Main Hati - 5

143 11 0
                                    

Pertemuan Sandra dan Alvin kian intens, apalagi mereka bertemu dan membahas skripsi mereka masing-masing.

Sandra banyak membantu Alvin dalam skripsinya, Sandra lakukan itu dengan senang hati, dan ia juga merasakan perhatian Alvin yang kian hari kian bertambah.

Walaupun saat ini hubungan mereka masih berstatus teman dekat, namun perhatian yang ditunjukan Alvin padanya sudah melebihi perhatian seorang teman.

Alvin yang ia rasakan begitu berbeda, jadi lebih lembut dan Sabar menghadapi Sandra.

Sandra yang sudah merasakan perasaan cinta pada Alvin, membuatnya begitu nyaman dan bergantung pada laki-laki itu.
Siang ini, mereka sedang berada dikantin kampus sehabis bertemu dosen pembimbing skripsi. Alvin yang sedang menyantap makan siangnya tiba-tiba terkejut saat melihat Grace yang duduk disampingnya sambil memeluk lengan Alvin manja.

"Vin, ih kemana aja sih kamu, kangen ni"

"Sibuk lah, lagi ngerjain skripsi, mahasiswa teladan ni, mau lulus tepat waktu", seru Alvin jumawa.

"The best banget sih kamu, udah ganteng, pinter lagi"

Alvin terlihat cool sambil melanjutkan menyantap makanannya. Ia melirik sekilas ke arah Sandra yang merasa risih dengan kehadiran Grace.

"Hari ini kamu mau kemana? Kita nonton yuk, ada film baru yang bagus dibioskop", rajuk Grace manja.

Melirik sekilas kearah Sandra, Alvin merasa tak enak, karena hari ini ia ada janji menyelesaikan skripsi dengan Sandra.

"Sorry Grace, ga bisa. Lain waktu aja ya, aku harus menyelesaiin skripsiku. Aku lagi kejar jadwal sidang bulan depan, skripsiku udah masuk waktu deadline".

"Ih, tumben sih kamu ga asik begitu".

Grace memandang Sandra sinis, "selera kamu ga berubah kan Vin?"

Sandra yang tahu apa yang dimaksud Grace berusaha bersikap tenang.

"Kamu apaan sih? Ga baik ngomong kayak gitu", Alvin mencoba menenangkan Grace.

"Aku cuma ga suka aja kalau ada yang dekat-dekat sama kamu. Kamu cuma suka sama aku kan"

Grace duduk bermanja-manja ke Alvin, tangannya memeluk lengan Alvin yang kekar, terkadang ia memainkan jambang tipis diwajah Alvin.

Mereka tertawa, Alvin seperti membiarkan jari lentik Grace yang mampir di perut sixpack nya atau di wajah tampannya itu.

Sandra pura-pura tak peduli, ia hanya duduk sambil membuka laptop dan membiarkan jari jemarinya menari diatas keyboard laptop.

Sesekali Alvin mencuri pandang kearah Sandra, ada perasaan sakit waktu ia merasa Sandra tak perduli dengan kedekatannya bersama Grace.

Grace memang salah satu wanita yang pernah dekat dengan Alvin dan ia cukup berani memamerkan kemesraan mereka didepan umun.

Dulu bagi Alvin tak masalah, hanya saja sekarang ia merasa tak nyaman dengan perlakuan Grace terlebih melakukan itu dihadapan Sandra.

Lalu Alvin merasa pundaknya ditepuk oleh seseorang, "My brooo, pakabar?

Alvin lalu menyambut tepukan tangan teman dekatnya itu, Wisnu.

"Baik gue"

"Lo tumben kekampus mulu, ngejar setoran ya?".

Alvin tertawa, "yaahh you know kan bro".

Wisnu melirik Sandra sekilas, "Hai San, pakabar?"

Sandra yang merasa namanya dipanggil langsung menoleh, "baik", jawabnya sambil tersenyum.

Alvin merasa tak nyaman dengan tegur sapa diantara Wisnu dan Sandra, sebut saja ia egois, tapi ia tak ingin ada lelaki lain yang berpotensi menggoda Sandra, terlebih lagi dihadapannya.

"Eh ada Grace, makin cantik aja, ya ga bro", goda Wisnu.

Alvin cuma menggeleng-geleng kepalanya. Apa-apaan maksudnya menggoda Grace tapi sebut-sebut namanya.

"Gue denger lo udah mau ikut sidang bulan depan? Keren lo, tumben banget kepikiran pengen lulus".

"Gue cuma berpikir realistis, mau jadi apa lo kuliah lama-lama"

Sandra yang mendengar ucapan Alvin itu tanpa disadarinya menarik sudut bibirnya menampilkan senyum yang alami.

Alvin yang melihat gerakan bibir Sandra merasa menghangat dihatinya. Sandra yang selalu memotivasi dan membantunya untuk bisa lulus tepat waktu.

"Iya, tapi kamu jadi membosankan babe, cuma mikirin skripsi, ga mau hangout sama aku lagi", ucap Grace merajuk dengan gaya sok manjanya.

Perut Sandra merasa mual melihatnya. Sok imut banget.

"Sabarlah Grace, setelah Alvin lulus kan kalian bisa ena-ena lagi"

Bangke betul si Wisnu, apa maksudnya ngomong kayak gitu didepan Sandra. Wisnu dan Grace tertawa, Alvin hanya tertawa kikuk.

Sandra menggeliat gelisah dalam duduknya. Mulai merasa tak nyaman. Ingin sekali secepatnya pergi dari tempat itu, menghilang diantara pembicaraan yang tanpa bisa ia pungkiri membuatnya tersiksa, sakit hati tanpa bisa meminta pertanggungjawaban pada Alvin karena memang tak pernah ada komitmen apapun diantara mereka.

🌺🌺🌺

Diperjalanan pulang menuju tempat kost Sandra, tak ada pembicaraan tercipta diantara Sandra dan Alvin.

Sandra hanya fokus pada buku yang ia baca dan sesekali memandang kearah luar jendela, seperti mencari pelarian dari pemandangan dibaliknya.

Alvin tampak gusar dalam keadaan menyetir, entah mengapa dia merasa begitu tak nyaman dengan keadaan dimana Sandra hanya terdiam.

"San, lo ga kenapa-kenapa?"

"Kenapa-kenapa gimana?"

"Gapapa", Alvin salah tingkah, menggaruk tengkuknya yang tak gatal

"San..."

"Hmmm?"

"Lo marah ya?"

"Marah kenapa?"

"Marah sama gue"

"Marah untuk apa? Ga ada hak untuk gue marah sama lo"

Iya juga ya, marah untuk apa, bodoh betul Alvin ini.

"Tak pernah ada komitmen apapun diantara kita, rasanya ga pantas kalo gue harus marah"

Alvin mengangguk pelan, aahhh Sandra, mengatakan saat ia mengatakan hal itu membuatnya jadi sakit, semacam perih tapi tak berdarah.

"Maaf kalau gue belom bisa".

"Lo ga salah Vin, ga ada yang salah, toh dari awal memang ga ada hubungan spesial diantara kita".

Ya Tuhan, I'm definitely a bad boy. Tega banget gue kalau harus menyakiti hati Sandra.

Biarlah, nanti akan aku jelaskan sama Dia. Sandra pasti akan mengerti.

Alvin menggenggam tangan Sandra, "thanks ya, lo selalu ngertiin keadaan gue".

🌺🌺🌺

Sandra yang selalu ngertiin Alvin, tapi sering banget dimanfaatin sama Alvin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sandra yang selalu ngertiin Alvin, tapi sering banget dimanfaatin sama Alvin.

Main HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang