F08

2.3K 219 15
                                    

- Rumah Chika -

Terlihat di sebuah ruang tamu ayah dan anak sedang mengobrol.

“Honey gimana kuliah kamu?”

“Baik pah.”

“Mm ngomong-ngomong apa kamu sudah punya pacar?”

Sebelah alis Chika terangkat. “Apasih pah nanya nanya pacar. boro boro mikirin begituan, yang ada aku tuh fokus belajar biar lpk nya tinggi. ”

“Berati jomblo dong” goda sang ayah.

“Papaaaaaaah ih. ” ucap Chika seraya mengerucutkan bibirnya

“kalo begitu papah mau ngenalin kamu ke anak rekan kerja papah, gimana?”

Mendengar ayah nya berbicara seperti itu perasaan chika mulai tak enak ia langsung menatap tajam kearahnya. “No no no, I don't want to be matched pah. ”

“Haha no honey, papah hanya mengenalkanmu saja, selebihnya itu terserah kamu. How?”

“Kapan?”

“Besok malam, papah akan ngundang dia makan malam disini oke?”

“Hmm”

“Papah yakin pasti kamu akan suka, he's a handsome man.” kata sang ayah seraya menaik turunkan alisnya.

“Stop it pah!! Aku berangkat dulu kuliah.”

“Oke, hati hati dijalan yaa”

“Iya pah”

Sebelum pergi Chika salam dulu ke ayah nya. Lalu berjalan kearah mobilnya.

“Honey” panggil sang ayah sedikit berteriak.

“Apalagi pah?”

“Besok malam jangan lupa ”

“Iya iya, bawel banget sih tu aki aki. ” gerutu Chika pelan seraya masuk ke dalam mobil dan menjalankannya.
.
.
.

****

- Kampus -

Tidak membutuhkan waktu yang lama Chika sudah sampai di kampusnya, ia pun teringat seseorang yang ia rindukan dari kemarin.

“Si Christy kuliah apa ya” gumam Chika pelan

“Hei Chik. ” sapa Okta sedikit mengagetkan Chika.

“Astaga okta !! Lo ngagetin tau gak”

“Hehe sorry sorry, tu jantung aman kan ?”

“Tau njir ah. ” jawabnya dengan kesal

“Haha iya sorry sorry, Chik” Okta langsung memegang tangan Chika.

Chika menaikkan sebelas alisnya.

“Sebagai tanda permintaan maaf gue, gue mau kasih lo poster original Jastin Biber. ”

Chika menatap Okta tak percaya, “serius?” okta mengangguk.

“Aaaaa thank you ” ucap Chika seraya memeluk Okta.

Tidak jauh dari tempat mereka, ternyata ada empat pasang mata sedang memperhatikan mereka dengan intens.

“Lo yang sabar Chris, lo harus kuat, inikan pilihan lo. ” ucap Ashel seraya menepuk pundak Christy pelan.

“Sakit Shel” jawab Christy sedih

Christy tidak tau harus berlari kemana, pergi kemana, dan mengadu kepada siapa? Sejujurnya dia ingin sekali membagi beban yang ia rasakan sekarang dan mencurahkan kesedihannya.

FORVIRRET [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang