Main Hati - 15

118 9 0
                                    

Setelah sampai di Pontianak, Sandra dan
Alvin langsung menuju kantor cabang Poetra Grup yang ada disana.

Tak ada sambutan spesial untuk Alvin dan Sandra. Karena memang Alvin tak memberitahu siapa dirinya sebenarnya. Sandra pun juga demikian.

Berharap dengan demikian, mereka jadi lebih leluasa menggali informasi disana.

Pimpinan cabang disana pun acuh begitu saja dengan kehadiran mereka. Ia memang mendapat informasi bahwa akan ada utusan dari kantor pusat untuk menyelidii kasus fraud yang ada disana. Namun tidak memberikan informasi detil siapa yang akan hadir.

Sandra selama berada disana melakukan tugas dan bernegosiasi dengan baik. Alvin terkagum dengan cara Sandra melakukan pendekatan disana.

Awalnya, ia seperti dipersulit oleh pimpinan cabang disana, tak kehabisan akal, Sandra meminta informasi dari Rayyan contact person HRD disana. Akhirnya mereka bertemu diluar kantor karena jika didalam lingkungan kantor cabang, mereka tidak bisa mendapatkan informasi yang di mau.

Sore hari, Sandra dan Alvin harus kembali ke hotel. Karena akan banyak pekerjaan mereka dihari esok, Sandra memilih menghabiskan waktu dikamar hotel saja. Saat baru selesai mandi, pintu kamarnya diketuk, ia mengintip sekilas, ternyata Alvin yang datang.

"Makan malam yuk, kamu ga mau cobain makanan enak disini?", Alvin menduga Sandra pasti belum makan, karena mereka sempat terpisah untuk mengurus urusan yang berbeda.

"Aku capek Vin, lagi ga pengen kemana-mana".

"Yaudah kita makan di restaurant bawah aja yuk", ajak Alvin. "Mereka kalau malam gini bikin menu spesial".

Sandra terlihat enggan, "Ayolah San"

"Yaudah tunggu dulu, aku ambil dompet dan handphone sebentar".

Tak lama Sandra dan Alvin turun ke Restaurant di hotel itu, mereka memesan menu makan malam.

Sambil menunggu makanan datang, mereka terlibat sebentar membahas rencana besok dan tentang pekerjaan lainnya. Suasana diantara mereka sudah cukup cair dan menghangat, Sandra seakan sudah tidak terlalu memikirkan kejadian diantara mereka sebelumnya. Alvin pun tak ingin menyinggung-nyinggungnya karena takut mood nya Sandra akan berubah.

"Besok aku temeni ketemu Pak Mujo, dia cukup kooperatif bantu kita menyelesaikan masalah ini".

"Aku sebenarnya janjian sama Pak Mujo dihotel ini besok pagi Vin".

"Gapapa, itu lebih baik, biar tidak terlalu mencolok kalau kita mesti kekantor".

"Pak Mujo besok akan bawa berkas yang aku minta".

Alvin mengangguk sambil memakan makanannya, "kamu persiapkan saja stamina mu San, jangan terlalu capek, sepertinya besok akan cukup menguras tenaga".

"Thanks", Sandra mengucap sambil tersenyum.

Rasanya Alvin ingin melumat bibir pink Sandra itu, yang walau tanpa menggunakan lipstik namun warna alaminya tak pernah pudar dari sana.

Alvin menahan keinginannya untuk tidak berlaku hal yang membuat Sandra membuat tidak nyaman padanya, karena ia ingin Sandra kembali mencintainya tanpa paksaan, seperti perasaan Sandra padanya dulu. Dulu ia bisa merasakan betapa perasaan tulus padanya, namun sekarang yang ia rasakan Sandra seperti membuat jarak padanya dan sikap yang ditunjukkan Sandra tak lebih sikap seorang profesional dalam bekerja.

Ia sungguh masih mencintai wanita dihadapannya itu, Sandra yang masih begitu polos dan lugu yang ternyata masih melekat pada pribadinya, membuat Alvin selalu ingin melindunginya. Ternyata, sifat Sandra seperti itulah yang membuat Alvin bertekuk lutut. Ia mampu luluh oleh Sandra, hanya dengan sifat sederhana yang dimiliki olehnya.

Ia sudah tahu tentang status rekan kerja Sandra di consultant Lawyer itu. Walaupun saat ini tidak ada hubungan spesial antara Sandra dan Arnold, tapi ia bisa merasakan kalau Arnold memiliki perasaan lain terhadap Sandra. Terlihat dari bagaimana laki-laki itu diruang kerja Papinya kemarin.

Sial!!! Arnold bisa jadi saingan berat untuknya, apalagi saat ini ia merasa belum bisa menaklukan hati Sandra lagi. Ia masih bisa melihat cinta dimata Sandra untuknya, tapi mungkin perasaan itu tertutup, mengingat betapa brengseknya ia dimasa lalu. Apalagi kalau mengingat pertemuan terakhir mereka yang pasti membuat Sandra jijik padanya.

Alvin ingin membuat Sandra jatuh cinta padanya lagi, itu janjinya pada dirinya sendiri. Karena memang ia sudah mencintai Sandra sebelumnya, hanya waktu itu ia masih naif dan masih belum mau mengakuinya.

Alvin ingin membuat Sandra merasa kenyamanan lagi saat bersamanya, ia ingin Sandra merasakan perasaan yang dulu pernah hadir dihati wanita itu untuknya, tanpa terkesan menuntut dan memaksa. Alvin tidak ingin Sandra menjauhinya lagi. Setidaknya untuk saat ini, ia ingin menikmatinya tanpa gangguan apapun.

Bisa melihat wajah Sandra dari dekat seperti ini, terkadang membuat Alvin tersenyum sendiri, betapa ia merasa beruntung kala takdir bisa mempertemukan mereka kembali.

Biarlah, biar seperti ini dahulu, Alvin tak ingin serakah, kala Tuhan telah menjawab doanya selama ini, yaitu mempertemukannya dengan Sandra.

Alvin yang dulu selalu mempermainkan hati wanita, kini ia rela untuk bertekuk lutut dihadapan seorang wanita. Dulu wanita selalu mengejarnya, sekarang ia akan mengejar cinta wanita. Dulu ia yang digila-gilai wanita, kini ia benar-benar tergila-gila pada wanita. Hanya satu wanita.

Alvin kembali tersenyum kala mengingat betapa senangnya ia berada didekat Sandra lagi.

"Kamu kenapa Vin?"

Alvin menatap langsung ke mata coklat Sandra yang teduh, ia menatap mata itu dengan lembut. Sangat lembut malahan, sehingga Sandra merasa begitu berharga.

"Vin..., kamu sehat?"

"Aku cuma merasa bahagia aja San".

Sandra mengernyitkan alisnya, "bahagia kenapa?"

"Tuhan mengabulkan doaku".

Sandra hanya terdiam, namun raut wajahnya terlihat penasaran dan itu membuat Alvin gemas.

"Tuhan mengabulkan doaku, bisa bertemu kembali dengan yang telah pergi menjauhiku, hanya untuk bertemu kembali dengannya, Tuhan begitu baik"

Sandra menahan diri untuk tidak bereaksi berlebihan, namun raut merona diwajahnya tak dapat dibohongi, hatinya menghangat saat mendengat ucapan Alvin.

"San....maafin aku ya".

Sandra terdiam kaku, ia memang masih sakit hati dengan apa yang Alvin perbuat dulu.

"Aku udah maafin kamu dari dulu, Vin".

Alvin tersenyum, "Aku tahu kamu orangnya baik dan tulus, aku harap kita bisa..."

"Tapi maaf, hubungan kita saat ini hanya untuk profesionalitas pekerjaan, tidak lebih".

Alvin tak bisa menyembunyikan kekecewaannya, namun ia sadar, butuh waktu untuk mengembalikan perasaan Sandra yang sempat hancur karenanya.

"Aku tahu, aku juga tidak mengharap lebih saat ini. Tuhan telah menjawab doaku mempertemukan kita saja, itu sudah lebih dari cukup. Aku ga mau egois lagi, San".

Mendengar itu, ada perasaan lega dihati Sandra, namun ia juga tak bisa pungkiri, merasa sedih dan sakit kala Alvin tak mau berjuang untuk mendapatkan cintanya lagi.

Aahh... Dasar wanita. Tak pernah bisa ditebak bagaimana jalan perasaannya.

🌺🌺🌺

You smile, I melt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You smile, I melt...
-Alvin-

Main HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang