayolah, mereka bahkan menghabiskan waktu bersama lebih hampir 20 tahun. Tentu saja di hiraukan Rhea ketika gadis itu merasa kesal adalah makanan sehari-hari Levi.
Pria itu memilih memainkan ponselnya. Bermain game online membuatnya sibuk dan mengabaikan Rhea.
Selagi mereka masih sama-sama mengabaikan, mari kita bahas hubungan yang terjalin antara Rhea dan Levi.
Kedua manusia berbeda usia itu berteman karena kedua keluarga mereka juga berteman. Simpel bukan?
Sehingga keduanya meneruskan jalinan hubungan yang sudah di bangun dengan baik. Rhea hanya anak tunggal yang sering ditinggalkan oleh orang tuanya.
Karena sering bosan bermain sendiri, biasanya Levi datang atau Rhea yang datang ke rumah Levi untuk bermain.
Dari usia 4 tahun hingga sekarang. Walau terpaut jarak usia yang sedikit menyulitkan mereka untuk bertemu. Rhea sering kali menyusul Levi untuk membantunya mengerjakan tugas sekolah.
Sehingga jarak usia tidak membuat Levi terlepas dari jerat gadis manja itu sama sekali.
Jam sudah menunjukan tengah malam. Levi mengintip Rhea yang sedari tadi belajar. Pria itu menghela nafasnya. Rhea terlelap dengan buku yang menutupi dadanya.
"Merepotkan saja." Gumam Levi pelan lalu meletakan ponselnya di meja.
"Rhea, pindah ke kamar." Panggil Levi berusaha membangunkan gadis itu.
Sedangkan sang gadis hanya meregangkan ototnya sekilas lalu kembali terlelap. "Rhea.." Panggil Levi lagi, belum menyerah.
"Malas.. gendong." Jawab gadis itu mengeluh dengan mata terpejam.
Levi mendengus lagi, "Gadis manja, ceroboh, tidak tahu diri, merepotkan saja." Keluh Levi sambil membawa tangan Rhea untuk melingkari lehernya lalu membawa kedua paha itu untuk melingkari pinggangnya.
"Iya, iya, aku juga sayang padamu, Levi jelek." Gumam Rhea setengah sadar.
Levi meletakan Rhea dengan hati-hati di atas kasur tidurnya, menyelimutinya, membenahi suhu ruangan. Lalu beranjak pergi keluar kamar Rhea.
Meraih ponsel dan membawanya ke kamar tamu. Sepertinya ia akan bermalam di rumah Rhea lagi.
Levi tak mungkin pergi dan meninggalkan Rhea yang tertidur dengan pintu rumah yang tidak terkunci dari dalam. Yang ada tidurnya tidak akan nyenyak.
Levi berpatroli, mengunci segala akses masuk dari luar. Baik pintu maupun jendela. Setelah di rasa sudah aman, Levi segera tidur di kamar tamu.
Atau bisa dibilang, kamarnya di rumah Rhea.
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
LA The Series : Are You Gay?
FanficRhea dan Levi sudah bersahabat sejak lama. Keduanya sama-sama memutuskan untuk singel karena alasan masing-masing. Tapi perasaan Rhea hancur setelah mendengar sahabatnya mengakui dirinya Gay? Karena Levi sudah menjaganya sangat baik selama kuliah...