بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
"Cinta itu suci, tapi kadang cara salah mewujudkan rasa cinta itulah yang membuatnya ternodai."
- Geshya Maisara Az-Zahra
.
.
.
.
.Minggu ini adalah pekan ujian akhir semester, dimana anak-anak sekolah sebagian sibuk menyiapkan ujian.
Dan mungkin sebagian dari mereka ada yang tenang-tenang saja, entah sudah merasa pintar atau belajar dengan sungguh-sungguh, atau bahkan dari mereka berencana menggunakan cara curang demi mendapatkan nilai yang bagus. Tanpa harus bersusah payah belajar.
Tapi, karena ujiannya berbasis website yang dibuat oleh pihak sekolah. Dan pihak sekolah sudah memastikan bahwa, jika anak-anak sekolah sekarang 'sudah pintar', banyak yang menggunakan cara curang dengan menyontek ke internet.
Naudzubillah!
Sehingga, mereka membuat websitenya tidak bisa keluar aplikasi sebelum ujian berakhir. Hal itu membuat anak anak yang tak pandai soal IT merasa frustasi. Padahal mereka bisa belajar dengan giat untuk ujian, hanya mereka malas mempersiapkannya.
***
Akhirnya Geshya sampai di pekarangan sekolahnya, menyalami guru yang lewat dan menuju ruang ujiannya. Ia merasa senang karena datang lebih awal, karena biasanya ia selalu datang kesiangan.
"Enak juga dateng jam segini, haha.." ujarnya sembari bercermin di layar ponselnya.
Setelah itu, terdengar ada suara bariton memanggilnya, "Geshya!"
Geshya menoleh kebelakang, celingak celinguk, tapi tak menemukan siapapun disana. Ia lantas memegang tengkuknya, "Aneh, ada suaranya kok ga ada orangnya."
Ia mengedikkan bahunya dan menolehkan kembali wajahnya, lalu melanjutkan jalannya menuju ruang ujian.
"DOR!"
"ALLAHU AKBAR!" Geshya terperanjat karena kaget, seraya mengelus dadanya.
"Hahaha!" tawa seorang lelaki menggelegar ke seluruh lorong, untung sekolah masih sepi.
Geshya menoleh ke arah sumber suara tertawa, "Astaghfirullah, Gara!"
Lelaki itu menghampirinya, dengan keadaan masih tertawa terbahak bahak. Sedangkan, Geshya hanya memasang wajah datarnya menatap lelaki itu.
"Udah ketawanya?"
"Hahaha, kaget ya Sya? maaf hehe." lelaki itu masih terkekeh.
Tak lama, lelaki itu berhenti tertawa, tapi Geshya masih memasang wajah datarnya.
"Udah dong Sya, jangan masang muka gitu, gaenak banget diliatnya."
Sejujurnya, Geshya masih kesal tapi ia berusaha untuk sabar, hanya menghela nafasnya.
"Yaudah deh, aku minta maaf udah bikin kamu kaget." ucap Gara memelas.
Malas melihat wajah memelas lelaki itu, Geshya buka suara, "Huft, iya aku maafin, tapi lain kali jangan gitu ya!"
Mata Gara seketika berbinar mendapatkan maaf dari Geshya, "Makasih Sya, aku janji ga akan lagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAISARA AZ-ZAHRA
Teen FictionKisah seorang gadis 17 tahun, dengan menjalani hidupnya yang penuh dengan berbagai problema hidup, entah dari keluarga, sahabat, teman, bahkan masyarakat sekitarnya. Bersamaan dengan ia mulai berhijrah. Dan juga masa remajanya yang penuh dengan cin...