Main Hati - 31

62 8 0
                                    

Setelah Arnold dipindahkan ke rumah sakit di Jakarta, Sandra mengajak Siska menginap di apartment nya. Agar Siska bisa beristirahat dengan tenang dan jika ia butuh sesuatu, Sandra bisa membantunya. Karena orang tua Siska masih dalam perjalanan kembali ke Indonesia.

Hari ini Sandra menyelesaikan beberapa pekerjaannya yang masih tertunda dari apartmentnya. Ia pun sesekali menelpon dengan beberapa klien yang sebelumnya di pegang oleh Siska dan Arnold. Biar bagaimanapun juga pekerjaan di lawfirm masih harus tetap berjalan.

Saat Sandra masih sibuk bekerja di ruang tengah apartmentnya, Siska keluar dari kamar dan sudah bersiap.

Sandra menatapnya bingung, "kamu mau kemana?" tanya Sandra.

"Aku harus jemput orang tua ku di bandara, sopirku sudah jemput dibawah", ucap Siska.

"Kamu mau aku temani?" tanya Sandra lagi.

"Ga usah, San. Aku sendiri aja, lagi pula ada banyak hal yang mungkin akan aku lakuin nanti", ucap Siska lagi. "Maaf sudah merepotkan kamu, dan melibatkan kamu sejauh ini".

"Ini semua juga terjadi karena aku, Siska. Arnold jadi seperti ini karena aku", ucap Sandra tak enak.

"Ini tak ada hubungannya sama kamu, ini benar-benar tindakan bodoh dari Arnold".

"Apa kamu masih mencintai Arnold?" tanya Sandra tiba-tiba.

Siska tersenyum sambil menggeleng, "Aku sudah ikhlas melepaskannya, apalagi melihat perbuatan bodoh dia akhir-akhir ini, perasaan cinta itu sudah hilang begitu saja. Aku malah merasa bersyukur, aku bisa mengalami ini semua sebelum hubungan kami terlalu jauh atau malah terikat dalam pernikahan".

"Apa kamu benci sama aku", tanya Sandra lagi, ia betul-betul merasa tidak enak kepada Siska.

"Aku bersyukur kenal sama kamu, dan aku bahagia, kamu akhirnya bisa bersama dengan pria yang kamu cintai dan mencintai kamu".

Sandra tersenyum, "aku harap kamu pun akan menemukan laki-laki terbaik dalam hidup kamu, yang bisa mencintai kamu dengan tulus apa adanya".

Siska memeluk Sandra, "makasih ya, San. Kamu sudah mau menjadi teman baik aku".

Sandra mengusap punggung Siska dengan lembut, ia sudah menganggap Siska seperti saudarinya sendiri.

"Makasih juga kamu udah mau percaya sama aku dan selalu baik sama aku".

Mereka lalu melepaskan pelukan itu, "doakan masalah ini cepat selesai ya. Titip pekerjaan ku yang masih tertunda ya, makasih banyak dan maaf selalu merepotkan".

"Kamu ga usah sungkan gitu, ini kan juga udah bagian dari tugas aku", Sandra tersenyum.

"Aku pamit ya".

Sandra mengangguk. "Kamu hati-hati ya, salam buat orang tua kamu".

Lalu kemudian Siska pamit, ia pergi menjemput orang tuanya dan ada banyak masalah yang harus ia selesaikan segera.

🌺🌺🌺

Alvin kembali ke apartmentnya setelah seharian bekerja. Walaupun banyak masalah diluar pekerjaan, ia tetap masih harus fokus bekerja karena masih banyak yang harus ia selesaikan. Pergantian kepemimpinan akan segera dilakukan. Karenanya, ia masih membenahi pekerjaan dan melakukan beberapa penyesuaian.

Alvin membawa makan malam untuk dirinya dan Sandra, ia bergegas dulu ke apartmentnya untuk mandi dan berganti baju, lalu Alvin pergi ke apartment Sandra.

Saat Alvin masuk kedalam apartment Sandra, wanita pujaan hatinya itu nampak sedang menelpon dengan kliennya. Sepertinya pembicaraan yang serius, Alvin tidak ingin menganggunya, ia pergi ke pantry untuk mengambil piring dan sendok, lalu duduk disebelah Sandra. Hari sudah hampir petang, namun Sandra masih sibuk mengerjakan pekerjaan Siska dan Arnold yang masih tertunda.

Main HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang