Main Hati - 6

117 12 0
                                    

"Alvin Poetra, Sandra Rissa Scheneider, lulus dengan nilai sempurna"

Informasi yang disampaikan oleh Dosen Penguji pada saat pengumuman kelulusan mahasiswa yang mengikuti sidang, membuat sorak dan tepukan tangan mahasiswa-mahasiswi yang ada disana bergemuruh. Dosen pembimbing dan beberapa dosen penguji lainnya juga bertepuk tangan, terlihat bangga tercetak diwajah mereka.

Sandra menitikkan air matanya, senyum Alvin terlihat begitu mengembang, dia menoleh ke arah Sandra yang juga sedang menatapnya.

Mereka berdua tersenyum bahagia.

Sampai begitu mereka keluar dari ruang sidang, Alvin segera menghampiri Sandra dan refleks memeluknya erat. Sandra yang mendapat pelukan tiba-tiba dari Alvin kaget bukan main.

"Selamat ya San, thanks juga buat semuanya".

Sandra membalas pelukan Alvin, ia mengangguk bahagia dalam pelukan itu, namun juga bersamaan dengan perasaan takut. Takut jika setelah ini Alvin akan menjauhinya, karena sudah tidak ada alasan lagi buat Alvin untuk terus bersama Sandra, musim skripsi sudah selesai dan mereka mungkin akan mulai sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Alvin melepaskan pelukannya, ia menatap Sandra, mengelus puncak kepalanya dan menempelkan keningnya menyatu dengan kening Sandra. Sandra merasa gugup bukan main, ini kali pertama wajah mereka berada sedekat ini. Dan ia pun tak pernah dekat dengan laki-laki lain sebelumnya. Sandra bisa mencium aroma mint dari mulut Alvin.

"You are the best things that I've ever had", bisik Alvin.

Sandra tersenyum, ingin sekali ia mengatakan bahwa ia mencintai Alvin. Tapi ia tak punya keberanian untuk itu, hatinya sudah terpatri untuk Alvin yang nyatanya sampai saat ini belum pernah menunjukkan apalagi mengatakan perasaan cintanya pada Sandra.

"Wohoooo, selamat ya Vin, San. Gila kalian keren banget lulus dengan nilai sempurna", teriakan dari Wita mengagetkan mereka berdua. Disebelah Wita juga ada Nico.

"Eiitss... Kita ga ganggu mesra-mesraan kalian kan", kata Nico menggoda.

"Apaan sih, ga ada ganggu-ganggu kok", Sandra yang wajahnya sudah merona membuat Alvin merasa gemas.

"Jadi kita rayain dimana ni bro?"

"Ga mesti gue rayain bareng kalian berdua, gue cuma akan rayain berdua bareng Sandra lah"

"Huuuu... Ga asiiiikkk".

"Gue laper bro, yuk cari makan".

"Gue juga laper, yuk cari makan, sidang bukan cuma bikin pening kepala gue, tapi juga bikin laper perut gue".

Lalu mereka tertawa bersama dan pergi menuju kantin.

🌺🌺🌺

Akhirnya saat yang dinantikan tiba, hari wisuda kelulusan.

Sandra dan Alvin sudah bersiap-siap untuk naik keatas podium sebagai penerima penghargaan mahasiswa dan mahasiswi terbaik lulusan kampus.

Tak hentinya senyum tercipta diwajah mereka berdua. Saat nama mereka dipanggil, keatas podium, sorak riuh tamu undangan dan para wisudawan lainnya memenuhi ballroom tempat upacara wisuda berlangsung.

"Alvin menepati janjinya Pi, dan Papi pun harus menepati janji Papi", seorang wanita cantik dalam balutan dress peach sedang berbicara dengan pria paruh baya disebelahnya.

Pria itu hanya mengangguk, "sayang sekali, padahal Papi berharap Alvin mau mengikuti keinginan Papi"

"Tapi biar bagaimanapun juga, Papi bangga padanya".

Reyna tersenyum dari tempat duduknya, ia pun bangga pada adik semata wayangnya itu. Adik yang biasanya membuat resah Papinya, kini bisa membuktikan bahwa ia bisa membuat bangga keluarganya.

Main HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang