Main Hati - 30

59 6 0
                                    

Alvin merasakan kebahagiaan tak terkira, nyatanya, walaupun Sandra tak mengungkapkan langsung perasaannya, namun ia bisa merasakan betapa Sandra pun juga mencintainya. Ciuman yang ia rasakan dari bibir manis Sandra begitu lembut dan memiliki nyawa. Nyawa cinta terhadap perasaan Sandra untuk dirinya.

Ia telah berjanji pada dirinya, akan selalu menjaga Sandra, no matter what happens. 

Alvin kini telah berada di kamarnya, memang lelah dengan apa yang telah terjadi hari ini, namun hatinya bahagia. Ini adalah definisi bahagia sesungguhnya yang ia rasakan.

Jam sudah menunjukkan pukul 11.30 malam, tadi Alvin kembali ke apartment nya tak lama setelah mereka selesai makan malam. Walaupun merasa lelah, namun Alvin masih belum ingin tidur, rasanya masih sulit memejamkan mata. Rasa bahagia masih membuncah dalam dadanya. Ia masih menyeruput white coffee dari cangkir sambil sesekali mendengarkan demo lagu yang baru saja dikirim untuknya, karena ada band baru yang sedang dalam tahap penjajakan untuk dibuatkan album baru.

Sambil mendengarkan lagu tersebut, ponsel Alvin berdering dan menampilkan nama Sandra dilayarnya.

Belum sempat Alvin menyapa, sudah terdengar suara Sandra dengan suara agak tegang.

"Vin, sorry ganggu tidur kamu".

"Aku belum tidur, ada apa, San?" tanya Alvin khawatir karena mendengar suara Sandra.

"Barusan Siska telepon aku, dia di rumah sakit, dia dan Arnold mengalami kecelakaan, Vin".

Alvin terkejut, "Ya Tuhan, sekarang dimana mereka? Bagaimana keadaan mereka?"

"Siska baik-baik saja, hanya luka sedikit, tapi Arnold cukup parah, belum sadarkan diri, sekarang mereka ada dirumah sakit daerah Ciawi".

"Baiklah, kita kesana sekarang. Aku siap-siap dulu, 10 menit lagi aku susul kamu ya", ucap Alvin lalu ia segera bersiap dan segera menyusul Sandra di apartment yang berada tepat disebelah apartment Alvin.

Segera setelah itu, Sandra dan Alvin menuju rumah sakit tempat Siska dan Arnold dirawat. Udara malam itu terasa begitu dingin, apalagi mereka menuju ke wilayah yang memang bersuhu rendah dari Jakarta.

Sandra terlihat begitu khawatir di wajahnya, sedang Alvin mencoba untuk menenangkan Sandra dengan sesekali menggenggam tangannya. Namun wajah khawatir tersebut masih belum bisa hilang dari wajah cantik Sandra. 

"Maaf ya, Vin, aku benar-benar mengkhawatirkan mereka berdua", ucap Sandra merasa tak enak dengan Alvin, ia takut Alvin mengira bahwa ia khawatir dengan Arnold karena memiliki perasaan lain terhadapnya.

"Hei, tak perlu merasa tak enak, aku tahu kamu pasti mengkhawatirkan merasa, dan itu tidak masalah buat aku. Gapapa, San. Wajar kalau kamu merasa khawatir pada mereka", ucapan Alvin menenangkan perasaan Sandra.

Sandra menggenggam erat tangan Alvin yang masih dengan setia menggenggamnya. Dengan genggaman erat itu, ia bisa menyalurkan sedikit perasaan yang ada dalam dirinya.

Jalanan malam itu sudah tak sepadat seperti saat jam sibuk, mereka sampai hanya dalam waktu 30 menit, berbekal juga dari share loc yang diberikan Siska pada Sandra, membuat mereka semakin mudah menemukan lokasi rumah sakit itu.

Sandra dan Alvin berjalan melewati lorong rumah sakit sambil bergandeng tangan, Alvin benar-benar tak membiarkan Sandra lepas dari genggamannya, ia tahu bahwa Sandra merasa begitu khawatir dan panik akan kondisi kedua teman baiknya itu. 

Saat Sandra sampai di ruangan yang diinfokan oleh Siska, Sandra melihat Siska duduk dipojokan bangku, sambil sesekali menyeka air matanya.

"Siska, kamu kenapa ada di luar? Bagaimana keadaan kamu dan Arnold?" tanya Sandra terlihat begitu khawatir.

Main HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang